Hari Senin dalam Oktaf Paskah, Bacaan pertama Kisah Para Rasul 2: 14.22-32, Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi; Mazmur 33: 4-5.18-19.20.22, Bumi penuh dengan kasih setia-Mu; Bacaan Injil Lukas 24: 13-35, Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Karya Besar Paskah Dikerjakan Para Rasul Yesus, Kini Kita Teruskan sebagai Umat Allah
Oleh: Alfons Liwun *)
Selamat Paskah untuk para pembaca berkatnews.com, Keuskupan Pangkalpinang.
Empat puluh hari, puasa dan pantang, telah berlalu. Rangkaian perayaan dari Minggu Palma dan Trihari Suci serta Minggu Paskah, barusan kita lewati. Pesan Yesus di Kamis Putih, “lakukanlah ini menjadi kenangan akan Daku”, tak boleh sirna. “Sudah selesai,” amanat Yesus dari puncak Kalvari pada Jumat Agung, bukan berhenti total dalam mewartakan keselamatan Allah.
“Kubur kosong”, yang dialami para rasul-Nya pada Sabtu pagi, harus diperjuangkan untuk mengisi kekosongan ini. Dan puncak dari rangkaian ini, kemanangan Yesus dari alam maut kepada kehidupan baru, iman kita yang harus dihidupkan, sebagai pelaksanaan atas pesan Sang Guru, “lakukanlah ini menjadi kenangan akan Daku”. Itulah yang kita wartakan dan hidupkan dalam kekristenan kita.
Pengalaman para rasul yang dikisahkan Lukas dalam Kisah Para Rasul yang kita baca atau dengar hari ini, menunjukkan hakekat iman Kristiani, yaitu Petrus dan Yohanes melakukan apa yang menjadi kenangan akan Kristus di Gerbang Indah Bait Allah.
Orang lumpuh berjalan, melompat-lompat, untuk mengikuti Petrus dan Yohanes dalam Bait Allah untuk berdoa. Pengalaman Petrus dan Yohanes, sebuah pengalaman yang mengisi pengalaman mereka akan kubur kosong. Iman akan Yesus yang telah bangkit, itulah yang menguatkan mereka untuk hidup dan memberikan kesaksian mereka.
Pengalaman Petrus dan Yohanes akan kebangkitan Yesus, juga alami oleh dua orang murid-Nya dalam perjalanan mereka ke Emaus. Penginjil Lukas menegaskan bahwa keraguan iman dua orang murid ke Emaus perlahan-lahan terbuka. Mulai dari dialog baik antar mereka berdua maupun dengan “orang lain” yang tiba-tiba hadir dalam “berjalan bersama” mereka.
Pengalaman “berjalan bersama” ke Emaus, menunjukkan bahwa saling berdialog, saling mendengarkan, berdiskusi soal pengalaman akan Yesus di Yerusalem, ternyata tidak cukup. Bahkan, “orang lain” yang tiba-tiba hadir dan membentangkan kisah-kisah suci dalam Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru tentang karya Allah yang nampak dalam diri Yesus, pun tidak menambah kedua murid tersebut menjadi percaya.
Namun, proses yang mengarah ke sana perlahan-lahan membuka mata hati mereka. Dan tiba pada “makan bersama” menuntun kedua murid, harus cepat mengambil keputusan. Pengambilan keputusan lahir dari pengalaman-pengalaman kebersamaan selama di Yerusalem. Pengalaman inilah yang menjadi kenangan mereka membuka tabir nurani mereka menyadari akan kehadiran Kristus.
Saudara-saudari, pembaca berkatnews.com, pengalaman para murid Yesus menuntun kita untuk belajar dan menemukan iman akan Yesus yang telah Bangkit. Pokok iman kita ini, tentu harus mendorong kita untuk tetap mengisi kekosongan kubur, harus membantu kita untuk menghidupkan pengalaman iman, bukan sudah selesai ketika Paskah.
Pengalaman Paskah merupakan peristiwa kenangan untuk menghidupkan pelayanan, pengorbanan, kasih, dan kesetiaan akan iman seperti Petrus dan Yohanes, seperti kedua murid dalam perjalanan ke Emaus hingga akhirnya pulang kembali ke “Yerusalem” abadi, pusat komunio dan berpusat kita pada Kristus. Amin! ***
*). Staf PIPA Keuskupan Pangkalpinang