Batam-BerkatNews.com. Statistik peserta Jambore IV (JARI IV) menunjukkan Paroki Hati Santa Maria Tak Bernoda-Tanjungpinang sebagai kontingen terbanyak; bahkan dalam beberapa hal bisa dikatakan kontingen paling siap baik dari segi peserta maupun Pembina. BerkatNews.com merasa perlu untuk “membongkar” rahasia dibalik kesuksesan ini. Untunglah RD. Yustin masih ada waktu untuk diwawancarai. Berikut petikan wawancara BerkatNews.com dengan RD. Yustin:
Romo, kami ingin menggali kunci kesuksesan kontingen Paroki Tanjungpinang agar bisa menjadi masukan bagi paroki lain. Bisa Romo bagikan?
Baik, pertama memang kami tanamkan secara personal bahwa kami sudah komitmen ingin mensukseskan jambore ini. Kedua, kami melibatkan komunitas basis di awal agar kami memperoleh data real remaja kami. Jadi proses pendataan awal dilakukan di tingkat KBG. Selanjutnya proses semua animasi modul jamboree kami lakukan di tingkat wilayah.
Bagaimana proses animasi bahan Jambore IV ini Romo proses bersama tim?
Karena kami ingin animasi berjalan lancar, maka organ kami bentuk; yaitu panitia lokal tingkat paroki yang terdiri tidak hanya Pembina tapi melibatkan umat lain. Mereka yang kami bentuk ini bisa jadi tidak bisa hadir ketika acara Jambore di Batam, tapi mereka bisa membantu di tingkat paroki. Pak Narto, dkk adalah panitia lokal yang tidak bisa hadir di sini. Selanjutnya kami lakukan studi bahan modul animasi jambore sebelum kami terjun di tiap wilayah. Animasi pra-jambore kami lakukan di beberapa wilayah: Tanjung Uban, Kawal, Teluk Dalam, Batu 17 dan di Tanjungpinang sendiri yang terdiri dari 20 KBG kami bagi dalam 4 wilayah, jadi 1 wilayah ada 5 KBG. Proses animasi ini kami matangkan sebelum kami berangkat ke Batam, kami bertemu seluruh wilayah beberapa kali untuk pemantapan.
Bagaimana dengan pendanaan Jambore, yang tentu tidak sedikit Romo?
Luar biasa, dana kami tidak kesulitan. Semua umat merasa bahwa ini bukan tugas panitia atau Pembina jadi kami tidak ada membuat proposal dana keluar, semua dari kekuatan internal kami. Ya bisa berbagai bentuk, ada yang jualan makanan, ada yang mengamen, juga intensi khusus kolekte II untuk jambore ini.
Salah satu pesan Jambore I Rempang-Galang adalah adanya Jambore tingkat Lokal Paroki, dan Paroki Tanjungpinang sebagai paroki pertama yang sukses melaksanakan itu, bisa Romo sharekan prosesnya?
Iya benar sekali, kami membuat jambore lokal akhir tahun 2015 yang lalu. Dan peserta jambore lokal inilah yang menjadi motor utama untuk pergi ke jambore tingkat kevikepan ini. Waktu itu kami mengambil tema yang tentang Narkoba dan Traficking.
Romo, remaja kita sudah bersemangat dan bangga akan imannya, apa program paroki Tanjungpinang selanjutnya untuk para remaja ini?
Memang kami bertekad agar komunitas remaja itu tetap jalan, oleh karena itu komitmen rutin pembinaan di tingkat wilayah akan kami pertahankan. Nah, sekarang bagaimana kita membina pembinanya ini agar bisa komit mendampingi mereka. Kami juga berencana membentuk pengurus remaja tiap wilayah dan akan membuat pembinaan bagi pengurus tersebut…ya semacam LDK begitulah…
Baik Romo, terimakasih banyak atas share yang Romo berikan, semoga dapat menjadi masukan juga bagi paroki lain. Romo ada pesan untuk seluruh remaja di Kepri?
Sesuai dengan tema yang diusung pada jambore tahun ini, saya berpesan banggalah mempunyai Tuhan Yesus; karena Dialah andalan kita semua. Oke !!!
Terimakasih Romo, sampai jumpa kembali pada Jambore V Kevikepan Kepri nanti…
(costmust)
Foto campuran animasi pra-jambore dan saat jambore (foto credit : RD. Yustin)