Home Highlight Belajar Dari Pengalaman Misionaris Senior

Belajar Dari Pengalaman Misionaris Senior

by admin

Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD:
Belajar Dari Pengalaman Misionaris Senior

WALAUPUN menjadi ordinaris Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak tetaplah seorang anggota SVD. Pater Yoseph Jaga Dawan, Provinsial SVD Jawa, berceritera, bahwa ia pernah mendapat protes dari Bapak Uskup karena tidak pernah berkunjung ke tempatnya. “Saya juga ingin dikunjungi oleh Provinsial saya”, demikian kata Mgr. Hilarius, menurut ceritera P. Jaga Dawan. Walaupun tidak secara penuh, misionaris senior ini berkenan untuk hadir di dalam Kapitel Provinsi XII ini serta memberi beberapa masukan, berdasarkan pengalaman lapangan memimpin Keuskupan Pangkalpinang.

VISI Keuskupan Pangkalpinang adalah “Gereja Partisipatip” mewarnai seluruh pembicaraan Mgr. Hilarius dalam wejangannya. Dalam konteks Keuskupan Pangkalpinang, kehidupan menggereja menekankan pendekatan dan partisipasi aktip akar rumput. Sebagai medium pendorong partisipasi akar rumput tersebut, keuskupan menerapkan pengembangan Komunitas Basis Gerejawi (KBG) sebagai ujung tombak. Di dalam KBG, umat beriman diajak untuk terlibat aktip dalam semua sendi hidup dan karya pelayanan Gereja.

Merujuk ke Gereja Katolik Korea sebagai contoh, Mgr. Hilarius menekankan pentingnya memberdayakan umat akar rumput, karena dengan itu umat disadarkan akan tanggung jawabnya sebagai anggota gereja yang memiliki hak dan kewajiban. Mereka berhak mendapat pendampingan dan pelayanan pada semua aspeknya, pada sisi lain mereka berkewajiban untuk memelihara kelangsungan hidup gereja. Proses animasi kesadaran umat Allah ini digerakkan melalui pola pastoral ASIPA (Asian Integrative Pastoral Approach), yang melahirkan pola penggembalaan di Keuskupan Pangkalpinang dengan sebutan PIPA (Pangkalpinang Integrative Pastoral Approach). Inti penekanan ialah, bahwa hidup umat Kristiani harus berpusat pada Kristus yang menjiwai semua sendi-sendinya. Untuk itu, pada tahapan ini, umat Katolik keuskupan Pangkalpinang mengambil langkah pastoral yang berpusat pada Kitab Suci, dengan metode sharing tujuh langkah, yang diadopsi dari LUMKO, Afrika Selatan. Sharing tujuh langkah itu mencakupi: (1) mengundang Tuhan, (2) membaca Sabda, (3) merenung Sabda, (4) meresapi Sabda, (5) membagi pengalaman Sabda, (6) membuat niat aksi konkrit, dan (7) mempersembahkan niat dalam doa. Butuh waktu untuk meyakinkan umat, tetapi pelan-pelan semuanya mulai membuahkan hasil.

Perjalanan panjang menuju gereja partisipatip

Menyadari diri sebagai misionaris yang berakar pada Sang Sabda, dalam ikatan tak terpisahkan dengan Serikat Sabda Allah, Mgr. Hilarius mendorong para misionaris SVD untuk selalu mengambil pilihan bermisi di garis depan. Sesuatu yang sudah mapan sebaiknya ditinggalkan kemudian diganti dengan gerakan baru yang merintis karya misi baru, baik teritorial maupun kategorial, untuk mengembangkan umat Allah, dengan perhatian khusus pada kaum marjinal. Melalui pemberdayaan kaum marjinal ini, Gereja menemukan jiwanya. Justru dari masa akar rumput jenis ini, komitmen pelayanan dan panggilan bertumbuh subur, sehingga masa depan gereja tidak mencemaskan, karena anggota Gereja, baik umat awam maupun biarawan birawati dan para imam, memiliki tekad yang sama untuk membesarkan Kerajaan Allah.

Pada kesempatan ini juga, Mgr. Hilarius mengucapkan terima kasih terhadap partisipasi dari SVD dalam membangun Gereja di Keuskupan Pangkalpinang, sambil tetap berharap agar partisipasi ini tetap dipertahankan. Sampai saat ini, komunitas SVD masih tetap ada di Batam dengan tugas khusus kerasulan Kitab Suci. Di samping itu, SVD Centre juga menjadi tempat pelayanan kaum ekspatriat di Batam. Melalu pembicaraan dengan pimpinan Provinsi SVD Jawa, mulai tahun 2016 sebuah paroki akan diserahkan pengelolaannya kepada para misionaris SVD, yakni wilayah Bidaayu dan Pancur yang sampai saat ini masih menjadi bagian dari Paroki St. Petrus, Lubuk Baja. Dua puluh lima tahun sebelumnya (1992), misionaris SVD memulai paroki Lubuk Baja, di usia yang ke-25, paroki ini memecahkan diri sekali lagi dan menyerahkan paroki baru ke para misionaris SVD. Sebuah siklus misioner yang sering dihadapi oleh para misionaris SVD di seluruh dunia. (ap)

source: http://www.svdbiblecentre.org/

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.