“Malam ini (22/12), kita akan melalui empat upacara. Upacara pembukaan gerbang kerahiman Bapa. Upacara pemberkatan patung Bunda Maria; upacara pemberkatan Air Tri Tunggal dan upacara pemberkatan patung Santo Fransiskus Asisi”, ungkap Mgr. Adrianus Sunarko ofm mengawali kotbahnya.
Komplek Keuskupan Pangkalpinang dipenuhi kehadiran umat. Umat yang hadir itu memenuhi kursi-kursi dibawah tenda yang dipersiapkan untuk acara tahun syukur mendatang. Kali ini, kehadiran umat untuk merayakan Ekaristi pemberkatan gua dan patung Bunda Maria, taman doa, juga patung St. Fransiskus dari Assisi.
Perayaan Ekaristi dipersembahkan langsung oleh Mgr. Adrianus Sunarko, ofm, dan didampingi oleh imam-imam konselebran yang ada didalam maupun luar kota Pangkalpinang.
Perayaan Ekaristi diawali dengan pembukaan kembali Porta Sancta atau pintu kerahiman, dalam rangka 100 tahun keuskupan Pangkalpinang. Dengan dibukanya gerbang kerahiman ilahi, umat yang sering datang dan melewati gerbang ini mengalami kerahiman ilahi dari Bapa, ungkap Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang dalam pembuka kotbahnya.
Dalam khotbahnya, Mgr. Adrianus meminta umat yang datang berdoa di gua Maria ini, tidak hanya mendoakan untuk dirinya dan keluarganya, tetapi mendoakan juga untuk para imam, karena sesuai dengan nama Gua Maria ini yaitu Gua Maria “Ratu Para Imam”.
Gua Maria ini direnovasi atas perbincangan sederhana beberapa imam dan Romo Anton Moa langsung mengusulkan nama Yanto untuk mendesain dan merancang Gua Maria ini. Atas kesediaan Yanto, proyek pembangunan gua Maria ini dikerjakan dalam waktu beberapa bulan, bersama timnya. Yanto bersama keluarganya hadir juga dalam pemberkatan gua Maria itu. Romo Anton mempersilakan Yanto untuk mengungkapkan sesuatu selama proses mengerjakan gua Maria. “Ini adalah karya kita bersama, bukan karya saya”, cetus Pak Yanto di depan seluruh umat yang hadir.
Selain pemberkatan Gua Maria dan patung ang bunda, diberkati juga patung Santo Fransiskus Asisi dan sumber air yang bernama : “Air Tri Tunggal”. ***
Peliput: Risen Vincentius