Haul Gus Dur yang digagas para pemuda lintas agama di Batam digelar di kompleks Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA), Batam pada Jumat (21/1). Acara Haul Gus Dur ke-XII kali ini dibagi dalam beberapa kegiatan mulai dari perlombaan hingga Dialog Kebangsaan pada puncak acaranya.
Didapuk sebagai panitia inti acara Haul Gus Dur kota Batam kali ini adalah Pemuda Katolik. Dalam Dialog Kebangsaan yang mengambil tema “Merayakan Iman, Kemanusiaan, dan Kebangsaan bersama Gus Dur dan Romo Mangun”, mengahadirkan para pembicara dari tokoh-tokoh agama sebagai narasumber. Para tokoh agama yang hadir diataranya Ibu Alissa Wahid (puteri Alm. Gus Dur secara virtual), Uskup Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, Pandito Madya Suwarno (tokoh Buddha), Made Karmawan (tokoh Hindu), Soedarmadi (tokoh Konghucu), Bambang Yulianto (tokoh Islam sekaligus Wakasat Korwil Banser Kepri), dan Pdt. Haposan Sianturi (tokoh Protestan).
Dalam dialog tersebut, Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko mengawali sesinya dengan mengambil cerita yang ada dalam kata sambutan Gus Dur pada buku Romo Mangun “Menumbuhkan Sikap Religius Anak-anak”. Gus Dur mengangkat kisah dari khazanah sufi tentang seorah ahli ibadah yang tidak mau memberi minum pada kucing, hingga hewan itu mati. Di sisi lain ada seorang tukang maksiat, tetapi mau memberi persediaan minumnya yang terkhir kepada anjing yang kehausan tanpa mempedulikan keselamatan dirinya. Di akhirat ahli ibadah ini masuk neraka, sementara ahli maksiat tersebut mendapat ampunan dan masuk surga. Bapa Uskup mengegaskan, iman kepada Allah seharusnya tidak pernah bertentangan dengan kemanusiaan. Hal itulah yang bisa jadi menyatukan antara pemikiran Gus Dur dan Romo Mangun. Agama dan kemanusiaan tidak akan pernah saling bertentangan. “Kisah orang Samaria yang murah hati dalam Injil Lukas juga menyampaikan pesan serupa…” lanjut Bapa Uskup Seribu Pulau itu.
Sementara itu, Ibu Alissa Wahid mewakili Keluarga KH. Abdurrachman Wahid (Gus Dur) menyampaikan apresiasi kepada para pemuda lintas agama Batam, secara khusus tuan rumah Pemuda Katolik yang menjadi “Shohibul Bait” Haul Gus Dur ke-XII tahun 2021. Puteri Almarhum Gus Dur yang sering disapa Mbak Alissa juga berharap diskusi yang digelar dapat terus meneruskan semangat dan pemikiran Gus Dur dan Romo Mangun.
Selain Dialog Kebangsaan, puncak acara Haul Gus Dur juga diisi dengan kolaborasi paduan suara SMA Katolik Yos Sudarso Batam dengan Group Hadroh Syauqul Mustofa Pagar Nusa Batam. Kolaborasi menampilkan dengan apik lagu “Yaalal Wathon” oleh paduan suara SMA Katolik Yos Sudarso Batam diiringi tabuhan musik Hadroh, dilanjutkan dengan lagu “Betapa Kita Tidak Bersyukur” yang semakin menyemarakkan malam itu.
Kepala Sekolah SMA Katolik Yos Sudarso, Bu Sumiati, SPd, sebelumnya mengatakan bahwa SMAK Yos adalah satu dari empat SMA di Kepri yang mendapatkan predikat Sekolah Penggerak dari Kemendikbud RI. Menteri Nadim menempatkan Sekolah Penggerak dalam katalis mewujudkan visi pendidikan Indonesia. Gagasan ini untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Acara bertambah khidmat dengan penampilan aneka seni diantaranya puisi, pameran lukisan Gus Dur dan Romo Mangun, dan musikalisasi puisi dari para seniman Batam.
Hadir juga dalam Dialog Kebangsaan Haul Gus Dur ke-XII ini, ketua DPRD Kota Batam Bapak Nuryanto, SH., MH, Anggota DPD RI dari Kepri Bapak Haripinto Tanuwidjaja, para Romo Paroki dan suster-suster yang ada di Kota Batam.
Sekretaris Panitia Haul Gus Dur, Cosmas Eko Suharyanto menyampaikan bahwa acara Haul Gus Dur di Batam ini baru pertama kali dilakukan dengan tuan rumah komunitas Katolik dan dilaksanakan di Kompleks Gereja Katolik. “Kedepan kita harapkan acara ini akan menjadi acara rutin dengan tuan rumah bergilir dari komunitas-komunitas keagamaan lainnya yang ada di Kota Batam…” tutup Cosmas, yang juga sebagai Ketua Bidang Pemuda Katolik Komda Kepri. *** (Cosmas ES)