PANGKALPINANG, BerkatNews.com – Suasana hening menyelimuti perayaan Ibadat Jumat Agung di Gereja St. Bernadeth, Pangkalpinang, Jumat (18/04) pukul 15.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur sepanjang sore seakan menjadi pengiring duka, memperdalam makna kesengsaraan Kristus yang dikenang pada hari suci ini.
Tanpa diiringi lagu pembuka maupun penutup, ibadat dijalankan dalam keheningan yang penuh makna. Liturgi Jumat Agung terdiri dari Liturgi Sabda yang di dalamnya dibacakan Passio atau kisah sengsara Tuhan Yesus, dilanjutkan dengan Doa Umat Meriah, penghormatan salib, dan penerimaan komuni kudus.
Dalam homilinya, Pastor RD. Antonius Untung Sinaga mengajak umat untuk tidak sekadar mengenang penderitaan Yesus, tetapi juga menyadari kehadiran Kristus dalam setiap penderitaan manusia.
Suasana Ibadat Jumat Agung Paroki Santa Bernadeth
“Begitu sedih tadi kisah-Nya, melebihi kisah kita,” ungkap Pastor Untung. “Hari ini kita datang menghadirkan penderitaan Kristus, namun sebenarnya Kristus sedang menonton penderitaan kita.”
Ia menegaskan bahwa Yesus sungguh memahami setiap jeritan dan air mata manusia, sebagaimana saat Ia menangisi perempuan-perempuan Yerusalem. Penderitaan-Nya bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi hadir nyata dalam krisis yang tengah dialami umat saat ini—termasuk krisis lingkungan.
“Semoga melalui sengsara Tuhan ini, kita mengalami perubahan hati, dan semakin berhati-hati berjalan bersama Yesus,” pungkasnya.
Prosesi Penghormatan Salib dan Foto Bersama Petugas Liturgi
Ibadat ditutup tanpa kidung, namun justru dalam kesunyian yang dalam itulah umat diajak meresapi makna sejati pengorbanan Kristus. Keheningan yang menyelimuti menjadi pengalaman spiritual yang menyentuh hati dan meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh umat yang hadir.
Penulis: Veronika Suci
Editor : Tarsisius
