Rm. Antonius Suyata, MSF yang sering disapa umat Romo Toni, memberikan ucapan proficiat dan mengapresiasi umat KBG Sta. Elisabeth. Romo Toni menyampaikan bahwa ini adalah hal yang pertama kali di Sungailiat yang dibuat oleh KBG yang menginspirasi Romo Toni, semua umat KBG dan juga KBG lain.
Siapa bilang pesta itu harus serba mewah dan istimewa dari penampilan hingga makanan yang disajikan? KBG Sta. Elisabeth dari Hungaria Paroki Sungailiat yang memiliki wilayah di sekitar Desa Air Kenanga. Tahun ini KBG merayakan pesta pelindung mereka. KBG yang berpelindung Sta. Elisabeth dari Hungaria, yang biasa diperingati setiap tahun pada tanggal 17 November. Anggota KBG merayakannya secara sederhana.
Walaupun demikian, bukan berarti pesta pelindung KBG ini tidak memiliki persiapan dalam menyambut pesta pelindung KBG. Menurut informasi yang di terima Berkatnews dari ketua KBG Sta. Elisabeth, Angelika Yuliana bahwa mereka telah mempersiapkan pesta pelindung ini sudah 2 bulan sebelumnya.
Belajar dari kesederhanaan sosok Sta. Elisabeth Hungaria. KBG ini mencoba untuk memperkenalkan lebih jauh siapakah Santa Elisabeth kepada umat yang hadir dalam misa pesta pelindung KBG. Apalagi kepada anak-anak muda anggota KBG. Kepada semua umat yang hadir, drama tentang riwayat hidup Sta. Elisabeth dipentaskan oleh anak-anak dan remaja KBG. Drama yang mengisahkan riwayat hidup Sta. Elisabeth menjadi pilihan hiburan utama yang disajikan kepada segenap tamu undangan.
Selain untuk memperkenalkan tokoh Santa yang dilambangkan dengan Ratu yang membawa sebakul Bunga mawar itu, diharapkan umat KBG Sta. Elisabeth bisa belajar meneladani sikap hidup Sta. Elisabeth yang begitu sederhana, tekun dalam berdoa, murah hati , dipenuhi kebaikan dan cinta kasih ilahi. Dari riwayat hidup Sta. Elisabeth sebagai umat KBG yang sedang membangun Gereja Partisipatif, Santa Elisabeth menunjukan hidup yang berpusat pada Kristus, membangun persekutuan dan melaksanakan misi.
Seperti yang dikatakan oleh Sta. Elisabeth, “Sebagai pengikut Kristus, kita pun dipanggil untuk tergerak oleh belas kasihan melihat penderitaan sesama“. Demikianlah harapan umat KBG Sta. Elisabeth supaya dengan meneladani Santa pelindung KBG, merekapun bisa tumbuh dan berkembang dalam iman, harapan dan kasih seperti intensi misa yang dipimpin oleh Rm. Antonius Suyata, MSF, parochus Paroki Sungailiat.
Dalam misa, hadir sekitar 60 umat, juga hadir beberapa tamu undangan yaitu Sr.Thadea, AK, Sr. Riyantini, OSF, John Lasong (sekretaris PIPA Paroki Sungailiat) dan beberapa ketua KBG separoki Sungailiat.
Dalam perayaan ekaristi kudus, Romo Antonius Suyata, MSF yang lebih akrab disapa dengan Romo Toni itu menceritakan kepada umat tentang siapa sosok Sta. Elisabeth. Seorang Ratu yang begitu murah hati dan penuh kasih yang suka membagi-bagikan roti kepada orang-orang miskin dan juga membangun rumah sakit untuk mengobati orang-orang yang miskin dan terlantar.
Setelah misa, para tamu undangan disuguhkan tontonan menarik tentang drama riwayat Sta. Elisabeth yang diperankan oleh anak-anak BIAR, OMK dan orang tua anak. Walaupun menggunakan pakaian ala kadarnya dalam beradu akting di panggung, namun cukup menyita perhatian para tamu undangan yang hadir dalam acara itu.
Drama ini ditutup dengan lagu berjudul Persembahan Hidup, ciptaan Stefanus Yuda Pranata, seorang OMK KBG Sta. Elisabeth yang berprofesi sebagai guru agama katolik di sebuah sekolah swasta serta gerak dan lagu cuit-cuit pam-pam oleh seluruh kru drama. Selain itu, penonton juga dihibur lewat dance anime berjudul Idol yang dipersembahkan oleh Vin-vin seorang anak yang duduk di kelas 7 SMP.
Dalam sambutan, Rm. Antonius Suyata, MSF yang sering disapa umat Romo Toni, memberikan ucapan proficiat dan mengapresiasi umat KBG Sta. Elisabeth. Romo Toni menyampaikan bahwa ini adalah hal yang pertama kali di Sungailiat yang dibuat oleh KBG yang menginspirasi Romo Toni, semua umat KBG dan juga KBG lain. Karena melibatkan anak-anak dengan demikian mereka bisa mengenal lebih dekat siapa sosok Santa Pelindung KBG-nya. Romo Toni juga berharap bahwa umat KBG ini tetap bersemangat untuk melayani dengan kasih.
Acara di tutup dengan santap malam bersama disertai pembagian bingkisan anak-anak dan souvenir sederhana berupa jam meja yang bergambarkan sosok seorang ratu yang membawa sebakul roti. (xian).