Sabtu, 21 Oktober 2017 bertempat di hotel Aksi Pangkalpinang sebagai rangkaian inti Pekan Misi Nasional dilaksanakan seminar animasi misi untuk fasilitator oleh Tim KKM KWI dengan tema utama Misi di Jantung Iman Kristiani. Acara dibuka dengan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Vikjend Nugroho Krisusanto SSCC. Dalam homilinya menerangkan etimologi Misi dan sudut pandang dari Kitab Suci. Peran strategis fasilitator dalam perutusan harus sampai ke seluruh anggota komunitas.
Ketua KKM KWI Mgr Edmund Woga CSsR bersama timnya RP. Raymundus Sudhiarsa, SVD , RD. Markus Nur Widipranoto, RP. Simon Tenda CSsR, RD Antonius Bambang Doso Susanto, Bpk Yopy T dan Sdr Melissa , memulai acara tepat pukul 08.00 dengan sesi pertama dengan magisterium mandate dan memberi pertanyaan penuntun, pertama peran apa yang sudah dan yang ingin dilakukan untuk melakukan misi di tengah masyarakat, kedua langkah apa untuk merealisasikan pelaksanaan misi dan ketiga apa yang bisa dipelajari dari umat beriman lain ( beda agama ) dalam hal misi.
Sesi kedua dengan sharing dari peserta secara berkelompok untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut. Sesi ketiga diputarkan dengan contoh melalui video dokumenter kegiatan misi di daerah tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan satu pertanyaan pendalaman untuk kembali disharingkan dalam kelompok yaitu gerakan misioner apa dan bagaimana yang tepat dijalankan dalam situasi budaya,sosial dan kemasyarakatan di wilayah keuskupan Pangkalpinang . Sesi terakhir oleh Bapak Yopi sebagai awam mensharingkan bagaimana ia merasa ikut bertanggungjawab dalam hal perutusan untuk mewartakan kabar suka cita dan mengajak serta menyemangati peserta seminar bahwa tugas perutusan tanggungjawab semua umat kristiani dan timbul dari jantung iman kristianinya.
Acara ditutup dengan beberapa pesan oleh Mgr Edmund Woga, pertama umat belum sadar sebagai misioner maka perlu mencari jalan dan pengertian kepada umat bahwa misi adalah jiwa orang kristiani. Setelah menambah kesadaran tugas misi tidak boleh berhenti dan fasilitator harus bergerak menjalankan tugas misi sampai ke umat di komunitas dan harus berani keluar sampai ditengah masyarakat umat beriman lain. Kedua bahwa dalam bermisi Allah yang berbicara, konsekuensinya kita mempertanggungjawabkan apa yang dilaksanakan. Yesus mengumpulkan murid-muridnya agar saling mengenal dan mengetahui siapa Yesus sebenarnya selama 3 tahun. Menjalankan tugas pewartaan menghadirkan perjumpaan dengan Yesus kepada yang belum berjumpa. Yesus melatih muridnya selama 3 tahun tapi masih ada yang ragu-ragu setelah wafat.Pewartaan harus dilatih, belajar dan berusaha mendalami iman dan menghayati dalam hidup sehari-hari. Jadi tugas misioner dikerjakan oleh seluruh umat Kristiani. Ketiga licik seperti ular,tulus seperti merpati artinya harus mencari strategi yang mempan untuk melaksanakan misi kita. Tidak bisa pasif karena keuskupan Pangkalpinang memiliki misi gereja partisipatif. Ini yang harus dipegang teguh dan diberitahu kepada yang belum memahami maka dibuatlah bulan dan pekan misi untuk penyadaran umat untuk menjalankan misi.
Harapan Mgr Edmund, bulan oktober tahun depan agar keuskupan Pangkalpinang bisa secara mandiri melaksanakan berbagai kegiatan di Bulan Misi Nasional tanpa melibatkan KWI. Semoga ***
Galeri kegiatan: