BerkatNews.com~Bengkong. Anak dan remaja merupakan masa depan Gereja. Maju atau mundurnya Gereja Partisipatif dimasa yang akan datang ada di tangan mereka. Oleh karena itu, pembinaan anak-anak dan remaja mendapat prioritas yang sangat penting.
Sebagaimana yang tertera dalam buku ”Menuju Gereja Partisipatif” Pedoman Pastoral Keuskupan Pangkalpinang artikel 308 pasal 1, pembinaan anak-anak dan remaja yang berpusat pada semangat Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian (2D2K), merupakan wujud konkret dari Pembangunan Gereja Partisipatif dalam diri anak-anak dan remaja. Pembinaan anak-anak dan remaja harus diarahkan pada bagaimana melibatkan anak-anak dan remaja di komunitas-komunitas Basis.
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa keluarga merupakan sekolah rohani pertama bagi anak-anak dan remaja. Maka dalam hal ini peran orang tua sangat penting, namun realitasnya banyak keluarga-keluarga yang kesulitan dalam pembinaan anak dan remaja karena pelbagai alasan, seperti kerja, perkawinan beda agama, dan sebagainya. Karena itulah peran animator-animatris menjadi sangat penting.
Menyadari banyak animator-animatris yang baru dan belum mempunyai bekal yang cukup untuk mendampingi anak dan remaja di komunitasnya, ataupun animator-animatris yang ingin mengembangkan terus talentanya, maka pelatihan dan pemberdayaan animator-animatris menjadi agenda penting yang diprogramkan oleh PIPA Paroki St Damian Batam, sie Kerasulan Anak-Remaja.
Pelatihan diadakan pada hari Minggu 4 September 2016, di Batam Oase Centre (BOC), Tanjung Piayu, dengan tema “ Mengembangkan diri dalam pelayanan dengan semangat Kerahiman Illahi”. Diawali oleh RP Sargius Rusdi Santosa SS.CC membawa peserta mengolah Spiritualitas Pendamping BIAR melalui terang Kitab Suci dari Injil Matius, yaitu sebuah perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30). Seorang diberi talenta sesuai kemampuannya. Dan setiap pendamping (animator/animatris) juga diberi talenta dan kepercayaan. Tujuan kepercayaan itu untuk dikembangkan (bukan untuk disimpan), tidak mudah menyerah, memiliki motivasi, meskipun motivasi itu terkadang berbeda; karena terpaksa, ingin coba-coba, atau daripada tidak ada kerjaan di rumah, atau juga memang karena merasa terpanggil. Dalam perjalanan waktu melalui pembinaan dan pengolahan seseorang akan dibimbing sampai kepada kesadaran akan tugas perutusan melanjutkan misi Kristus (Yoh 20:21). Hal itu juga ditegaskan Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Galatia tentang buah-buah Roh. Roh Kudus memberi kekuatan yang memampukan para animator/ animatris untuk terus menerus membarui diri dan setia melaksanakan tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Sehingga para animator/ animatris bisa menghasilkan buah-buah Roh: kasih, Suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri ( Galatia 5 :22-23).
Seorang animator-animatris hendaknya juga menghidupi Tiga Bintang Sinode karena mereka yang akan menumbuhkannya dalam diri generasi kedepan. Semangat hidup para animator/ animatris yang berpusat pada Kristus, Yesus adalah Pokok Anggur Yang Benar, Yoh 15:1-8, hidup dan tinggal bersama Yesus ( Pokok Anggur dan animator/ animatris adalah ranting-rantingnya), berarti : 1. Hidup seperti Kristus, 2. Mengikuti gaya kerja Kristus, 3. Bersatu dengan Kristus ( menyatukan diri dengan Yesus dan kehendak-Nya dalam keheningan doa, kontemplasi, studi dan refleksi pribadi), 4. Pergi bersama Kristus ( ambil dalam tugas perutusan , dan berkorban dan menyerahkan hidup seperti Kristus). Dengan demikian, menjadi seorang animator/ animatris bukan hanya sekedar pendengar Sabda, tetapi sebagai pelaksana Sabda.
Setelah menggali panggilan perutusan Yesus dari Sabda, Romo Rusdi mengajak peserta untuk menguatkannya dalam Dokumen Gereja. Dokumen Ad Gentes art.36 tentang Kewajiban Misioner Segenap Umat Allah, menyatakan: “Sebagai anggota Kristus yang hidup, semua orang beriman, yang melalui Baptis, Penguatan serta Ekaristi disaturagakan dan diserupakan dengan Dia, terikat kewajiban untuk menyumbangkan tenaga demi perluasan dan pengembangan Tubuh-Nya, untuk menghantarkan selekas mungkin kepada kepenuhan-Nya (Ef 4:13).” juga ditegaskan dalam Dokumen Apostolicam Actuositatem 3 (AA 3): “Melalui dari pembaptisan dan penguatan semua umat kristiani mengemban tugas mulia, diutus Tuhan untuk merasul, dan dipersatukan menjadi Tubuh Mistik Kristus”.
Pada sesi berikutnya peserta pelatihan yang berjumlah 124 orang ini mendapat materi tentang bagaimana mengenali anak dengan karakter mereka masing-masing, dan memahami anak-anak yang mereka damping, yang disampaikan oleh Ibu Anastasia Eliati (Ibu Els), seorang psikolog dari Jakarta, yang sekarang aktif memberikan konseling kepada anak-anak di sekolah Budi Luhur. Pada sesi ini para peserta diajak untuk menjadi contoh bagi anak-anak. Berawal dari menjadi contoh bagi anak-anak yang sudah dipercayakan Tuhan pada kita, lalu menjadi contoh bagi anak-anak yang lain. Meskipun sebagian besar peserta tidak memiliki dasar pendidikan yang berlatar psikolog, atau pendidikan, tapi sebagian besar mempunyai motifasi melayani, merasa terpanggil, maka dalam praktiknya dalam pelayanan , seringkali peserta menghadapi anak-anak yang mempunyai energi lebih. Pada usia tertentu, anak-anak merasa menjadi “Raja dan Ratu kecil”, dan setiap anak akan melalui fase itu. Berkarakter keras kepala, mau menang sendiri, suka meledek, dan fase yang perlu perhatian lebih ini akan berulang pada saat mereka memasuki masa remaja. Masa dimana mereka ingin mencari jati diri dan eksistensi diri. Dan para peserta diajak untuk bisa memahami dan tetap mendampingi mereka.
Para peserta pelatihan juga diajak untuk menyadari bahwa setiap anak mempunyai kemampuan yg berbeda, karena perkembangan mereka juga berbeda, tergantung pada stimulus yang diberikan, kesehatan waktu dilahirkan, kemampuan orang tua, dan banyak variable lainnya. Sehingga para peserta dianjurkan untuk memberi kebebasan berkreatif pada anak-anak yang didampinginya. Selalu menggunakan kata-kata positif dalam setiap perkataannya.
Dalam sesi ini, para peserta juga diajak untuk mempelajari bagian-bagian otak dan fungsinya. Otak depan. Cerbral Cortex Cerebrum (Neo korteks): adalah bagian yg berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi, diantaranya menerima dan memproses informasi, berfikir, memahami dan mengeluarkan bahasa, merasakan dan mengendalikan fungsi motorik atau otot.
Otak tengah merupakan penghubung antara otak besar dan otak kecil, mempunyai fungsi untuk penglihatan, pendengaran, gerak mata, pembesaran pupil mata dan gerak tubuh. Otak belakang terletak pada batang otak. Struktur fungsi dasar kehidupan vital seperti pernafasan, pengatur detak jantung, mengatur tekanan darah, dan pusat reflex non viral seperti menelan, muntah, batuk, bersin atau tersedak. Otak manusia bagian bawah, yang berbentuk seperti ular, berfungsi untuk mengatur fungsi reflek, tapi jangan dikembangkan, karena akan mengakibatkan fungsi-fungsi reflex tidak akan berfungsi dengan baik. Neuron pada otak anak bisa terbentuk positif, jika anak merasa gembira, merasa dicintai, melakukan hal-hal yang menyenangkan, sehingga bisa berpikir, menganalisa, bertanya, mengontrol dan bijaksana. Tetapi neuron juga bisa berguguran jika anak diberi label negatif, dimarahi, sedih, dan tidak diterima, sehingga yang dihasilkan adalah rasa tertekan, curiga, pemarah tidak ingin dikalahkan dan senang kekerasan.
Setelah makan siang bersama, dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu pelatihan untuk susunan materi BIA dan kreatifitas pembinaan, yang disampaikan oleh Ibu Theresia Dana. Beliau sudah lama berkecimpung dalam dunia BIA di Paroki St Damian, sejak animator-animatris masih berjumlah 7 orang, dan sampai saat ini yang berjumlah sekitar 200 orang yang tersebar di Komunitas-Komunitas, dan beliau tetap setia mendampingi para animator-animatris di paroki ini. Beliau mensharingkan pengalamannya bagaimana berkreasi agar pertemuan BIA bisa menjadi sebuah kegiatan yang menarik bagi anak-anak. Para peserta diberi contoh-contoh kreasi dalam menyanyi, dalam berdoa, membuat sebuah cerita yang menarik, kreasi dalam persembahan, ataupun kreasi dalam aktifitas yang menarik (misalnya: membuat kolase, acara spontanitas, memberi tugas yang menarik, kuis, simulasi Kitab Suci, hasta karya, upacara pelepasan dengan potongan tapak kaki, salam kasih, memberi hadiah kecil utk yg ulang tahun, dll).
Pada akhir kegiatan tersebut, ucapan terima kasih dari koordinator Sie Kerasulan Anak dan Remaja PIPA St Damian, yaitu Ibu Asia Beda dan Ibu Evy Puspitosari, kepada Romo Jack SS.CC Direktur BOC Tanjung Piayu, Romo Cornelis Aroendati Gaga SS.CC, Pastor Kepala Paroki St Damian yang mendukung adanya kegiatan ini, Romo Rusdi SS.CC selaku Pastor Pendamping untuk Sie Kerasulan Anak dan Remaja Paroki St Damain, yang telah mendampingi dari awal sampai memimpin misa penutupan pelatihan, seluruh tim panitia yang sudah bekerja keras demi terlaksananya pelatihan ini, dan para peserta dan keluarga yang rela mengurbankan kebersamaannya bersama keluarga.
Dibalik wajah-wajah kelelahan pada peserta, terbersit keceriaan karena mendapat sesuatu yang baru yang menjadi vitamin bagi pelayanan mereka di komunitas mereka masing-masing. Semoga apa yang diberikan oleh para narasumber dan sharing dari sesam animator-animatris bisa memperkaya talenta yang mereka miliki, dan bisa menjadi bekal untuk tugas mereka selanjutnya. ***
Foto dok lainnya