Pekan Biasa ke XXX
Bacaan 1, Rm. 8: 26-30, Roh Kudus membantu kita dalam berdoa kepada Tuhan; Mzm. 13:4-6, Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan; Bacaan Injil 13: 22-30, Yesus berkeliling dari desa ke desa untuk mengajar, sebelum sampai di Yerusalem.
Oleh: RD. Fransiskus Paskalis, Pastor Keuskupan Pangkalpinang
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Sesaat setelah Yesus memberikan ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah melalui dua perumpamaan sekaligus; tentang biji sesawi dan ragi, tampaknya ada sesuatu yang mengganjal di hati para pendengar-Nya. Rupanya Kerajaan Allah itu, dimulai oleh kawanan kecil, yang mungkin tidak pernah diperhitungkan orang, tetapi terus bertumbuh dan berkembang menjadi besar dan luar biasa.
Mendengar kisah itu, para pendengar Yesus mulai kasak kusuk, sebab mereka menyangka hanya sedikit saja orang yang diselamatkan. Mungkin dia berpikir bahwa hanya sedikit saja orang yang diperkenankan untuk duduk dalam perjamuan sugawi. Oleh sebab itu, di tengah perjalanan menuju Yerusalem itulah muncul sebuah pertanyaan dari mereka, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”.
Atas pertanyaan orang itu, Yesus tidak memulai dengan perhitungan matematis, soal berapa banyak yang diselamatkan, tetapi justru pertanyaan orang itu, oleh Yesus dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan lebih jauh tentang Kerajaan Allah. “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak akan dapat”, demikianlah Yesus meminta mereka untuk selalu berusaha untuk masuk dalam Kerajaan Allah.
Jelas bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk masuk surga, tergantung usaha dan niat masing-masing orang. Kesungguhan untuk membangun sikap pertobatan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kesempatan yang ditawarkan oleh Yesus ini.
Gambaran Yesus tentang pintu yang sesak menunjukkan komitmen kita semua untuk selalu berjalan mengikuti Yesus dengan segala tuntutannya. Yesus tidak pernah menunjukan jalan yang mudah bagi para pengikitnya. Jalan salib adalah jalan yang ditempuh oleh Yesus, sebab itu para pengikut-Nya juga harus berjuang untuk menapaki jalan salib itu.
Yesus sendiri meminta agar para pengikut-Nya selalu berjuang tanpa mengenal lelah. Niat baik, usaha yang disertai dengan ketekunan inilah yang membuat kita mendapat bagian dalam Kerajaan Allah sesuai harapan Yesus sendiri.
Bagi saya, Injil hari ini menjadi kritik bagi kita semua yang telah dibaptis dan digabungkan dalam persekutuan Gereja Katolik. Menjadi kritik, sebab banyak umat yang merasa jika baptisan itu sudah cukup bagi mereka untuk memperoleh hidup kekal. Atas dasar pemahaman inilah, iman tidak dipelihara dengan baik. Iman yang merupakan anugerah istimewa dari Allah justru tidak dikembangkan.
Hidup beriman yang seharusnya dipupuk, malah menjadi rusak, karena orientasi hidup bukan pada Allah, tetapi pada dunia dengan segala macam tawarannya yang menggiurkan. Kita menjadi lupa diri, karena sudah dihimpit oleh segala macam kecemasan duniawi. Memang keselamatan itu terbuka bagi kita semua, tetapi bukan hanya melalui baptisan, melainkan menghidupi rahmat baptisan dalam hidup kita sehari-hari.
Yang perlu kita buat adalah membangun sikap tobat yang tulus dari hati. Jika hidup beriman kita masih sebatas Katolik KTP, maka Sabda Tuhan hari ini, menjadi teguran bagi kita semua untuk mulai menata kembali sisi rohani kita. Mari kita berjuang, agar kita semua boleh duduk semeja dengan Kristus sendiri dalam Kemuliaan-Nya. Amin. Salam Komunio! ***