Prapaskah IV, Bacaan pertama Yesaya 49-8-15, Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangun bumi kembali; Mazmur 145: 8-9.13c-14.17-18, Tuhan itu pengasih dan penyayang; Bacaan Injil Yohanes 5:17-30, Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Sabda-Nya Telah Menyelamatkan Manusia
Oleh: RD. Fransiskus Paskalis *)
Sanak keluarga yang terkasih….
Membaca dan merenungkan dua bacaan hari ini; Kitab Nabi Yesaya, dan Injil Yohanes, kita dapat menemukan benang merah yang menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara kedua bacaan suci ini.
Di tengah pembungan bangsa Israel, ketika tidak ada lagi harapan akan keselamatan, Tuhan meminta Nabi Yesaya untuk memaklumkan Sabda-Nya, untuk didengar oleh bangsa Israel. Sabda-Nya itu ialah rencana keselamatan-Nya kepada umat kesayangan-Nya.
Kendati mereka terpuruk, dan merasa bahwa Tuhan begitu jauh dari hidup mereka, justru Tuhan tetap menunjukkan betapa besar cinta-Nya kepada mereka. Ia yang setia dengan perjanjian-Nya, tidak akan pernah meninggalkan mereka sedetikpun. Itulah sebabnya, melalui Yesaya Allah dengan terang mengatakan bahwa Dia akan menyelamatkan dan menjadi penolong mereka. Ia akan membuat mereka mengalami sukacita, dan di mulut mereka akan keluar nyanyian kegembiraan dan sorak sorai.
Pada saat inilah, Israel menyadari bahwa Tuhan tidak pernah melupakan mereka. Bagaikan seorang ibu yang tidak melupakan anaknya, demikianlah Tuhan tidak pernah memalingkan wajah-Nya dari mereka.
Nubuat keselamatan inilah tampak secara nyata dalam sosok Kristus Yesus, sebagaimana Ia kumandangkan sendiri dalam Injil Yohanes. Di hadapan orang-orang sebangsa-Nya, Yesus menegaskan identitas-Nya, “bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan dengan demikian, Dia adalah Anak Allah. Kepada-Nya Bapa telah mempercayakan seluruh rencana keselamatan-Nya, bahkan kuasa itu menjangkau baik dunia orang hidup maupun mati.
Hal ini serentak menegaskan, bahwa Dia dan Bapa adalah satu, dan apa yang Dia kerjakan adalah murni kehendak Allah.
Bagi orang-orang Yahudi, perkataan Yesus membangkitkan amarah dan selanjutnya semakin mengukuhkan niat mereka untuk menghukum Yesus, tetapi tidak demikian dengan kita.
Sabda-Nya justru memberikan daya baru bagi kita, jika selama ini kita juga cenderung tertutup seperti orang Yahudi; tidak mampu melihat kehadiran-Nya, tindakan-Nya dan Sabda-Nya. Hanya dengan sikap penyerahan diri dan terbuka pada Sabda-Nya, kita mampu untuk melihat ungkapan cinta Bapa yang begitu mengasihi kita, dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Amin. ***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, Pastor kepala, Paroki Tanjungpandan-Belitung.