Bacaan 1, 1Yohanes 5: 5-13, Kesaksian tentang anak Allah; Mazmur 147: 12-13. 14-15. 19-20, Megahlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion!; Lukas 5: 12-16, Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta.
Ketika Kehendak Kita Sejalan Dengan Kehendak Allah
RD. Marcel Gabriel *)
Para Pembaca BERKAT News yang terkasih: Salam Sinode dan Salam Communio et Missio.
Kita berada dalam Hari Ketujuh Tahun Baru 2022. Inilah tahun di mana kegiatan pastoral kita menyatu dengan arah Gereja Sejagad. Dimana kita diberi kesempatan untuk ikut mempersiapkan Sinode Para Uskup Tahun 2023. Sekaligus inilah Tahun Misi, di mana kita sebagai Gereja Lokal (Gereja Setempat / Gereja Partikular) di Keuskupan Pangkalpinang melaksanakan bintang ketiga dari Gereja Partisipatif, yakni melaksanakan Misi, dengan dua indikator utama “solider” dan “peduli”.
Sementara secara Liturgis kita masih berada dalam pekan Penampakan Tuhan. Bingkai Liturgis dengan Bacaan dari Surat 1 Yohanes 5: 5-13, Mazmur 147: 12-13. 14-15. 19-20 dan Injil Lukas 5: 12-16. Bacaan-bacaan ini membukakan kepada kita sejumlah tindakan Allah, yang menjadi dasar dan inspirasi bagi kita untuk mewujudkan solidaritas dan kepedulian kita; sebagai bagian dari fokus pastoral Tahun Misi 2022. Berbagai tindakan Allah itu pertama-tama menjadikan manusia terhubung dengan Allah, dan dari hubungan itu, mengalir sejumlah berkat yang berguna bagi hidup manusia sebagai putera-puteri terkasih Bapa.
Hidup yang terhubung dengan Allah
Tentang kehidupan yang terhubung dengan Allah dan berbagai “buahnya” ditegaskan baik oleh Rasul Yohanes, oleh Pemazmur, maupun oleh Penginjil Santo Lukas. Rasul Yohanes menegaskan bahwa “tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah,” (1Yoh. 5: 5). Kita menemukan dari “kesaksian Yohanes” ini, bahwa “akses atau jembatan” yang menghubungkan manusia dengan Allah ini, terjadi melalui “iman.” Bahwa iman yang menghubungkan orang-orang dengan Yesus Kristus itu, mempunyai kekuatan yang dahsyat, sehingga orang-orang yang percaya itu “mampu mengalahkan dunia.”
Selanjutnya Rasul Yohanes juga bersaksi bahwa, “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup,” (1Yoh. 5: 11-12a). Oleh karena terhubung dengan Allah di dalam iman, maka orang-orang beriman diberkati dan dipercaya untuk menerima Anak Allah dan hidup kekal yang ada di dalam diri-Nya. Jadi, buah dari hubungan kita dengan Allah di dalam iman itu adalah pribadi Sang Anak Allah di satu sisi, dan di sisi lain ada hidup kekal yang tersedia di dalam diri Anak Allah ini.
Oleh karena Anak Allah ini hidup di dalam diri orang-orang percaya, maka Yohanes dengan tidak ragu-ragu menegaskan bahwa orang-orang percaya ini mampu mengalahkan dunia! Begitulah dahsyatnya hubungan kita dengan Allah sebagai orang-orang beriman!
Pemazmur, dengan konsentrasi pada Umat Pilihan Allah, menegaskan tentang apa yang dikerjakan Allah bagi orang-orang milik-Nya itu. Dari sisi “keamanan” Allah memperkuat pintu-pintu gerbang Sion. Dari sisi kesejahteraan, Allah memberikan semua hal yang diperlukan untuk hidup, baik untuk kehidupan jasmani yakni gandum, maupun untuk kehidupan rohani yakni Firman.
Tentang Firman yang menjadi dasar kehidupan rohani ini, mula-mula diberikan secara eksklisif, “hanya kepada Israel,” (Mzm. 147: 12-15. 19-20). Namun keistimewaan ini kemudian diperluas kepada segala bangsa (bdk. Rom. 3: 29; 11: 11; Kis. 13: 46). Penting kita camkan dari ayat-ayat ini, adalah bahwa peralihan warta Injil keselamatan itu kepada bangsa-bangsa lain itu terjadi karena (a) penolakan Israel dan (b) karena kehendak Allah untuk menyelamatkan semua manusia. Penolakan Israel menunjukkan bahwa aneka berkat dan kasih-karunia yang disediakan Allah diberikan kepada manusia dengan tanpa paksaan. Yang menerima, mendapatkan berkat, yang menolak ya tidak mendapatkan berkat (1Yoh. 5: 12b).
Hidup penuh Iman
Pengalaman orang kusta dengan Yesus di dalam Injil hari ini, mempertegas tawaran keselamatan ini. Orang kusta itu datang kepada Yesus, mencari pertolongan dengan kata-kata ini, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”, (Luk. 5:12). Selanjutnya Yesus menegaskan, bahwa penyembuhan orang-orang yang datang kepada-Nya dan mencari pertolongan-Nya itu adalah hal yang sejalan dengan kehendak-Nya, “Aku mau, jadilah engkau tahir”, (Luk. 5 13a).
Demikianlah kita melihat bahwa BERKAT dan KASIH-KARUNIA ALLAH dapat bekerja untuk menghasilkan keselamatan, hidup, dan pembebasan manusia, ketika manusia terhubung dengan Allah. Dan lagi, ketika kehendak manusia menyatu dengan kehendak Allah.
Semoga di dalam perjuangan hidup di masa pandemi Covid-19 dengan berbagai bencana dan bahaya yang mengadang kehidupan kita, kita tidak melewatkan kesempatan untuk mencari dan melaksanakan kehendak Allah yang selalu terbuka kepada kita melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Pengalaman penolakan Israel, yang antara lain menyebabkan bahwa keselamatan itu beralih kepada bangsa lain (Kis. 13: 6) memberitahu kita bahwa solidaritas dan kepedulian Allah tidak akan mendatangkan berkat dan keselamatan kepada kita, jikalau kita tidak berserah-diri kepada kehendak dan rencana Allah. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh orang kusta dalam Injil kita hari ini.
Karena itu, mari kita mohon doa Bunda Maria supaya dapat melaksanakan kehendak Allah yang menyelamatkan itu, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”, (Luk. 1:38). Amin!
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, kini menjabat sebagai Sekretaris General PIPA Keuskupan.