Bacaan 1, Rm. 7: 18-251; Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini? Mzm. 119: 66.68.76.77.93.94; Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu. Bacaan Injil, Lukas 12: 54-59. Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Membaca Tanda-Tanda Zaman
Oleh: Alfons Liwun
Bacaan suci hari mengetengahkan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan diprioritaskan duluan, sementara keinginan bisa ditunda dulu. Kebutuhan dan keinginan memerlukan pendeteksian dini. Sehingga mampu menentukan secara akurat antara kebutuhan dan keinginan.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, membicarakan hal yang sama. Kebutuhan spiritual dan keinginan fisik. Keinginan fisik adalah dosa dan kebutuhan spiritual ialah melakukan kehendak Tuhan. Terjerumus dalam keinginan fisik, maka akan berdampak pada maut. Mengutamakan kebutuhan spiritual akan berdampak pada pembebasan diri dari dosa. Dampak lanjut dari keinginan fisik ialah bencara moral dan kebutuhan spiritual adalah mengalami kebahagian hidup dalam Kristus Yesus.
Setara dengan Rasul Paulus, Yesus mengajarkan kepada khalayak ramai, tentang keputusan pribadi tentang membaca tanda-tanda zaman disekitarnya. Bahwa keberanian membaca tanda-tanda zaman dan memutuskan sendiri akan hasil dari “tanda-tanda zaman” ialah baik dan benar. Dan semestinya, hal yang sama juga tentang suatu kebutuhan mana yang diutamakan dan mana yang sekunder. Masa soal kebutuhan yang diutamakan dan keinginan yang sekunder, tidak dapat diputuskan, malahan dibiarkan dengan maksud dalam ketidakpastian.
Ketidakmampuan membuat suatu keputusan inilah yang sebenarnya dikecam Yesus dengan kata-kata, hai, orang-orang munafik! Kecaman Yesus ini terasa pedas sekali. Suara kenabian Yesus ini mau mengatakan bahwa keberanian membuat suatu keputusan harus memikirkan keutamaan: kebutuhan atau keinginan. Kebutuhan yang diprioritaskan akan membebaskan maut dan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Keinginan fisik, akan melahirkan dosa, dan jauh dari Tuhan.
Lebih lanjut, Lukas mengisahkan bahwa seseorang yang pergi menghadap penguasa, namun disinilah Yesus menekankan bahwa harus berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Artinya bahwa jalan damai akan membawa suatu sukacita, ketimbang pihak lain yang akan mengedepankan hukum yang menjeratnya.
Jalan damai adalah jalan sukacita. Jalan inilah yang menjadi kebutuhan yang diutamakan, ketimbang keinginan fisik yang membawa dampak buruk dalam hidup.
Bagi kita, sukacita dan damai merupakan kebutuhan utama. Kebutuhan ini juga merupakan kebutuhan spiritual: sukacita yang mendamaikan, membawa ketenangan bathin, dari pada keinginan fisik, yang membawa dampak memenjarakan jiwa. Kebutuhan fisik membawa dampak pada tubuh dan maut. Amin. Salam Komunio.***