BERKAT News Edisi Malam Natal Bacaan: Yesaya 9: 1-6. Mazmur 96: 1-3. 11-13. Titus 2: 11-14. Lukas 2: 1-14.
Merayakan Natal Di Antara Betlehem Dalam Ramal Versus Betlehem Dalam Amal
RD. Marcel Gabriel *)
Para Pembaca BERKAT News yang terkasih, Selamat Natal dan Salam Komunio.
Peringatan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus pada malam suci ini, mengingatkan kita semua akan suatu malam yang bersejarah. Malam yang bersejarah itu terlaksana di kota Daud, Betlehem, pada lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Pada waktu itu, Bunda Maria dan Santo Yosef berjalan dari rumah ke rumah di kota itu, sambil mengetuk pintu-pintu rumah dengan harapan, bahwa mereka akan mendapatkan sebuah ruangan bagi putera mereka yang segera akan lahir.
Penginjil Lukas melukiskan peristiwa itu, sebagai berikut. “Demikian juga Yusuf. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, – karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibingkusnya anak itu dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan, (Lukas 2 : 4-7).”
Betlehem dalam Ramal adalah sebuah kota yang istimewa. Diramalkan bahwa di kota itu akan bangkit seorang yang akan memerintah Israel. Lengkapnya ramalan itu adalah sebagai berikut. “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel, (Mat. 2:6. Mik.5: 2)”. Tafsiran atas ayat ini menunnjukkan, bahwa ramalan untuk diyakini kebenarannya oleh para pemimpin agama Yahudi pada masa itu, (Life Application Study Bible: Tindale House Publishers, Inc. Carol Stream, Illinois and ZONDERVAN Grand Rapids, Michigan, 1983. sv “Matthew 2 : 6” hal 1948).
Sekalipun demikian, Betlehem Dalam Amal berbanding terbalik dengan Betlehem Dalam Ramal. Maksudnya, keyakinan yang ada pada para pemimpin agama Yahudi tentang kebenaran Firman Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Mikah itu, ketika tiba waktu pemenuhannya, tidak muncul dalam tindakan (amal) orantg-orang yang sama itu. Tafsiran lanjut atas Mateus 6: 2 dan Mikah 5: 2 tersebut memberikan gambaran ini, “Ironisnya, ketika Yesus dilahirkan, para pemimpin agama ini jugalah yang melawan Yesus dan pengajaran-Nya. Ketika Mesias, yaitu Dia yang dijanjikan dan yang mereka nanti-nantikan itu akhirnya datang, mereka malah tidak mengenali Dia, (Life Application Study Bible : ibid).”
Sikap ironis dan tidak mengenal kedatangan Mesias ini, tidak hanya ditunjukkan oleh para pemimpin agama saja, tetapi juga oleh para penduduk kota Betlehem. Di kota itu, pada malam Natal, lebih dari 2000 tahun yang lalu, Bunda Maria dan Santo Yosef hanya menemukan palungan bagi Yesus. Mereka tidak menemukan tempat itu di rumah-rumah penginapan, di dalam hati orang-orang di kota Batlehem pada malam Natal yang pertama itu!
Saat merayakan Malam Natal dan Hari Raya Natal pada hari ini, kita secara otomatis terbawa ke dalam kenangan masa lalu, ke kota Betlehem, dengan situasi dan kondisi yang ironis, sebagaimana yang telah terjadi pada saat kelahiran Yesus itu. BERLEHEM DALAM RAMAL sudah terpenuhi secara sempurna, ketika Yesus Kristus, Sang Bayi Natal itu dilahirkan! Bagaimana dengan BETLEHEM DALAM AMAL-nya? Apakah terpenuhi dengan cara yang sama? Jawaban yang muncul adalah bahwa tidak selalu demikian. Karena pada saat kelahiran-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus bersama Bunda Maria dan Santo Yosef tidak menemukan tempat bagi mereka, baik secara fisikal di mana tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan, maupun secara spiritual di mana para pemimpin religius bangsa Yahudi, yang percaya akan terwujudnya ramalan Nabi Mikah (Mat. 2: 6. Mik. 5: 2) tidak menyambut-Nya tetapi malah menjadi lawan dalam hal pengajaran-pengajaran-Nya.
Dan pada hari ini, pada Malam Natal, 24 Desember 2021, dilema antara BETLEHEM DALAM RAMAL versus BETLEHEM DALAM AMAL ini akan menjadi pilihan saudara dan saya. Ketika saudara membuka hati dan memberi tempat bagi Yesus untuk masuk ke dalam hati dan hidupmu, sehingga dirimu menjadi semacam palungan bagi-Nya. Dan jikalau hal itu terjadi, maka layaklah saudara menerima ucapan “Selamat Hari Raya Natal,” dan boleh meneruskan salam itu kepada sesamamu. Amin (RMG). Semoga! ***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang dan Kini menjabat Sekretariat General PIPA Keuskupan Pangkalpinang