Home KATEKESE Renungan Harian Jumat 30 September 2022

Renungan Harian Jumat 30 September 2022

by Alfons Liwun

Edisi Pekan XXVI Tahun C/II; PW Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja; Bacaan: Ayub 38: 1. 12-21; 39: 36-38, Pernahkah engkau menyuruh dinihari datang? Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut?; Mazmur 139: 1-3. 7-10. 13-14ab, Ya Tuhan, tuntunkah aku di jalan yang kekal; Lukas 10: 13-16, Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.

Mata Rantai Keselamatan Dari Allah

Oleh: RD. Gabriel Marcel *)

Pembaca BERKAT News yang terkasih: Salam Komunio & Sinodal!

Akhirnya kita tiba pada ujung BKSN Tahun 2022, hari ke-30, dengan Peringatan Wajib Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja. Dari Pujangga Gereja ini, kita mewarisi nasehat luar biasa, yang menegaskan hubungan “Firman Tuhan yang tertulis” dengan “Firman Tuhan yang menjadi manusia,” melalui ungkapan, “Ignorantia Scriptura – Ignorantia Christi”. Dindonesiakan menjadi, “Tidak Kenal Kitab Suci – Tidak Kenal Yesus.” Dan Yesus yang peribadi-Nya kita kenal melalui Kitab Suci ini, menegaskan hal yang sangat penting pada hari terakhir Bulan Kitab Suci Nasional hari ini, berupa “mata rantai keselamatan” yang mempertemukan kita dengan Allah dan dengan sesama kita.

Mata Rantai Keselamatan

Adanya Mata Rantai Keselamatan ini dapat kita ketahui dari Injil hari ini, ketika Yesus setelah mengecam kota-kota orang Yahudi, menyatakan bahwa,”Barang siapa mendengar-kan kalian, ia mendengarkan Daku; dan ba-rang siapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barang siapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku, (Luk. 10: 16).”

Dari teks Lukas 10: 16 ini, kita tahu bahwa ada “mata rantai” yang menghubungkan kita sebagai para murid Kristus dengan diri-Nya dan dengan Allah, Bapa-Nya. Dan hubungan itu menjadi jelas ketika kita sebagai para murid Yesus, melaksanakan tugas perutusan kita yakni mewartakan Keselamatan tersedia pada Yesus melalui Injil-Nya!

Dari satu Mata Rantai yang berujung pada “Keselamatan di dalam Yesus,” ada mata rantai yang lain, menjadi satu kesatuan proses, yakni “Mata Rantai Pewartaan Injil” yang ketika diterima dengan baik oleh para pendengar, akan menjadi “Mata Rantai Pertobatan.” Selanjutnya, Mata Rantai Pertobatan ini akan membawa orang untuk berdamai Kembali dengan Allah dalam “Mata Rantai Pengampunan Dosa,” yang pada akhirnya menghasilkan “Mata Rantai Hidup & Keselamatan di dalam Yesus.”

Kemungkinan adanya Mata Rantai Yang Putus

Kemungkinan untuk terjadinya Mata rantai yang putus ini, dapat kita ketahui dari kecaman Yesus terhadap kota-kota orang Yahudi seperti Khorazim, Bethsaida, dan Kapernaum. Jelas dalam kata-kata Yesus ini, bahwa ada sejumlah mata rantai yang tidak dapat berfungsi, karena tidak ada kerja-sama dari pihak manusia. Inilah yang Yesus katakan, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung….Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati, (Luk. 10: 13. 15)!”

Belajar dari Ayub & Daud: Mata Rantai Yang Tetap Berfungsi

 Kalaupun bagi warga kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum, yang menutup diri terhadap warta Keselamatan dari Yesus dan para murid-Nya, yang menyebabkan bahwa Mata rantai Keselamatan itu sepertinya “gagal” atau “tidik berfungsi,” kita belajar dari keua tokoh panutan kita, yakni Ayub dan Daud. Di dalam hidup dan perjuangan mereka, sekalipun mereka harus mengahadai berbagai tantangan dan kesulitan hidup, kedua tokoh ini tetap berjuang untuk mempertahankan hubungan mereka dengan Allah. Sesuai dengan ungkapan kita dalam permenungan ini, di dalam hidup dan perjuangan Ayub dan Daud, Mata Rantai Keselamatan yang dimulai oleh Tuhan dengan Undangan Keselamatan melalui Pewartaan Firman-Nya, kita temukan bahwa Mata rantai itu tetap ada dan tetap berfungsi.

Dalam kegetiran hidupnya karena kehilangan harta milik, keluarga, dan kesehatannya karena cobaan iblis, Ayub tetap membuka hati untuk berbicara dengan Tuhan, (Ayub 39: 36-38). Daud pun tetap menjaga dan merawat serta merayakan hubungannya dengan Tuhan, karena menyadari bahwa hidupnya secara utuh terjadi karena rancangan Tuhan, (Mazmur 139: 1-3. 7-10. 13-14ab).

Demikian, mengakhiri BKSN tahun 2022 ini, mari kita mohon doa Santo Hieronimus, supaya dalam situasi apapun, kita tetap seperti Ayub dan Daud, yaitu tidak memutuskan Mata Rantai Keselamatan yang telah mempersatukan kita dengan Yesus dan dengan Bapa-Nya, dan dengan sesame sebagai bagian dari tugas-perutusan kita karena kita ada di dalam mata rantai tersebut. Amin! Tuhan Yesus memberkati!

*). Imam Keuskupan Pangkalpinang dan sekarang sebagai Sekretaris Jenderal PIPA Keuskupan.

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.