Edisi Hari Jumat Agung, Bacaan pertama Yesaya 32 : 13 – 53: 12. Mzm 31: 2. 6. 12-13. 15-16. 17. 25. Bacaan kedua, Ibrani 4 : 14-16; 5 : 7-9; Bacaan Injil, Yohanes 18: 1 – 19: 42
Berjalan Bersama Yesus: Dari Kematian Menuju Kepada Hidup
Oleh: RD. Marcel Gabriel *)
Para Pembaca Berkatnews.com yang terkasih : Salam KOMUNIO & Salam Sinode
Pada hari ini, Jumat, 15 Aprill 2022 merayakan Peringatan Wafat-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, Hamba Yahweh, yang dengan paripurna melaksanakan kehendak Allah demi keselamatan kita. “Sebagai taruk ia, Hamba Yahweh, tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering”. “Tuhan berkehendak meremukkan Dia”, dan “Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman, Hamba-Ku, itu sebagai orang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmat-Nya, dan kejahatan mereka Dia pikul, (Yes.53: 2a. 10. 11b ).” Namun kisah Sang Hamba Yahweh ini tidak berakhir. Kisah ini terus berjalan melewati pintu kematian untuk mengantar orang-orang yang menerima Dia dan yang percaya kepada-Nya, kepada kehidupan.
Keselamatan yang dimenangkan melalui penderitaan dan kematian
Keselamatan yang dimenangkan Tuhan kita Yesus Kristus melalui sengsara dan kematian-Nya ini, sesungguhnya adalah rancangan Allah sendiri. Dan rancangan Allah yang dikerjakan Yesus secara paripurna ini, hanya mempunyai satu tujuan, yakni demi keselamatan saudara dan saya. Hal ini kita temukan dalam Nubuatan berikut ini, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh, (Yes. 53: 5).
Pilihan Allah untuk berjalan Bersama Umat-Nya.
Jalan yang harus dilewati Yesus, Sang Hamba Yahweh, melalui penderitaan hingga wafat-Nya ini, merupakan pilihan Allah, yakni pilihan untuk berjalan bersama umat-Nya, pilihan untuk membawa Umat itu kepada kehidupan. Kepada pilihan yang telah dirancang oleh Bapa-Nya, dengan tujuan untuk keselamatan Umat inilah maka Yesus sebagai Hamba Yahweh, memberikan diri sepenuhnya untuk mewujudkannya. “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya, (Yes. 53: 7).”
Dengan demikian, penderitaan yang harus dijalani oleh Sang Hamba Yahweh ini merupakan sebuah pilihan Allah untuk berjalan bersama Umat-Nya, sebuah piilihan yang melibatkan Bapa sebagai perencana, dengan Putera atau Sang Hamba Yahweh sebagai pelaksana, dan kita Umat-Nya sebagai subyek untuk dibebaskan dalam proyek keselamatan Allah ini! Di dalam pelaksanaan pilihan ini, Tuhan kita Yesus Kristus mengikut-sertakan juga Maria, ibu-Nya, yang kemudian Dia berikan kepada Yohanes, murid yang dikasihi-Nya, untuk menjadi Ibu bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, (Yoh. 9: 26-27).
Dua Alternatif Pilihan : mana yang akan saudara pilih?
Dari pihak Allah, baik dari Allah Bapa maupun dari Putera-Nya, pilihan untuk berjalan bersama kita, umat-Nya ini sudah menjadi jelas dan final, dan sudah dilaksanakan secara sempurna melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Karena keselamatan kita bergantung kepada pilihan Allah ini, maka dari pihak manusia harus jelas juga tanggapannya : Apakah manusia membuka hati untuk berjalan bersama Allah atau menutup hati dan menolak untuk berjalan bersama Allah?
Sebagai bantuan untuk menetukan pilihan kita dalam rangka menanggapi pilihan Tuhan Allah untuk ‘berjalan bersama’ kita, dua pengalaman dari Firman Tuhan ini menjadi penting untuk kita!
- Dalam Surat kepada orang Ibrani ditegaskan tentang dua cara yang dapat kita ambil untuk Berjaan Bersama Allah, yakni Pilihan Pertama “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita, (Ibr. 4 : 14)”. Pilihan pertama bagi saudara dan saya untuk berjalan Bersama Allah ini, adalah teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sepanjang Masa Pandemi Covid-19 dengan protocol Kesehatan yang ketat ini, bagaimana kita mewujudkan pilihan untuk teguh berpegang pada pengakuan iman ini?
- Selanjutnya, Pilihan Kedua, dari Penulis Surat Ibrani ini, adalah “…marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya, (Ibr. 4 : 16). Olerh karena Pilihan Allah untuk Berjalan Bersama kita tersebut hanyalah sebuah inisiatif yang menuntut tanggapan atau kerja-sama dari pihak manusia. Nah, apakah sepanjang 40 Hari Masa Persiapan Paskah ini, kita mermbuka hati untuk datang menghampiri takhta kasih-karunia Allah supaya dapat memperoleh kasih-karunia dan pertolongan-Nya?
- Selain pilihan yang positif seperti yang ditunjukkan dalam Surat kepada orang Ibrani tersebut, Firman Tuhan dalam Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, menunjukkan bahwa manusia bisa membuat pilihan yang lain, yang justru bertentangan dengan Pilihan Allah. Pilihan ini dilakukan oleh para tua-tua bangsa Yahudi, Para Imam Kepala dan Ahli Taurat, yang menghasut khalayak ramai untuk memilih Barabas dan menolak Yesus. Pilihan khalayak ramai yang muncul dalam kasus pengadilan Yesus ini, bukanlah alternatif yang dianjurkan untu saudara pilih. Sebab, Ketika saudara memilih alternatif ini, maka Ziarah Hidup saudara akan berjalan dari kehidupan kepada maut. Pilihan yang mengantar saudara untuk melewati kematian menuju kepada kehidupan, hanya tersedia Ketika saudara membuka hati untuk menerima Yesus dan berjalan Bersama Dia. Jadi sekarang, tentukan pilihan anda: Berjalan Bersama Tuhan Allah atau Tidak Berjalan Bersama Tuhan Allah?
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, Sekretaris General PIPA Keuskupan Pangkalpinang