Hari Kamis dalam Minggu Prapaskah I, Tahun C/II.
Bacaan pertama Kitab Ester 4: 10a.10c-12.17-19, Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan; Mazmur 138:1-2a.2bc-3.7c-8, Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan; Bacaan Injil Matius 7: 7-12, Setiap orang yang meminta akan menerima.
“Allah Akan Memberikan Yang Baik Kepada Mereka Yang Meminta Kepada-Nya”
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)
Selamat pagi saudaraku tercinta,
Dalam Bacaan I (T.Est 4:10a.10c-12.17-19) dikisahkan, demi bangsanya (Yahudi) Ester bertekad menghadap raja. Walau resikonya ia bisa dihukum mati. Karena Ester berani menghadap raja tanpa diminta. Maka Ester berdoa: “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini”.
Dalam doanya, Ester mengingat dan mengimani sejarah keselamatan yang sudah dilakukan Allah atas bangsanya: “Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapakku bahwa Engkau ya Tuhan telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu.”
Dalam Injil (Mat. 7:7-12) Yesus melukiskan posisi kita dalam berdoa, sebagai orang yang membutuhkan dengan tiga kata kerja: minta, cari, ketok (ay. 7), dan melukiskan posisi Allah sebagai penjawab kebutuhan kita (doa kita) dengan tiga kata kerja juga: diberi, mendapat dan dibukakan. Yesus juga menegaskan bahwa Allah pasti mengabulkan permohonan kita, pasti memberi yang baik kepada umat yang meminta kepada-Nya (ay. 12).
Bagaimana dengan kita? Masa prapaskah adalah masa untuk membaharui relasi kita dengan Allah. Untuk itu kita dianjurkan mau melakukannya dengan berpuasa, berdoa, dan bersedekah. Namun kadang-kadang, kita memaksa Tuhan untuk mengabulkan doa-doa kita. Kita mau ini dan itu tetapi Tuhan tidak cepat menjawabnya, dan kita berpikir bahwa Tuhan tidak memperhatikan doa kita.
Padahal sebenarnya Tuhan itu memperhatikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Tuhan mengabulkan doa kita, namun dengan memberi yang baik dan sesuai kebutuhan kita, bukan yang sesuai keinginan kita. Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan (Mat. 6:8). Jadi, kita boleh meminta tetapi Tuhan memberi apa yang kita butuhkan.
Ester dalam bacaan pertama mengingatkan kita bahwa kalau kita berdoa, kita butuh iman: “Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau ya Tuhan telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa.” Dalam iman itu Ester menempatkan Tuhan sebagai penolong yang selalu ingat akan umat-Nya. Ester berdoa: “Datanglah penolongku”, “Ingatlah kami.”
Yesus juga mengajarkan agar kita berani dan mau memohon kepada Tuhan: meminta, mencari dan mengetok, dan Tuhan pasti “menjawab”, permintaan, ketukan, pencarian kita. Allah selalu dan penuh kerinduan menunggu kita datang kepada-Nya. Tetapi kita harus sadar bahwa jawaban Tuhan hanya jawaban yang baik, yang lebih baik, bahkan yang paling baik, dan sesuai dengan kebutuhan kita, bukan sesuai keinginan kita. Tuhan hanya dapat memberikan yang paling baik untuk kita. Yesus membandingkan Allah secara ekstrim dengan manusia yang jahat. Manusia yang jahat saja memberikan yang baik kepada anak-anaknya yang meminta. Allah jauh lebih baik, karena Allah tidak pernah menolak permintaan kita, justru Allah rela mengoreksi permintaan kita yang salah. Karena itu Ia akan memberikan dan hanya memberikan yang baik kepada kita, sesuai kebutuhan kita.
Jadi kalau kita tahu bahwa Allah akan memberikan yang baik kepada kita, mengapa masih meragukan Allah? Bukti sudah ada di mata kita. Seluruh ciptaan diadakan dan diberikan kepada kita dalam kondisi sungguh amat baik (Kej. 1:31). Allah tidak memberi bumi yang rusak kepada kita. Ketika kita berdosa, Allah memberikan anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita (Yoh. 3:16-17). Allah selalu memberikan pengampunan dan penebusan sebagai tanggapan atas dosa yang kita lakukan. Allah bagaikan seorang Bapa yang selalu menunggu dengan rindu, dan siap menyambut anak-Nya yang hilang, kembali (Luk. 15:20). Bahkan anak yang berdosa kembali kepada-Nya dipulihkan martabatnya sebagai putera, diberi tempat di dalam hati, di rumah Bapa dan dipestakan (Luk. 15:22-24). Masihkah kita menunda untuk kembali kepada Bapa? Masa prapaskah kesempatan emas bagi kita untuk memulihkan martabat kita. Bertobatlah dan percayalah pada Injil, menjadi jalan yang tepat selama masa retret agung ini. Semoga, Tuhan memberkati. ***
*). Guru Agama Katolik mengajar di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang