Pekan Biasa II, Tahun C/II.
Peringatan fakultatif St. Fabianus, paus dan martir; dan St. Sebastianus, martir
Bacaan pertama, 1Samuel 18: 6-9; 19: 1-7, Saul berikhtiar membunuh Daud; Mazmur, 56: 2-3. 9-10a. 10b-11.12-13, Kepada Allah aku percaya dan tidak takut; Bacaan Injil Markus 3: 7-12, Roh-roh jahat berteriak, “Engkaulah Anak Allah”. tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia.
Sukses Daud Dan Kebencian Saul
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi *)
Salam sehat saudara-saudariku tercinta,
Bacaan pertama (1Sam. 18:6-9; 19:1-7) menampilkan tokoh Saul dan Yonatan anaknya yang bertolakbelakang karakternya. Saul diliputi rasa iri dan marah kepada Daud yang semakin populer di mata rakyat. Ada rasa khawatir jabatan raja akan jatuh ke tangan Daud. Sedang Yonatan penuh rasa kasih khususnya kepada Daud yang ia jadikan sahabat. Yonatan mencoba menjadi mediator antara Saul, ayahnya dan Daud, sahabatnya. Ia berhasil melunakkan hati Saul sehingga tidak jadi membunuh Daud dan membawa Daud kembali mengabdi Saul.
Bacaan Injil (Mrk. 3:7-12) menampilkan Yesus yang namanya semakin tenar sehingga ia selalu dicari dan diikuti oleh banyak orang dari pelbagai tempat. Mereka datang untuk mendengarkan ajaran-Nya, juga mengharapkan disembuhkan dari pelbagai penyakit dan kuasa roh jahat. Yesus walau semakin tenar dan semakin repot tetapi tetap melayani orang banyak dengan sukacita. Ia tegas melarang setan mewartakan siapa diri-Nya.
Dalam hidup sehari-hari, rasa iri dan marah selalu mewarnai hidup kita. Begitu juga godaan ingin semakin terkenal juga melekat dalam diri kita. Apalagi dengan hadirnya media sosial yang semakin canggih yang sangat mendukung keinginan kita untuk makin dikenal. Tinggal memposting foto diri dan aktivtas, beres sudah. Maka tidak heran jika medsos juga dimanfaatkan untuk menyebar hoax dan fitnah.
Hari ini kita diajak untuk mampu mengelola diri dan dalam memanfaatkan medsos. Ketika semakin terkenal kita diminta untuk seperti Yesus yang tetap mau melayani dan bertindak tegas ketika tahu ada yang mau menyalahgunakan ketenaran kita.
Kita diajak untuk saling menghargai sesama sehingga dapat menjauhkan diri dari sikap iri dan marah, ketika melihat orang lain lebih sukses. Kita harusnya turut bersyukur karena ada orang yang sukses dan prihatin ketika ada orang yang menyalahgunakan medsos. Kita perlu belajar dari kesuksesan Yesus dan kebencian Saul serta tindakan Yonatan sebagai mediator perdamaian. Semoga, Tuhan membetkati. Amin! ***
*). Guru Agama Katolik mengajar di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang