Home KATEKESE Renungan Harian, Kamis, 23 September 2021

Renungan Harian, Kamis, 23 September 2021

by Alfons Liwun

Oleh: Alfons Liwun

Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

PW Santo Padre Pio dari Pietrelcina, Imam

Bacaan 1: Hag. 1: 1-8

Bacaan Injil: Luk. 9: 7-9

BERUSAHA SUPAYA BERTEMU DENGAN YESUS

Semasa hidup Yesus, orang yang berusaha supaya bertemu dengan Yesus adalah orang-orang kecil. Orang-orang yang terpinggirkan secara sosial. Seperti orang sakit, orang buta, orang miskin, orang kusta, anak-anak, perempuan-perempuan, dan lain-lain. Orang-orang yang berkelas menengah ke atas terhitung. Orang-orang ini pun berusaha untuk bertemu dengan Yesus, karena secara publik dianggap sebagai orang-orang yang memberdayakan orang-orang kecil. Zakheus, misalnya. Mereka yang memiliki kedudukan, jabatan terhormat, jarang dan mungkin tidak pernah.

Deretan orang-orang yang mau berjumpa dengan Yesus itu, mereka menginginkan sesuatu. Ingin sembuh dari penyakit. Ingin mendapat dukungan dari Yesus. Ingin dikuatkan secara rohani dengan mendengarkan pengajaran dan mukjizat Yesus. Bahkan mereka berjuang datang untuk ingin bertobat dalam pelukan kasih Yesus. Disinilah, Zakheus sebagai salah satu contoh yang berusaha untuk berbalik kepada Allah. Metanoia.

Berusaha supaya bertemu dengan Yesus, seperti bacaan Injil hari ini (Luk. 9: 7-9), jauh berbeda. Beda keinginan, beda cita-cita. Herodes, tokoh yang dikisahkan Penginjil Lukas, 9: 7-9, memiliki keinginan bertemu dengan Yesus karena dia sendiri merasa cemas. Cemas (anxiety) adalah sebuah perasaan gugup atau gelisah.Perasaan ini dialami Herodes (dibaca: Herodes Antipas hidup sebelum 20 SM – setelah 39 M), raja wilaya Galilea dan Perea karena dia mendengar desas desus tentang tokoh hebat yang muncul, yang dianggapnya sebagai pengganti kedudukannya.

Penginjil Lukas menyebut tokoh-tokoh yang muncul, seperti Yohanes Pembaptis, Elia, dan salah satu dari nabi-nabi yang dipandang Herodes sebagai musuhnya. Tokoh-tokoh ini ditolak Herodes, karena ketika menyebut tokoh-tokoh itu, dalam benak Herodes, mereka telah tiada lagi. Apalagi, Yohanes Pembaptis sendiri telah dipenggal leher oleh Herodes. Karena itu, Herodes kurang terlalu yakin dan percaya akan desas-desus itu.

Herodes begitu takut dengan tokoh-tokoh ini. Tetapi entah siapa yang menceritakan (Penginjil Lukas, tidak menyebut orangnya) bahwa yang dimksudkan tokoh itu adalah Yesus, Herodes berusaha untuk menjumpai Yesus. Ingin dan berusaha bertemu Yesus, namun dalam posisi takut. Takut karena kekuasaannya diambilalih. Padahal yang dipikirkan Herodes itu, hanya ilusi ketakutan. Karena saking takut, gelisah, dan cemas inilah, dia berusaha supaya bertemu dengan Yesus. Ingin bertemu dengan Yesus, memiliki niat yang berbeda. Beda dengan orang-orang kecil. Ketika orang kecil berusaha untuk menjumpai Yesus agar mengalami sesuatu yang baru dalam diri mereka, Herodes sendiri memiliki niatan yang berbeda.

Herodes berusaha untuk bertemu dengan Yesus, dengan niat yang jahat. Ingin menghabiskan Yesus. Sayang, kedekatan dengan kekuasaan semestinya ingin untuk melayani publik dengan tulus, malahan mau menghancurkan orang lain. Itulah Herodes. Gelisah yang akut, menutup kemungkinan berbuat kebaikan. Kecemasan yang berlebihan justru harus diolah supaya lebih peduli dan menghargai orang lain. Menerima orang lain apa adanya, bukan ada apanya! Ini soal maindset.

Bagi kita, berusaha supaya bertemu dengan Yesus adalah hal yang mendasar. Karena Yesus adalah Juruselamat kita. Dialah, tujuan keberpusatan kita. Dalam keberpusatan kita, Dia dan kita menyatu menjadi satu. Kesatuan kita dengan Dialah, menguatkan, mengokohkan serta meneguhkan harapan, kasih, dan cinta kita untuk hidup lebih bermakna lagi. Kecemasan, kegelisahan, dan ketakutan diubah-Nya menjadi sukacita. Inilah yang diwartakan.

Santo Padre Pio (foto: discerninghearts.com)

Santo Padre Pio, seorang Imam dari  Pietrelcina pernah mengatakan dengan mengutip kata-kata dari St Theresia dari Kanak-kanak Yesus demikian: “Saya tidak ingin memilih antara mati atau hidup, tetapi biarkan Yesus melakukan apa yang Dia suka dengan saya.” Saya melihat dengan jelas bahwa ini adalah gambaran dari semua jiwa yang dilucuti dari diri dan dipenuhi dengan Tuhan… Apa yang dikatakan St.Theresia harus dikatakan oleh setiap jiwa yang berkobar dengan cinta Tuhan.”

Sekarang kita tinggal memilih. Berusaha supaya bertemu dengan Yesus dengan niatan seperti Herodes atau seperti orang-orang kecil? ***

Salam komunio.

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.