Bacaan 1, Zef 3:1-2.9-13, Keselamatan dijanjikan kepada semua orang yang hina-dina; Mazmur 34:2-3.6-7.17-18.19.23, Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarnya; Bacaan Injil Matius 21: 28-32, Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya.
Mau Pilih dan Ikuti yang Mana
RD. Zakarias L. Ujan*)
Tidak terpisah dari “Jalan menuju kesempurnaan” rintisan Yohanes dari Salib ini, menantang kita pertama-tama, menghadapi pilihan atas dua kelompok manusia yang dinubuatkan dalam bacaan pertama.
Zefanya dalam 3:1-2.9-13, menegaskan kecelakaan bagi pemberontak dan pencemar. Bagi yang tidak mendengarkan teguran dan tidak peduli akan kecaman. Bagi yang tidak percaya dan menghadap Tuhan Allah. Yang angkuh dan congkak serta yang sombong disingkirkan. Itulah kelompok manusia pertama.
Terlepas dari kelompok di atas itu, ada kelompok lain yang disebut sisa Israel. Kepada mereka diberikan bibir lain yang bersih untuk menyerukan nama Tuhan dan beribadah kepada-Nya; dan membawa persembahan kepada Tuhan. Hidup suatu umat yang rendah hati, lemah, dan mau berlindung pada Tuhan. Mereka tidak melakukan kelaliman dan pembohongan. Tidak punya lidah penipu. Mereka bagaikan kawanan domba. Merumput dan berbaring dengan tenang. Tak ada yang menggangu mereka. Mereka adalah sisa Israel, kelompok manusia yang hidup benar dan lurus di hadapan Tuhan, setia dan takwa kepada Allah.
Lebih lanjut dalam Injil Matius (21:28-32), kita dihadapkan pula dengan dua tipe manusia. Kitapun mempunyai pilihan. Butuh kebijakan untuk menjatukan dan menentukan pilihan.
Ada ajakan dari orangtua untuk bekerja. Kedua anak yang dimaksud harus memberikan jawaban. Jawaban yang dicermati berbeda untuk kedua anak itu. Perbedaan jawaban dan kehendak untuk menjalani tugas itu mencerminkan ketegasan, kejujuran dan kemauan dari kedua anak itu.
Dan kita pun ditantang untuk memilih. Pilihan kita harus berdasar dan beralasan untuk mempertegas motivasi pilihan kita. Kita harus bijak memilih, antara “ya tapi tidak” dan “tidak tapi ya”. Jauh-jauh sebelum itu, kita harus tetapkan pilihan. Agar kita tidak membingungkan orang lain, kita sendiri harus tetap dan pasti pada pilihan. Disinilah nampak dengan jelas tanggungj awab kita. Tanggung jawab atas pilihan menjadi bagian dari kesaksian hidup dan kerja kita.
Masa adventus menjadi masa persiapan untuk menyambut kedatangan Mesias. Kita memang bertanggungjawab atas pilihan kita. Mana yang benar dan layak sebagai bagian dari persiapan kita. Semoga kita tepat membuat pilihan dan pilihan yang benar mendatangkan sukacita untuk menyambut Tuhan. Semoga Tuhan memberkati kita. Amin.***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang