Hari Biasa Pekan Prapaskah II:
Bacaan pertama Yesaya 1:10.16-20, Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan; Mazmur 50: 8-9.16bc-17.21-23, Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah; Bacaan Injil Matius 23: 1-12, Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.
Bertobat dan Belajar Berbuat Baik
RD. Zakarias L. Ujan *)
Bertobat artinya suatu tindakan pribadi (perorangan) untuk memperbaiki hidup dan membangun relasi yang baik kembali dengan Tuhan. Memperbaiki hidup yang dimaksud adalah memperbaiki kekurangan dan kelemahan dan berusaha tidak berbuat dosa lagi. Kekurangan, kelemahan, dan dosa kita sungguh berakibat pada tercorengnya relasi dengan Tuhan dan sesama.
Maka tobat atau bertobat merupakan sarana pemulihan atau perbaikan relasi dengan sang Maharahim dan dengan sesama kita. Sakramen Pertobatan intinya mengalami rahmat pengampunan dari Tuhan yang sejalan dengan niat suci menanggapi secara pribadi rahmat pengampunan dari Tuhan, Sang Murah Hati.
Kitab Yesaya (1:10.16-20) melukiskan hal-hal yang terbilang dalam hidup yang perlu diperbaiki. Antara lain dengan ungkapan: membasuh dan membersihkan dirimu, menjauhkan dan berhentilah berbuat jahat (melawan dan memberontak). Sementara itu Penginjil Matius (23:1-12) menegaskan bahwa hendaknya umat Allah menjauhkan dan tidak menuruti perbuatan orang-orang Farisi, berusaha menjauhkan perilakunya, pamer, mencari penghormatan-penghargaan, sombong.
Bertobat dan berbuat baik yang dimaksud antara lain oleh Yesaya adalah memperhatikan pengajaran Allah, belajarlah berbuat baik: mengusahakan keadilan, membelah hak anak yatim, perjuangkan perkara janda-janda. Sementara itu Penginjil Matius menegaskan untuk mengikuti dan melakukan apa yang mereka ajarkan, jangan meneladani perilakunya, berusaha melayani dan merendahkan diri, menurut dan mendengar.
Puncak dari semua perjuangan itu adalah bahwa dosamu tidak lagi merah tetapi putih bagaikan salju dan bulu domba. Dan mengecapi hasil yang baik. Nilai yang termuat dalam tutur Yesaya dan Matius adalah Pertobatan dan yang terkandung di dalamnya adalah damai dan komunio bersama Sang Maharahim.
Masa prapaskah mengarahkan kita untuk menata diri sesuai dengan ajaran dan tindakan Kristus. Kita diajak untuk bertobat dan berbuat baik meski dalam ukuran kecil dan dalam ruang lingkup yang terbatas serta yang berkenan kepada Allah dan sesama kita. Amin. Semoga Tuhan memberkati dan memberikan kita rahmat pengampunan. ***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, tinggal di Keuskupan.