Home KategorialKevikepanKevikepan Babel Renungan Harian Selasa, 9 November 2021

Renungan Harian Selasa, 9 November 2021

by Alfons Liwun

Pekan Biasa XXXI

Bacaan 1, Yeh. 47: 1-2.8-9.12, Aku melihat air mengalir dari Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup; Mzm. 46: 2-3.5-6.8-9,Kota Allah yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran sungai; Bacaan Injil Yohanes 2: 13-22, Bai Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri.

Air, Rumah Dan Penghuninya Tidak Terpisahkan

Oleh: RD. Zakarias L. Ujan, Imam Keuskupan Pangkalpinang

Bait Pengantar Injil, Selasa 8 November 2021

Saudari dan saudara…

Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Basilika Santo Yohanes Lateran. Bersama, kita bergemira merayakan Pesta Pemberkatan Basilika tersebut. Basilika ini didirikan oleh kaisar Konstaninus Agung. Basilika ini melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja. Pemberkatannya yang kita peringati hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu. Saat itu Gereja bebas dari aksi-aksi pengejaran dan penganiayaan umat Kristen.

Basilika St. Yoahanes Lateran (foto:IDN Times)

Basilika ini dianggap sebagai induk semua Gereja baik di Roma maupun di seluruh dunia. Maka pestanya mendunia, bagi seluruh Gereja. Di samping alasan peringatan di atas, perayaan ini juga mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan dengan Uskup Roma yang menjabat sebagai Paus, Pemersatu seluruh Gereja dalam kasih Kristus. Gereja merupakan tanda dan lambang umat Allah. Dibangun dari batu yang hidup yakni kita umat Allah. Gereja Tuhan terbuka dan hendak menyatukan semua orang. Ada tempat buat semua orang yang melayani sesama dan mengabdi Sang Khalik, Pemiliknya.

Yesus usir Pedagang di Bait Allah (foto:wordPress.com)

Injil Yohanes (2:13-22) menyadarkan bahwa Gereja, Rumah Tuhan, adalah rumah doa untuk semua tanpa pengecualian. Kita umat nasrani adalah wajah Gereja Kristus. Kita perlu menjauhkan topeng yang palsu dan yang mengaburkan wajah aslinya. Kita berusaha untuk menjaga “kekatolikan”, yang merupakan satu dari sifat-sifat Gereja kita. Dia terbuka bagi semua. Semua orang dipanggil kepada Gereja, umat Allah, dengan Kristus sebagai Kepalanya. Gereja hidup di tengah segala bangsa dunia, bersahabat dengan nilai-nilai adat-istiadat bangsa sejauh baik dan menambah kekayaan Gereja. Keanggotaannya berasal dari semua bangsa. Menjadikan dirinya universal dan beragam wajah sesuai dengan konteks budaya dimana Gereja kita itu berada dan berkembang. Karena kekatolikannya, Gereja berusaha merangkul semua keanggotaanya di bawah Panji Kristus dan dalam Roh-Nya.

Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12) menegaskan makna air dan Rumah Allah. Seperti rumah tetangga, yang  terbangun kokoh,  dikeliling aliran air beriak buatan penghuninya. Air dan rumah merupakan kebutuhan manusia. Keduanya merupakan impian semua orang. Air membersihkan yang kotor dan menghijaukan pekarangan yang gersang tandus, menghijaukan rumput dan pepohonan diseputar pekarangan rumah kediaman. Ada wajah hijau berseri tercipta karena ada air.

Aliran air dari Bait Suci menghidupkan semua makhluk hidup dan penghuni Bait Suci. Ada hidup dan kehidupan di dalam dan sekitarnya. Air sumber kehidupan bagi ikan dan pepohonan yang berbuah.

Dengan mengusir para pedagang karena menjadikan Rumah Bapa-Nya pasar, Yesus membersihkan, menyucikan dan memberkati Bait Allah. Kisah perombakannya berhubungan dengan rahasia kematian dan kebangkitan Yesus.

Kita membangun niat memperbaharui Gereja, rumah kita bersama. Sebagai anggota Gereja, kitalah batu hidup yang membentuk rumah Tuhan, Gereja. Tubuh kita harus menjadi bersih, suci murni bagi Allah. Kita berusaha untuk tidak mencemarkan, menodai dan atau mengotorinya dengan debu dosa dan bermacam kesalahan. Sebaliknya menjadikan bersih dan suci karena hati kita adalah bait Allah Roh Kudus, dapur api cinta kasih.***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.