1.
“Completorium”
Oleh: Ignatius Frederico Sitindaon
“Ya ALLAH…Bersegeralah menolong aku…”
Buat apa ALLAH menolong aku?
Begitu tajam aku menusuk
Hingga salib menjadi saksi bisu
“Jauhkan impian suram”
Buat apa kau jauhkan?
Biar saja eksistensi diri
Diterkam Suram
“Ya TUHAN penyelamatku”
Buat apa aku berseru itu?
Ketika kenestapaan menusuk
Aku baru mengabadikan sosok TUHAN
Pantaskah mahluk pongah
Seperti aku ini “selamat’’
Pangkalpinang, 12 agustus 2022
2.
“Kesadaran Budak Dosa”
Lenggang bait suci
Menjadi sahabat karib
Dikalah gundah
Bergemuruh di tubuh keji
‘Budak dosa’ Termangu
Seraya tengeadah di bawah kaki
Kayu keramat “salib”
Bertulisan “INRI”
Tanpa sadar ‘Budak dosa’
Merintih sundu terisak – Isak
Intuisi berorasi lantang
“ Hai budak… karna kau, DIA bagitu ”
‘ Budak dosa’ berkelana
Mencari farasa penuh kalis
“ Atas nama Gereja dan ALLAH aku mengampuni enggkau dari segala dosa – dosa mu
Dalam nama bapa dan putra dan Roh kudus (+)”
Ya Frasa konsekrasi ‘budak dosa’
Menjadi sejawat Allah
Pangkalpinang, 15 November 2022
3.
“ Rumah perhambaan “
Pernak – pernik dosa
Memadati keramik hidup
Berserak tanpa celah diantaranya
Bak “Pasir dibibit pantai”
Dentuman halus berirama
Memekakkan telinga ini
Ku lihat siapa itu…..
Itu DIA
Serontak diri disebutkan….
Berusaha menghilanggakan noda
Yang mengiasi
Tanah antah beranta
Namun kesia – siaan yang menyempurnakan
Dibalik sana gedoran berirama
Terus medesak
Serayap termuntah
“ sejawatku , buka ini aku …..
Ego merasuki tubuh ini
Ku – putuskan terus mencoba
Namun nihil
Tanpa secuil pon apik
Ketukan berirama terus memaksa
Seraya berorasi “ ini aku… sejawatmu”
“Bukalah …. akan aku bantu kamu”
Dengan rasa takut aku menbuka
Dia berjalan maka Lesap
Pernak – pernik itu
Segala yang merusuhi
Dibantai dengan hadirnya
Telak sudah raga dan sukma
Dihardik dengan tangan-NYA
“ketuklah maka pintu akan dibuka bagimu”
Aku tertegun malu penuh sesal
Pangkalpinang, 4 Desember 2022