PANGKALPINANG, Berkatnews.com – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia disambut penuh sukacita oleh Keuskupan Pangkalpinang. Minggu, 17 Agustus 2025, di halaman Keuskupan Pangkalpinang dipenuhi peserta upacara dari berbagai lembaga mitra yang hadir untuk menghormati jasa para pahlawan sekaligus meneguhkan semangat kebangsaan.
Upacara bendera berlangsung khidmat dengan rangkaian prosesi pembacaan teks Proklamasi, pengibaran Sang Merah Putih, serta penghormatan bersama. Bertindak sebagai Inspektur Upacara ialah Vikaris Jenderal Keuskupan Pangkalpinang, RD. Antonius Moa Tolipung.
Berbagai Mitra mengikuti Upacara HUT RI di Keuskupan Pangkalpinang
Hadir sebagai peserta upacara perwakilan dari berbagai mitra Keuskupan, di antaranya Paroki Katedral Pangkalpinang, Paroki St. Bernadeth, Paroki Santo Paulus Kampung Jeruk, Lembaga Pendidikan Tunas (LPT), RS Primaya, Puri Sadhana, BPR Utari, PT CKL, Radio Sonora, Gramedia, serta Yayasan Tunas Karya.
Dalam amanatnya Insfektur Upacara Romo Antonius menekankan bahwa peringatan kemerdekaan kali ini menjadi semakin istimewa karena bertepatan dengan Tahun Jubileum Peziarahan Pengharapan. Menurutnya, momentum 80 tahun kemerdekaan bukan sekadar perayaan kemerdekaan, tetapi juga panggilan moral dan rohani.
“Kita diajak untuk berjalan bersama dalam perjumpaan dan persatuan, menapaki jalan pengharapan, pembaruan, dan rekonsiliasi. Kemerdekaan berarti membebaskan diri dari belenggu perpecahan, kemiskinan, ketidakadilan , kebodohan, dan ketidakpedulian,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa di tengah kemajuan teknologi, kekuatan Indonesia justru terletak pada keberanian untuk menjaga persatuan.
“Sebagai keuskupan yang melayani wilayah luas dengan latar belakang budaya, bahasa, agama, dan tradisi yang beragam, kita diajak untuk menjadi jembatan perjumpaan. Menghubungkan iman dan kehidupan, serta mempersatukan gereja dan masyarakat,” tambahnya.
Keseruan peserta memeriahkan HUT RI ke 80 tahun
Kemeriahan HUT RI di Keuskupan Pangkalpinang tidak hanya berhenti pada upacara. Diadakan juga berbagai perlombaan yang melibatkan para peserta Upacara maupun mitra. Lomba-lomba ini menjadi sarana mempererat kebersamaan sekaligus menghadirkan keceriaan.
Keseruan semakin lengkap dengan pembagian doorprize bagi peserta, yang disambut antusias dan menambah sukacita seluruh peserta.
Perayaan ini meninggalkan pesan kuat bahwa semangat 100% Katolik dan 100% Indonesia terus hidup dalam diri umat, sekaligus mempertebal tekad untuk berkontribusi nyata bagi bangsa dan gereja. (VSH)
