Geliat dunia perfilman di Kota Batam kian meningkat. Hal ini bisa dilihat dengan diluncurkan sebuah film pendek berjudul “Anting” karya anak muda Batam, yang bertempat di studio Britz Kepri Mall. Film yang berdurasi kurang lebih dua puluh menit yang disutradarai oleh Bowo dan Joni Astin Ariyadi ini mengusung tema tentang persahabatan yang kental antara kedua sahabat berbeda agama yang diperankan oleh Melliya Safitri, seorang remaja Putri beragama Muslim dan Angelina Firsta, remaja putri beragama Katolik Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi.
Hadir dalam acara peluncuran film ini sejumlah Legislator tanah air, sebut saja Pak Haripinto Tanuwijawa dan bapak Jasarmen Purba (angota DPD asal Kepri), Wakapolda Kepri beserta jajarannya, Pemerintah Kota Batam yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Batam, Bapak Amsakar Akhmad dan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Batam, Bapak Pebrialin, serta para pelaku seni dari Rumahitam Batam (Tarmizi), Bapak Samson Ramba Pasir, ormas-ormas Kota Batam seperti Majelis Ulama Indonesia, Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU), Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria Keuskupan Pangkalpinang (THS-THM), Pasukan Adat Gagak Hitam, Pemuda Katolik Cabang Batam, para Suster dan tak ketinggalan crew Komsos Pangkalpinang yang hadir dengan kaos GenPosting (Generasi Positive Thingking) nya.
Dalam seremonial pembukaan sebelum peluncuran film ini, RD. Paskalis Sartunus Esong, yang bertindak sebagai Produser film, membeberkan bahwa film “Anting”, merupakan gagasan brilian dari Mas Bowo dan kawan-kawan yang sengaja diangkat ke permukaan publik, ditengah situasi pluralisme Bangsa yang kian terkoyak. Persahabatan antar kedua remaja yang penuh riang tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan yang mereka miliki, adalah gambaran keindonesiaan kita, yang juga menjadi pesan utama dalam film ini.
Wakapolda Kepri, Brigjen Yan Fitri Halimansyah yang didapuk sebagai pembicara kedua dalam sesi pembukaan, mengapresiasi karya anak muda Batam yang sangat kreatif ini. Sembari memohon maaf atas ketidak hadiran Kapolda dalam acara peluncuran film ini, Pak Yan Fitri berharap agar kreatifitas anak-anak muda perlu diasah terus menerus agar kedepan bisa menghasilkan karya-karya yang mengangkat pluralitas kebangsaan di kancah Nasional.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Bapak Amsakar Akhmad dalam sambutan ketiga, ikut bergembira karena dunia perfiliman di Batam semakin menggeliat baik. Sembari mempromosikan Infinite Studios, Studio Film yang konon Terbesar di Asia Tenggara, yang didirikan di Kota Batam, Pak Amsakar berharap agar fasilitas studio yang memadai ini mampu mengasah kemampuan para pelaku perfileman Kota Batam untuk terus berkarya dan menjadikan Batam sebagai Miniatur Indonesia ini dikenal lebih luas lagi.
Karya estetis yang mengambil lokasi syuting di wilayah Kota Batam ini mengisahkan tentang pengorbanan Angelina, yang rela menjual anting peberian ibunya, demi membantu sahabatnya Fitri yang berniat mempersembahkan hadiah bagi guru Silat yang juga seorang Kyai, berupa sebuah sajadah yang digunakan untuk alas sholat dalam agama Islam. Niat tulus dari kedua Sahabat ini akhirnya terpenuhi, kendati uang hasil jualan anting yang mereka peroleh, harus mereka berikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Melihat Kegalauan diwajah kedua sahabat ini, sang Kyai yang diperankan oleh Tarmizi, seniman Rumahitam Batam, menghampiri kedua remaja ini dan membantu mereka untuk membelikan sajadah, kendati harus menggunakan uangnya sendiri.
Film pendek sarat pesan pluralis ini mendapat tanggapan positif dari para penonton yang mengambil bagian dalam tayangan perdana ini. Bapak Evaritus Hanidoyo Kwuta, ditemui oleh wartawan Berkat News setelah peluncuran film ini mengungkapkan kegembiraannya atas karya yang sebagian besar berlatar Gereja Paroki Kerahiman Ilahi Tiban. Bagi Bung Vrits, anak-anak muda Katolik harus menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan positif, ditengah banjirnya arus media sosial yang kian tak terbendung ini. Hal senada diungkapkan oleh Pak Herman Josep Simbolon, salah satu umat Paroki MBPA, yang ditemui di lokasi studio. Pak Herman berharap agar semakin banyak lagi “Anting-Anting” berikutnya yang mampu membawa pesan perdamaian bagi Bangsa Indonesia.
Pesan Persahabatan tanpa batas dari kedua sahabat yang diramu dalam film pendek ini kiranya menjadi pesan bagi kita bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang lain, harus menjadi kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan kita bersama, dengan demikian Gereja tiada hentinya mewartakan Kristus, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup”, karena dalam Dia, manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.
AnllyBN