Home JEJAK MISI Renungan Harian Jumat, 1 Juli 2022

Renungan Harian Jumat, 1 Juli 2022

by Alfons Liwun

Ikut Mendatangkan Kegembiraan Di Sorga

Pekan Biasa XIII Tanggal 01 Jui 2022; Bacaan pertama, Amos 8: 4-6. 9-12, Aku akan mengirimkan kelaparan, bukan kelaparan akan makanan, melainkan kelaparan akan sabda Tuhan; Mazmur 119: 2. 10. 20. 30. 40, Manusia hidup bukan dari roti tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah;  Bacaan Injil Matius 9: 9-13, Bukan orang sehat yang memerlukan dokter; Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan.

Oleh: RD. Marcel Gabriel *)

Pembaca BERKAT News yang terkasih: Shalom! Selamat datang ke dalam Hari Pertama Bulan Juli Tahun 2022.

Firman Tuhan pada hari pertama Bulan Juli 2022 ini mempertemukan kita dengan Nabi Amos dalam Bacaan Pertama, dan dengan Tuhan kita Yesus Kristus di dalam Injil. Keduanya menghadirkan perhatian dan kasih Allah kepada Umat-Nya dengan cara yang berbeda, namun dengan satu tujuan yang sama, yaitu demi keselamatan Umat-Nya, baik di dalam Umat Allah perjanjian yang lama, maupun dalam Gereja, yaitu Umat Alah di dalam perjanjian yang baru!

Amos, Profetis Sosial yang berasal dari peternak dan pemungut buah ara di hutan (foto:sarang kalong.com)

Kasih yang terwujud dalam peringatan, undangan tobat, dan hukuman

 Kepada Umat Allah Amos menghadirkan “peringatan dan kritik terhadap cara hidup umat yang melawan Allah,” dan undangan untuk bertobat,”. Dan kedua hal itu, tidak diindahkan, maka akan terjadi “hukuman, di mana kegembiraan dibalikkan menjadi perkabungan, dan nyanyian sukacita berubah menjadi ratapan, (Am. 8: 10).” Itulah wujud kasih Allah dalam tugas kenabian Amos!

Kasih yang terlaksana dalam sapaan, sinodalitas dan panggilan menjadi murid

 Tuhan kita Yesus Kristus, menghadirkan kasih Allah dengan cara “mendatangi orang-orang yang disingkirkan karena dianggap berdosa, misalnya seperti Matius dalam Injil hari ini. Kalau Umat Allah di zaman Amos menolak untuk bertobat, Matius menerima undangan Yesus untuk menjadi murid-Nya. Bagaimana tanggapan Matius terhadap sinodalitas dan panggilan untuk menjadi murid, yang ditawarkan Yesus kepadanya?

Tanggapan yang kooperatif menentukan keselamatan seseorang!

 Berbeda dengan Umat Allah Perjanjian Lama, yang menanggapi tawaran kasih Allah melalui Nabi Amos dengan kata-kata yang penuh kritik dan kecaman, namun mengandung undangan kepada pertobatan, Matius bersikap kooperatif. Ia menerima panggilan Yesus dan langsung meninggalkan pekerjaannya.

Matius, pemungut cukai dipanggil Yesus (foto:sesawi.net)

Sikap kooperatif Matius ini, membuka kepada kita tentang rahasia kasih Allah. Rahasia itu adalah bahwa pertobatan orang berdosa menjadi tujuan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, (Mat. 9 : 11-13).” Ketika ada orang berdosa yang bertobat, maka tujuan kedatangan Yesus itu tercapai, dan hal itu mendatangkan kebahagiaan besar di sorga, (Mat. 18: 13-14; Luk. 15: 7).

Rahasia kasih Allah ini ditawarkan dengan tujuan supaya ditanggapi dan dengan demikian tujuan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dapat terwujud juga dalam diri kita di dalam Gereja saat ini.

Karena itu, mari bertobat dan membaharui hubungan kita dengan Allah, dan dengan sesama kita, supaya kita pun ikut-serta mendatangkan kegembiraan di sorga, yang menjadi tanda bahwa tujuan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus itu dapat juga terpenuhi dalam diri kita sekarang ini. Amin! Tuhan Yesus memberkati!

*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, sekarang menjadi Sekretaris General PIPA Keuskupan Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.