Home JEJAK MISI Renungan Harian Kamis 7 Juli 2022

Buah Tangan Yang Terbaik Kita Bawa Untuk Mengunjungi Tuhan Adalah Pertobatan, Karena Pertobatan Akan Membatalkan Penghukuman Atas Dosa Kita” 

 Pekan Biasa XIV, Tahun C/II; Bacaan pertama Hosea 11: 1b.3-4.8c-9, Hatiku berbalik dari segala murka; Mazmur 80: 2ac.3b15-16, Tunjukkanlah seri wajah-Mu, ya Tuhan, maka selamatlah kami; Bacaan Injil Matius 10: 7-15, Kalian telah memperoleh dengan Cuma-Cuma, maka berilah pula dengan Cuma-Cuma.

Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)

 Salam sejahtera saudaraku tercinta,

Bacaan I: Hos. 11:1b.3-4.8c-9, Allah mengutus nabi Hosea untuk menegaskan bahwa Dia mempunyai cara yang jauh berbeda dari manusia dalam menghadapi sikap manusia yang tidak tahu bersyukur.

Allah sudah melayani manusia “Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan. Aku menyembuhkan mereka. Akulah yang mengajar mereka berjalan.” Tetapi mereka tidak mau insyaf. Apa yang akan dilakukan Allah?

“Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali.” Mengapa? “Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”

Yesus mengutus 12 Murid untuk mewartakan Kerajaan Allah (foto:wordPress.com)

Bacaan Injil: Mat. 10:7-15: Yesus mengutus kedua belas murid-Nya: “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat”. Mereka diberi kuasa untuk menyembuhkan orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.”

Semua harus dilaksanakan dengan cuma-cuma karena mereka memperoleh kuasa itu juga dengan cuma-cuma, dengan misi membawa damai dan tidak diijinkan membawa bekal apapun.

Bagaimana dengan kita? Siapa yang kita cari di dunia ini? Tuhan atau uang? Kalau mencari Tuhan apa yang kita dapat? Kalau mencari uang apa yang kita dapat?

Jika mendengar nubuat Hosea bahwa Allah adalah maha pengampun, maka harusnya kita bersyukur dan tidak perlu bertanya-tanya lagi apa yang akan kita peroleh kalau mencari Tuhan.

Sementara hukum uang: Ada uang abang sayang, tidak ada uang abang melayang. Jauh berbeda dengan Tuhan. Maka seharusnya kita mencari Tuhan dan bertanya pada diri sendiri “Apa yang kita bawa untuk mengunjungi Tuhan? Bukankah kita mau berkunjung kepada Tuhan, dan lazimnya jika berkunjung kita membawa buah tangan untuk yang dikunjungi sebagai tanda kasih.

Tuhan itu penuh kasih dan setia. Tuhan ingin bisa membatalkan penghukuman atas dosa kita, karena kehendak-Nya adalah memelihara kita, bukan menghukum.

Maka buah tangan yang terbaik kita bawa untuk mengunjungi Tuhan adalah ’pertobatan’. Buah tangan itu (pertobatan) akan membatalkan penghukuman atas dosa, seperti yang ditulis dalam Hosea: “Aku berbalik dari segala murka.  Belas kasihan-Ku bangkit serentak.  Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala.”

Sekali pun kita berbuat dosa, tidak setia kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap memelihara kita, mengharapkan pertobatan terjadi. Bahkan Tuhan mengatakan: “Aku membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan.” Tuhan tidak memberi makan dengan melemparkannya seperti memberi makan kepada hewan, karena kita bukan hewan.

HUT Imamat Mgr. Adrianus Sunarko ofm ke-27, Semoga Misinya PUlau-pulau bersukacita, 7 Juli 2022 (foto:rdmarcel)

Tuhan membungkukkan badan ketika memberi makan, artinya menyuguhkan makanan dengan merendahkan diri seperti pelayan membungkuk dihadapan tuannya. Itu dilakukan-Nya oleh karena kasih-Nya.

Maka, marilah kita berbalik kepada-Nya dan memohon pengampunan atas dosa-dosa kita, agar hati Tuhan berbalik dari segala murka. Tapi ingat, setelah menikmati pengampunan dari Tuhan, kita juga diutus untuk mewartaan pengampunan itu. Kita sudah memperolehnya dengan gratis dan kita pun diminta untuk memberi kesaksian secara gratis pula dan seturut kehendak Tuhan yaitu tanpa membawa bekal, dan membawa misi damai, siap ditolak tetapi tidak boleh menolak siapapun. Semoga, Tuhan memberkati dalam hidup dan karya kita”. ***

*) Guru Agama Katolik mengajar di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.