Home KATEKESE Renungan Harian Kamis 8 September 2022

Pekan Biasa XXIII , Tahun C/II; Pesta Kelahiran SP. Maria

Bacaan I: Mi. 5: 1 – 4a; Tibalah saatnya perempuan yang mengandung itu melahirkan; Mazmur, 13: 6ab.6cd, Aku bersukacita dalam Tuhan; Bacaan Injil: Mat. 1:1-16.18-23, Anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Allah Menyelamatkan Manusia dalam Sejarah yang panjang

Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)

Selamat pagi saudaraku tercinta,

Bacaan I: Mi. 5: 1 – 4a: menubuatkan tentang Betlehem: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel,…”

Bacaan Injil: Mat. 1:1-16.18-23: Matius mengawali Injilnya dengan “Daftar nenek moyang Yesus Kristus” (Mat 1:1-16), dimulai dari Abraham, orang pertama yang percaya kepada janji-janji Allah, melalui Daud, raja bangsa Israel yang besar, dan diakhiri dengan Maria yang menjadi istri Yusuf.

Bagaimana dengan kita? Membaca silsilah Yesus yang panjang kita dapat melihat betapa Allah itu sabar, karena dalam kurun waktu yang mencakup banyak sekali generasi, tetap konsisten dalam mempersiapkan umat-Nya bagi kedatangan sang Mesias. Tidak hanya sabar. Allah itu setia dari satu generasi ke generasi berikutnya! Allah memang senantiasa setia, bahkan Mahasetia! Tempat Maria pada bagian akhir daftar nenek moyang merupakan kesaksian penting dan kuat perihal kesetiaan Allah.

Pesta Kelahiran Bunda Maria, Bunda Yesus (foto:wordPress.com)

Maria menanti-nantikan kedatangan sang Mesias dengan pengharapan yang dipenuhi sukacita. Dia tidak pernah meragukan bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada dirinya dan kepada umat-Nya. Pada hari ini Gereja merayakan kelahiran Santa Perawan Maria. Dalam artian yang sungguh riil, kelahiran Maria sebenarnya mempersiapkan penebusan kita. Dia adalah seorang pribadi manusia yang dipilih sejak sediakala untuk menjadi bejana yang melaluinya Allah akan menjadi manusia.

Sebagai seorang pribadi pertama yang dipenuhi Roh Kudus dalam Perjanjian Baru, Maria dipenuhi dengan rahmat sejak dikandung, dan hidupnya membawa kepada kita rahmat penjelmaan dalam pribadi Putranya, Yesus Kristus. Pesan Injil hari ini adalah bahwa Allah ingin agar kita seperti Maria, menantikan Dia dengan penuh kepercayaan pada janji-janji-Nya.

Umat KBG St. Yohanes Pemandi, Bedukang Sungailiat, persiapan membangun Gua Maria (foto:groupfasliat)

Walaupun kita bisa saja gagal, namun Ia tidak pernah gagal. Pada waktu kita belajar untuk menantikan Allah dengan penuh kepercayaan seperti Maria, maka Dia memberikan semua rahmat yang kita perlukan untuk bertekun dalam pengharapan dan antisipasi penuh sukacita akan pemenuhan janji-janji-Nya.

Melalui Injil hari ini kita mendapat gambaran tentang misteri penjelmaan yang sangat luar biasa. Allah membuat pilihan untuk menjadi satu dari antara kita manusia. Hal itu dinampakkan bukan hanya melalui kelahiran Yesus, tetapi juga dari silsilah nenek moyang Yesus.

Dalam deretan silsilah itu nampak adanya orang yang baik dan orang yang berdosa, orang yang terkenal dan orang yang tidak terlalu dikenal. Mengapa Allah memilih pribadi-pribadi yang mempunyai “keretakan” dan dosa, orang yang sepertinya “tidak berharga” menjadi bagian dari perjalanan inkarnasi-Nya? Sekurang-kurangnya kita mengenal tiga (3) orang yang mengalami masalah kesusilaan, yaitu Tamar, Rahab dan Batsyeba. Tamar adalah perempuan Kanaan yang ingin mendapatkan keturunan dari Yehuda dengan cara menyamar sebagai perempuan sundal. Rahab adalah perempuan sundal yang menolong dua pengintai Israel. Batsyeba adalah perempuan yang berzinah dengan Daud.

Rm. Tony, MSF: Solider dan Peduli, membangun Gua Maria Bedukang, Paroki Sungailiat (foto:groupfasliat)

Kita patut bersyukur karena Allah yang kita imani rindu mensucikan, mengembalikan, mengangkat dan menyembuhkan diri kita melalui perjalanan kemanusiaan kita.  Allah mau beresiko hadir lewat sejarah silsilah hidup kita – yang diwarnai kebaikan dan dosa – dan membawanya dalam sejarah keselamatan, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Karya agungnya belum selesai. Ia melanjutkan karya agungnya itu melalui kita dan deretan silsilah kita.  Allah telah bersabda dan akan selalu bersabda: “Apa lagi yang bisa Aku kerjakan bagi umat-Ku?” Ia selalu bersama kita dan rindu melakukan sesuatu untuk dan melalui kita. Semoga. Tuhan memberkati! ***

*) Guru Agama Katolik mengajar di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.