Pekan Masa Biasa V Tahun C/II
Bacaan pertama 1 Raja-raja 11: 29-32; 12 : 19, Israel memberontak terhadap keluarga Daud; Mazmur 81: 10-11ab. 12-13. 14-15, Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku; Bacaan Injil Markus 7: 31-37, Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya bicara.
Dua Alternatif Pilihan Hidup yang Ditawarkan Allah: Silahkan tentukan Pilihanmu untuk Mendapatkan Berkatnya!
Oleh: RD. Marcel Gabriel *)
Para Pembaca BERKAT News yang terkasi: Salam Komunio & Missio.
Perjalanan kita bersama sebagai Jemaat Allah, telah memasuki Pekan Masa Biasa V Tahun/CII. Pada hari ini, Jumat, 11 Februari 2022, Firman Tuhan mempertemukan kita dengan Salomo didalam Bacaan Pertama, dan dengan Yesus didalam Bacaan Injil. Dari Salomo kita menemukan perubahan “pergerakan” dalam relasinya dengan Tuhan Allah. Sementara dari Yesus, dalam kasus penyembuhan orang yang gagap dan tuli itu, kita menemukan “pergerakan” yang lain lagi. Salomo mewakili pergerakan “yang menjauh dari Tuhan,” sementara Yesus mewakili pergerakan “yang mendekat kepada Tuhan.”
Salomo yang menjauh dari Tuhan
Salomo yang kita jumpai dalam Bacaan Pertama hari ini sungguh berbeda dengan Salomo yang kita jumpai dalam Bacaan Pertama pada Hari Rabu, 9 Februari 2022. Di dalam kisah perjumnpaannya dengan ratu dari Syeba itu, Salomo adalah sosok pribadi yang setia dan taat kepada Tuhan. Dan ketaatannya yang mutlak kepada Tuhan, Allah Israel itu, sungguh membawa orang-orang bukan hanya kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada Tuhan. Ratu Syeba, setelah berjumpa dengan Salomo dan mengetahui lebih jauh tentang raja Israel ini, kemudian mengangkat pujian bagi Tuhan (1 Raja-raja 10: 9). Salomo yang dijumpai ratu Syeba ini hidupnya sungguh “berpusat pada Tuhan Allah dan Firman-Nya.”
Sementara Salomo yang tampil dalam Bacaan Pertama hari ini, adalah seorang Salomo yang sudah tua, yang oleh karena pengaruh isteri-isterinya, maka dia meninggalkan Tuhan, Allah nenek-moyangnya. Pergerakannya yang menjauh dari Tuhan alias ketidak-setiaan Salomo ini, tidak hanya mendatangkan malapetaka bagi dirinya dan keluarganya, tetapi juga bagi rakyat. Dan bahkan bagi keutuhan Israel sebagai sebuah bangsa. Akibat dari ketidak-taatan Salomo yang “menjauh dari Tuhan,” semua orang Israel ikut menanggungnya. Kerajaan Israel terpecah-pecah dan saling bermusuhan satu sama lain, (1 Raja-raja 11: 30-32).
Yesus yang mendekatkan orang kepada Tuhan
Tahu bahwa Yesus sedang lewat di kota mereka dalam perjalanan menuju ke Danau Galilea, orang-orang lalu membawa seorang yang gagap dan tuli dan memohon supaya Yesus menyembuhkannya. Yesus menerima dan mengabulkan permohonan mereka. “Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik, (Mrk. 7 : 34-35).”
Dengan “menengadah ke atas untuk berdoa sebelum menyembuhkan orang sakit itu,” Tuhan kita Yesus Kristus sesungguhnya menghubungkan kembali manusia, yakni orang yang sakit itu dan mereka yang membawa dia kepada Yesus, bahwa hubungan si sakit itu dengan Allah lebih dahulu dipulihkan, dan baru setelah itu sakit-penyakitnya disembuhkan. Di sini kita menyaksikan, bahwa ketika orang-orang bergerak mendekat kepada Tuhan, mereka akan mengalami berkat dan kasih-karunia-Nya berupa penyembuhan dan pengampunan dosa.
Pilihan hidup yang ditawarkan Allah kepada saudara dan saya!
Melalui Salomo dan Tuhan kita Yesus Kristus berikut apa saja yang mereka lakukan, Firman Tuhan memberi kita dua pilihan : (a) atau berlaku tidak setia terhadap hukum dan ketetapan Tuhan dan lalu bergerak menjauh dari Tuhan, atau (b) bergerak mendekat kepada Tuhan dan memohon campur-tangan-Nya dalam hidup kita.
Alternatif pilihan telah dibukakan kepada saudara dan saya, lalu apa yang seharusnya pilihan kita?
Kalau kita memilih mengikuti Salomo, maka kita akan berujung kepada hidup yang bertentangan dengan Allah dan perintah-perintah serta ketentuan-Nya. Pilihan seperti yang dilakukan Salomo membawa malapetaka bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarganya, dan bahkan juga bagi umat Israel.
Alternatif pilihan yang tepat untuk kita pilih adalah mengikuti arahan Tuhan kita Yesus Kristus. Mari kita mendekatkan diri kepada-Nya, mari kita bawa kepada-Nya apa saja hal-hal yang menghalangi kita selama ini, sehingga kita seringkali “jatuh dalam dosa ketidak-setiaan seperti Salomo,” supaya oleh kasih-karunia Tuhan, yang bekerja di dalam Yesus ini bekerja juga untuk menyembuhkan dan membebaskan kita dari cacat-sela dan dosa-dosa kita, sehingga tidak ada apapun yang diambil dari kehidupan kita, melainkan ditambahkan lagi ke dalam perbendaharaan hidup kita. Caranya adalah dengan berlaku setia dan taat untuk melakukan apa saja yang dikehendaki oleh Tuhan, Allah kita. Amin! [RMG]. ***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, kini bertugas sebagai Sekretaris General PIPA Keuskupan Pangkalpinang