Kepentingan Allah & Kepentingan Manusia: Bersinergi Atau Berbenturan?
Hari Jumat Pekan XI Masa Biasa Tahun C/II ; Bacaan: 2Raja-raja 11: 1-4. 9-18. 20. Mzm 132: 11. 12. 13-14. 17-18. Matius 6: 19-23.
Oleh: RD. Marcel Gabriel *)
Pembaca BERKAT News yang terkasih : Shalom!
Ketika mengajari para murid-Nya berdoa, Tuhan kita Yesus Kristus menegaskan bahwa Kepentingan Allah manusia harus diberikan pada tempat dan kesempatan yang pertama di dalam doa tersebut. Setelah itu baru diberikan tempat dan kesempatan untuk Kepetingan Manusia. Itulah semacam “life-style” atau “gaya hidup kristiani” yang mengalir keluar dari semangat Doa Bapa Kami (Mateus 6 : 7-15), yang ditegaskan Kembali secara singkat dan pada ketika Tuhan kita Yesus Kristus mengajar para murid-Nya tentang hal kekuuatiran, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua yang lain akan ditambahkan kepadamu, (Mateus 6 : 33).”
Idealnya Berhubungan Secara Sinergi !!!
Dari penggalan life-style yang diperkenalkan Yesus mlalui Doa Bapa Kami tersebut, dan dipertegas lagi dalam wejangan tentang kekuatiran tersebut, jelas bahwa sekalipun ada dua kepentingan yang berbeda, namun keduanya harus dikelola sedemikian sehingga harus berhubungan secara sinergis: Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya mendapat tempat yang pertama, diikuti oleh Kepentingan Manusia pada tempat yang berikutnya! Inilah skala prioritas yang bukan hanya didoakan tetapi juga harus diwujudkan dalam Aksi Nyata kehidupan para murid Yesus.
Dalam Kenyataan Hidup Bisa Berbenturan !!!
Bacaan Firman Tuhan pada: Jumat, Pekan XI Masa Biasa Tahun C/II hari ini mengingatkan kita, bahwa kedua kepentingan yang telah ditetapkan untuk dihayati dan diperjuangkan secara sinergis dalam doa tersebut, dalam kenyataan hidup manusia, bisa saja terjadi benturan antara Kepetingan Allah di satu sisi, dengan Kepentingan Manusia di sisi yang lainnya.
Pengalaman Umat Allah Perjanjian Lama
Pengalaman para raja yang memerintah Israel menunjukkan adanya benturan antar kedua kepentingan ini. Ada raja-raja yang mendahulukan kepentingan Allah sesuai dengan skala prioritas yang ditentukan oleh Allah. Namun ada juga raja-raja meng-utamakan kepentingan mereka sendiri, dan dengan cara yang demikian, mereka membawa masuk aneka persoalan hidup ke dalam Umat Pilihan Allah.
Salah satu raja yang membenturkan Kepentingan Allah dengan Kepentingan dirinya sendiri, adalah Ratu Ataliya dalam Bacaan Pertama hari ini. Demi membalaskan dendam atas kematian Ahazia, anaknya, Atalia membunuh semua keturunan raja, dan mengambil-alih kepemimpinan atas Israel sebagai raja. Atalya menjerumuskan Israel kepada dosa penyembahan berhala, dengan menyembah Baal, dewa sembahannya sendiri. Namun hal itu tidak bertahan lama, karena tidak berkenan kepada Tuhan. Atalya dibunuh, dan jabatannya digantikan oleh Yoas, putra Ahazia yang luput dari pembunuhan neneknya sendiri. Dibawa bimbingan imam Yoyada, Raja Yoas merobohkan Kuil Dewa Baal dan membawa kembali Israel kepada penyembahan yang benar, yakni kepada Yahweh (2 Raja-raja 11 : 1-4. 9-18. 20).
Benturan antar kepentingan : dari mana datangnya?
Adanya Pertentangan antar Kepentingan ini, datangnya bukan dari pihak Allah melainkan dari pihak manusia itu sendiri. Tuhan Allah, sebagaimana yang kita temukan dalam isi serta ujud Doa Bapa Kami, yang kemudian dipertegas dalam wejangan tentang hal kekuatiran itu, memberi jalan supaya Kepentingan Allah dan Kepentingan Manusia itu dihidupi scara sinergis dan runtut : Kepentingan Allah mendapat tempat pertama diikuti oleh Kepentingan Manusia pada tempat yang kedua.
Apa bila dari semula, hubungan antara kedua kepentingan ini ditentukan untuk dihayati secara sinergis, mengapa harus ada benturan antar kepentingan seperti yang terjadi dalam Masa Pemerintahan Ratu Atalya tersebut? Dari informasi Firman Tuhan yang kita baca dalam Injil hari ini, sumber benturan antara Kepentingan Allah dengan Kepentingan Manusia tersebut ternyata ada dalam perbendaharaan mata dan isi hati manusia itu sendiri. Sebab beginilah yang dikatakan Penginjl Mateus, “Mata adalah plita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu, (Mateus 6 : 21-23).”
Semoga dengan menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan & pelaksana-pelaksana Amanat Agung Cinta-kasih Allah, kita memperoleh mata dan hati yang baik, sehingga kita mampu untuk memberikan tempat yang utama kepada Nama Allah : supaya dikuduskan, kepada Kerajaan Allah : supaya nilai-nilainya dihadirkan di dunia, dan kepada Kehendak Allah : supaya terjadi atau terwujud di dalam kehidupan kita . Amin. Tuhan Yesus memberkati! [RMG].
*). Keuskupan Pangkalpinang dan sebagai Sekretaris General PIPA Keuskupan