Home HUMANIORA Renungan Harian Senin, 18 Oktober 2021

Renungan Harian Senin, 18 Oktober 2021

by Alfons Liwun

Pesta: St. Lukas

Bacaan 1, 2Tim 4:10-17b; Rasul Paulus menyampaikan hanya Lukas yang sedang bersama dengan dia. Teman seperjalanan yang lain telah diutus ke tempat yang lain, dan yang lain telah meninggalkannya, karena lebih suka dengan dunia ini.  Mzm. 145: 10-11.12-13ab.17-18; Damai sejahtera harus tinggal didalamnya, sehingga taka da lagi perpecahan dan permusuhan. Bacaan Injil Luk. 10: 1-9. 70 murid diutus Yesus untuk membawa Damai Sejahtera bagi semua orang.

 Misi: Menghadirkan Damai Sejahtera Tuhan Bagi Semua Bangsa

Oleh: Alfons Liwun

 Visi Yesus tentang Kerajaan Allah, tidak terbatas dalam lingkungan Yudaisme. Tetapi harus sampai kepada “semua bangsa”. Dalam bacaan-bacaan suci hari ini, angka 70 menunjukkan hal itu. Yesus mengutus 70 murid, angka 70 berakar dalam Perjanjian Lama (PL). Kitab Keluaran 24: 1, menyatakan Musa memilih 70 orang penatua. 70 penatua itu berasal dari 12 suku dan ditambah dengan suku-suku lain. Angka 70 ini pun merujuk pada 70 orang anggota Sanhendrin, Mahkamah Agama Yahudi. Dan kemudian hari 70 melambangkan 70 bangsa di seluruh dunia. Berangkat dari sini, Yesus mengutus ke-70 murid untuk mewartakan Kerajaan Allah, dengan tujuan supaya “Damai Sejahtera” Yesus mengubah “situasi sosial” yang kini terjadi di tengah masyarakat Yudaisme. Damai Sejahtera harus sampai kepada semua orang, lintas batas, seperti diungkapkan Nabi Yesaya saat serigala dan domba akan tinggal dengan damai (Yes. 11: 6; 65: 25).

Yesus Mengutus ke-70 Murid-Nya (foto:WordPress.com)

Visi Yesus, Kerajaan Allah: Damai Sejahtera bagi semua orang, tidak hanya diteruskan oleh 70 murid, tetapi juga ditanggapi secara serius oleh Rasul Paulus. Paulus memahami dengan baik Visi Yesus. Walaupun, sikap awal Paulus dengan tidak menyukai pengikut Yesus, menjadi sikap kontradiksi. Sikap kontrakdisi Paulus seakan kehadiran visi Yesus, Damai Sejahtera seperti ditengah Serigala yang ada didalam dirinya. Dalam sikap Paulus yang kontradiksi ini, Yesus mengubah cara pandang Paulus. Titik tobat Paulus mengubahnya menjadi pengikut dan Rasul Yesus. Pertobatan Paulus, cara Yesus memberi makna terdalam Visi-Nya, sebelum Paulus menjadi pewarta, pembawa Damai Sejahtera bagi bangsa-bangsa lain.

Karya Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius, menunjukkan bahwa Damai Sejahtera, isi Visi Yesus tetap dipertahankan. Paulus tidak mundur sejengkalpun dari pewartaannya, walau teman seperjalanan meninggalkan diri. Paulus justru jujur dan terus terang menyampaikan kepada Timotius, bahwa “hanya Lukas yang masih tinggal bersamanya”. Disinilah, peran Lukas sangat penting bagi Paulus. Lukas setia menemaninya. Lukas menjadi teman sharing Paulus dalam sukaduka hidup sebagai pewarta. Lukas menjadi “narasumber” Paulus.

Bagi kita, Visi Kerajaan Allah, Damai Sejahtera Tuhan adalah isi karya pewartaan Gereja. Isi pewartaan, Damai Sejahtera harus dirasakan, dan menjadi cara hidup (modus vivinde) dan cara bergerak (modus operandi) bagi semua orang.

Santo Lukas Menulis Kitabnya (foto:wikipedia)

Visi Yesus, Damai Sejahtera bagi semua orang, kini menjadi isi pewartaan kita yang telah dibaptis. Kita melanjutkan Visi Yesus, artinya kita pun melanjutkan Damai Sejahtera Yesus dengan semangat Paulus dan Lukas, tak pernah kenal lelah, tak pernah mundur sejengkal pun, dll. Dan tidak lupa, kerjasama kita dengan mendengarkan Roh Kudus, pewartaan Damai Sejahtera harus masuk dan merasuk semua orang. Amin. Salam Komunio! ***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.