Home Episkopal Focus Pastoral Keuskupan Pangkalpinang Tahun 2022

Focus Pastoral Keuskupan Pangkalpinang Tahun 2022

by Alfons Liwun

Bapa Uskup, Mgr. Adrianus Sunarko ofm (foto: berkatnews.com)

Pangkalpinang, BERKATPAPIN— Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang, tanggal 8 September 2021 bertepatan dengan Pesta kelahiran Santa Perawan Maria, Ibu Yesus, mengeluaran surat pastoral tentang Focus Pastoral Keuskupan Pangkalpinang tahun 2022. Surat itu dengan Nomor: 121/A le/IX/2021 dan Perihal: Fokus Pastoral. Secara lengkap BerkatNews.com menayangkan Surat Pastoral Bapa Uskup, Mgr. Adrianus Sunarko ofm sebagai berikut:

Semoga Tuhan memberimu damai.  Semoga pulau-pulau bersukacita!

Para romo yang baik, saya ingin menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan rencana focus pastoral tahun 2022. Surat gembala lengkap tentang hal tersebut akan disampaikan kepada umat pada waktunya nanti (awal masa adven). Yang disampaikan berikut adalah gagasan pokok saja, yang kiranya dapat digunakan untuk membuat perencanaan untuk tahun depan.

Fokus Pastoral Keuskupan Pangkalpinang 2022: Solider dan Peduli

Setelah pada tahun  2019  kita berupaya membangun hidup yang berpusat  pada Kristus,  lalu memberi perhatian pada pembangunan communio / persekutuan (2020 dan 2021), pada tahun 2022 kita akan memusatkan perhatian pada bintang ketiga, yaitu melaksanakan misi.

Melaksanakan misi merupakan sesuatu yang tidak boleh diabaikan karena berkaitan langsung dengan iman kita akan Allah Tritunggal. Allah Tritunggal  tidak berdiam dalam diri-Nya sendiri. la berinisiatif secara bebas untuk keluar dari diri dan kehidupan-Nya:  menciptakan manusia dan dunia, memperkenalkan  diri,  mewartakan  serta  mewujudkan  karya  keselamatan bagi umat manusia dan seluruh ciptaan.  Karya misi Allah itu mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus. Selama hidup di dunia, Yesus Kristus mewartakan kabar gembira dengan membangun Kerajaan Allah.  Karena beriman kepada Allah Tritunggal dan hendak mengikuti Yesus Kristus, Gereja tidak boleh  menjadi  kelompok yang tertutup  dan sibuk dengan dirinya sendiri.  Gereja  perlu keluar  untuk melaksanaka misi. Allah  sendiri  mempercayakan  tugas  perutusan  itu  kepada Gereja dan dalam Roh Kudus, Ia senantiasa menyertai Gereja dalam melaksanakan rnisi.

RD. Frans, RD. Kris, dan RD. Philip, merancang program Kevikepan Utara di GSG Lubuk Baja, Batam 22 Agustus 2019 (foto: alfonsliwun)

Apa artinya:  melaksanakan misi? Setelah Konsili Vatikan II memang ada banyak diskusi tentang arti rnelaksanakan rnisi. Ada yang membedakannya dari evangelisasi, ada pula yang rnengidentikkan keduanya.  Tanpa rnemasuki perdebatan  rnendetail tentang  hal  tersebut,  kita dapat merangkurn isi / makna dari  misi atau / dan evangelisasi itu kedalarn dua hal berikut: (a) mewartakan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan  Allah sebagaimana dilakukan Yesus selama hidup-Nya (solider, menolong orang menderita, menyembuhkan orang sakit, mengampuni orang berdosa, dll); (b) mewartakan secara eksplisit Yesus Kristus kepada mereka yang belum mengenal Dia dengan tujuan agar orang dibaptis dan menjadi pengikut Kristus.

Memperhatikan konteks real keadaan kita sekarang,  melaksanakan misi yang menjadi  focus pastoral  2022 dimengerti  dalam arti  yang pertama:  berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah; berpartisipasi dalam perutusan Yesus Kristus untuk mewartakan   kabar gembira, mewujudkan Kerajaan Allah.  Karena itu, tema focus pastoral tahun 2022 adalah:  Solider dan peduli. Solider lebih rnenunjuk pada sikap dasar / disposisi batin kita sebagai sesama manusia (meratap bersama yang berduka, bernyanyi bersama yang bersukacita). Peduli lebih menunjuk pada aspek perwujudan sikap solider itu dalam tindakan-tindakan yang nyata menolong sesama, terutama mereka yang menderita.

Setidak-tidaknya dua teks Kitab Suci berikut dapat menjadi pedoman utama selama tahun ‘solider dan peduli’  (2022):

–    Lukas 4:  1819: “Roh  Tuhan ada pada-Ku,  oleh sebab Ia telah mengurapi  Aku,  untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan  pembebasan kepada orang-orang tawanan,  dan penglihatan bagi  orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”.

–     Lukas 10:30-37; khususnya 33-35: “Lalu  datang seorang Samaria,  yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,  sesudah  ia  menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya, ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih  dari  ini, aku akan menggantinya,  waktu aku kembali”.

Pendampingan Fasilitator menyusun modul di ruang pertemuan Kevikepan Selatan, 10 Agustus 2019 (foto: alfonsliwun)

Kita masih berada dalam situasi yang khusus karena pandemi yang disebabkan oleh virus corona covid-19 Dampak kesehatan, ekonomis, sosia]  dari pandemi sungguh besar dan masih akan terus menyertai kita. Silahkan membuat perencanaan dengan memperhatikan situasi aktual tersebu Ada dua sikap ekstrem yang perlu dihindari: (a) Bersikap gegabah dan tidak hati-hati, seolah-olah pandemi  sudah lewat; (b) Bersikap takut berlebihan sehingga menjadi lumpuh, tidak berbuat apa-apa.  Kita berusaha menemukan jalan bijaksana di antara kedua ekstrem tersebut. Dalam segala keterbatasan, marilah mencari dan mengupayakan cara-cara kreatif dan membuka diri pada tuntunan Roh Kudus agar kita dapat memaknai saat-saat krisis ini  sebagai saat-saat “kairos”.

Pangkalpinang, 8 September 2021

Mgr. Adrianus Sunarko ofm

Uskup Keuskupan Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.