Bacaan I, Sir. 48:1-4.9-11, Elia akan datang lagi; Mazmur, 80:2ac.3b.15-16.18-19, Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami; Bacaan Injil: Mat. 17:10-13, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia.
Yohanes Pembaptis Inspirator Adventus
RD. Lucius Poya H., Imam Keuskupan Pangkalpinang
Kita mengakhiri ziarah kita hari ini dengan hadirnya kembali sosok nabi besar Yohanes Pembaptis. Dia dihadirkan di awal pekan kedua adventus, hari minggu yang silam. Perkandungannya dikisahkan Gabriel kepada Maria, di hari Rabu. Ia dipuji oleh Yesus di hari Kamis, dihadirkan kembali oleh Yesus di hari Jumat kemarin dan di akhir pekan kedua adventus, hari ini.
Siapakah Yohanes Pembaptis itu sehingga ia hadir dan mewarnai seluruh ziarah di pekan kedua adventus? Jawaban normative adalah karena ia nabi terakhir yang mempersiapkan manusia bagaimana menyambut kedatangan Kristus, Sang Penyelamat manusia dari dosa. Namun menelusuri berita perkandungannya yang disampaikan Gabriel kepada Maria, hari Rabu, rasanya Yohanes Pembaptis mewarnai seluruh khabar gembira dan menjadi inspirator pekan kedua adventus karena dia adalah sosok manusia yang dengan riang gembira menyambut Kristus pemenuh janji penyelamatan Allah, sejak dalam kandungan bundanya. Ia mengenal siapa Yesus bukan ketika dewasa, melainkan sejak dalam usia kandungan.
Pengenalannya yang mendalam tentang siapa Yesus, yang memancar dalam ekspresi kegembiraan yang luar biasa itu, tak berhenti dalam kandungan. Tendangan kaki ke dinding rahim bundanya ternyata merupakan langkah awal untuk memulai ziarah kenabiannya. Perjumpaan dan pengenalannya dengan Yesus dalam kandungan seakan menjadi papan loncat pewartaannya bagaimana manusia mempersiapkan diri dengan pertobatan, meluruskan kehidupan yang bengkok, meratakan kehidupan yang bergunung dan bukit, menimbun kehidupan yang berlembah dan berlekak lekuk, sebagaimana dilansir hari Minggu yang silam.
Demi perubahan hidup yang radikal untuk menyambut Sang Penyelamat itu, kakinya tak letih, mulutnya tak penat, dan hatinya tak gentar untuk mewartakan pertobatan. Seperti Elia, yang dilansir di akhir pekan hari ini, perkataannya membakar laksana obor, tak hirau raja atau rakyat jelata; militer atau orang biasa. Ia tahu dengan baik siapa yang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa, sehingga seluruh hidupnya didedikasihkan untuk mempersiapkan orang menyambut Tuhan, tak peduli orang yang dihadapinya itu memiliki hati terbuka, atau justru seperti anak-anak di pasar, yang tak menari kendati sudah ditiup seruling; tak menangis kendati sudah dinyanyikan kidung duka, sebagaimana diansir hari Jumat, kemarin.
Ya! Yohanes Pembaptis membingkai seluruh ziarah pekan kedua adventus. Kehadirannya dalam seluruh ziarah pekan ini seakan menjadi representasi bagaimana seharusnya manusia kristiani mempersiapkan adventus. Dialah sosok manusia yang seluruh hidupnya ditenun untuk menyambut Kristus yang akan datang, karena baginya, Yesus itu adalah Allah yang agung dan mulia.
Begitu tinggi dan besar kuasa-Nya, sehingga untuk membungkuk membuka tali kasut-Nya pun ia merasa tidak layak. Yesus inilah pemenuh janji keselamatan yang dinyatakan Allah dalam ribuan Tahun. Yesus inilah yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh Perawan Maria, sebagaimana dilansir Lukas, hari Rabu, saat merayakan Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda.
Dan oleh karena itu, sebagai anak-anak Maria, adventus hendaknya menyapa setiap kita untuk membersihkan noda dosa, dengan menanggapi seruan tobat Yohanes Pembaptis. Sebab bagaimanapun, sebagai peziarah, kita tak pernah luput dari cedera hidup tersesat, sebagaimana domba yang hilang, yang dilansir, hari Selasa.
Mari, jadikan masa suci adventus sebagai moment meninggalkan kelumpuhan, berjuang pergi menjumpai Tuhan, berani membongkar setiap hambatan yang menghalangi komunio dengan Yesus, agar boleh disembuhkan dan diselamatkan oleh-Nya, sebagaimana dilansir injil hari Senin.
Selamat berakhir pekan. Selamat memasuki Pekan Gaudete, seperti Yohanes Pembaptis. Tuhan memberkati kita. Amin!***