Oleh: Alfons Liwun
St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Bacaan 1: Neh. 8:1-4a,5-6,7b-12
Injil Lukas 10: 1-12
Wartakan Damai Sejahtera
Masa pembuangan Israel, dialami sebagai orang asing di negeri orang. Selama pembuangan, kerinduan akan kembali berkumpul di negeri sendiri adalah suatu harapan yang mendalam. Pembebasan dari Mesir adalah perjuangan mereka. Musa merupakan tokoh, utusan Allah bagi mereka. Maka pembebasan dari perbudakan di Mesir, pun menjadi warta Allah yang mendamaikan mereka untuk berjuang dari nasib buruk sebagai tawanan.
Kerinduan Israel pulang ke kampung halaman, terjawab. Musa, tokoh in persona Deus menghantar mereka keluar dari Mesir dan mudik ke Yerusalem. Kerinduan untuk pulang ke kampung, tidak hanya kerinduan fisik, namun juga kerinduan rohani-spiritual. Dan kerinduan itu terlaksana ketika mereka berkumpul di Gerbang Air di Yerusalem. Ketika berkumpul itu, mereka meminta ahli kitab, Ezra namanya untuk membacakan Kitab Musa, Kitab Taurat, terkhusus Kitab Hukum. Mereka mendengarkan bunyi Kitab Hukum itu. “Amin! Amin!” respons mereka. Amin yang disebutkan menyentuh jiwa mereka. Orang Israel yang berkumpul tersentuh hati, jiwa terharu, dan seluruh diri mereka dipenuhi sukacita.
Warta Damai Sejahtera Allah menyelimuti dan bergaung dalam sanubari mereka. Dan mereka pun menyadari diri sebagai orang yang berdosa. Disinilah, warta Damai Sejahtera menjawabi kerinduan rohani yang selama ini mendorong mereka, juga selama mereka dalam tawanan di Mesir.
Warta Damai Sejahtera yang dialami Israel setelah kembali ke Yerusalem, warta yang sama itu diteruskan oleh ketujuh puluh murid Yesus. Yesus mengutus ke-70 murid ke tengah-tengah serigala. Yesus minta para murid untuk focus pada warta Damai Sejahtera, sehingga anggota keluarga yang menjadi para pendengar warta Yesus itu merasakan Damai Sejahtera. Mengalami sukacita yang menyelamatkan mereka, sehingga keluarga dengan sukacita pula menerima kehadiran para murid dalam keluarganya.
Setara dengan itu, warta Damai Sejahtera Allah yang kita baca dan merenungkannya pada hari ini, juga berkat karya Allah yang dihidupkan oleh Santo Hieronimus. Usaha dan kerja keras Hieronimus yang meneterjemahkan Kitab Suci dari Aram-Yunani-Latin, dari Yunani-Latin kemudian ke dalam banyak bahasa lain, termasuk ke dalam bahasa kita inilah, sebagai bentuk warta Damai Sejahtera bagi kita. Tantangan di tengah serigala secara tekstual dijawab oleh Hieronimus, seorang Imam dan Pujangga Gereja.
Kini pesan bernas Hieronimus, “tidak membaca Kitab Suci, tidak mengenal Kristus”, menjadi serigala lain yang menantang komitmen kita mengenal Kristus lebih mendalam. Akhirnya, mengenal Kristus lebih mendalam merupakan warta Damai Sejahtera, yang mampu membebaskan kita dari fisik kepada hidup rohani yang berpusat pada Pribadi Yesus Kristus. ***