Batuaji-BerkatNews.com. Sejak satu dekade yang lalu, buku-buku terkait identitas Gereja Lokal Keuskupan Pangkalpinang; Visi Gereja, selalu tersimpan rapi di lemari-lemari pastoran, bahkan sampai termakan rayap dan hancur. Anehnya, pasca Sinode II Keuskupan Pangkalpinang dan melahirkan Gereja Partisipatif sebagai Visi Keuskupan, lagi-lagi itu hanya berhenti pada slogan tanpa makna. Tak banyak paroki yang memilih setia dan tunduk pada pengajaran para Rasul (red:Uskup), namun memilih jalan lain. Program formatio untuk mengimplementasikan Visi yaitu Pemberdayaan Fasilitator dan Pemimpin melalui Asian Integral Pastoral Approach (AsIPA) hanya jalan di beberapa paroki saja.
Salah satu paroki yang masih berjuang mengadakan Lokakarya AsIPA adalah Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA) yang juga sempat terhenti satu tahun lebih (2017). Namun, pada Senin (26/2) tercatat dalam sejarah Paroki MBPA, telah dibuka kembali AsIPA dengan jumlah peserta terbanyak sejak 13 tahun formatio ini dimulai.
Misa Pembukaan dipimpin oleh Parokus MBPA, RD. Eman, dimulai dengan perarakan Kitab Suci dan Penghormatan Sabda, yang juga diikuti oleh para fasilitator angkatan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai lambang benih Sabda yang akan direnungkan sepanjang proses AsIPA, juga diadakan upacara pemberkatan benih dan penanaman benih.
….Oleh karena itu, kami mohon, sudilah memberkati benih ini sebagai lambang benih sabda-Mu (+) yang akan kami taburkan dan kami siram sepanjang proses pembelajaran ini, agar pada akhirnya kami mengerti bahwa benih sabda-Mu akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan bila kami terus menyiramnya dengan mendengar, melaksanakan sabda-Mu dan membangun persekutuan cinta yang diikat oleh Dikau, Sang Sabda yang menjadi memberi diri menjadi saudara kami. Engkau yang hidup bersama Bapa dalam Roh Kudus, kini dan sepanjang masa-Amin…..
Setelah perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan pendalaman materi Pengantar apa itu AsIPA. Sebelum mendalami materi, dalam kata pembukaannya, Koordinator Fasilitator Bp. Wenseslaus Syukur mengaskan bahwa AsIPA akan membuat siapa saja, tidak perduli punya tamatan atau tidak, pintar atau tidak, tetapi semua orang untuk bertumbuh menjadi pendengar dan pelaksana Sabda dan siap untuk diutus mengambil bagian dalam tugas dan perutusan Yesus. “Yang terpenting adalah kita setia berproses dengan modul-modul AsIPA dulu…, walau tampaknya modul-modul itu sederhana…“, tambahnya.
Materi Pengantar apa itu AsIPA diberikan oleh RD. Bernard Somi Balun, yang juga bertugas sebagai Vikaris Yudisial Keuskupan Pangkalpinang. Romo Beni pertama-tama mengawali bagaimana refleksi para Bapa Gereja Asia sampai lahirnya Visi Gereja Asia, yang disebut sebagai Gereja Partisipatif, A New Way of Being Church, dimana:
- Gereja sebagai persekutuan komunitas-komunitas di mana sabda menjadi pusat (Communio in Comunitatum). Mengapa Persekutuan komunitas-komunitas? Karena dengan membangun persekutuan, kita mengambil bagian dalam persekutuan Tritunggal Mahakudus, yang kita terima ketika kita diinisiasikan.
- Dalam persekutuan yang berpusat pada sabda itu, imam, awam (Sekami, Keluarga, OMK, Religius) berpartisipasi mengamalkan karunia-karunia roh yang diterima dari sakramen-skaramen Gereja.
- Menjadi saksi Tuhan yang bangkit.
- Gereja itu ragi (kecil yang berpengaruh), tanda kenabian. (Gereja bisa merombak dunia menjadi Kerajaan Allah).
Romo Beni melanjutkan dengan bagaimana proses panjang lahirnya modul-modul AsIPA, sampai terwujud dalam modul-modul yang saat ini ada. “Untuk mewujudkan cara baru hidup meng-Gereja itu, maka perlu sebuah pendekatan pastoral, yang melalui pendekatan itu, Gereja partisipatif bisa diwujudkan. Pendektan itu yang disebut AsIPA”, tegas Romo Beni.
Kemudian Romo Beni bertanya kepada para peserta, “Apakah visi Gereja Asia itu juga menjadi visi Gereja kita di Keuskupan Pangkalpinang?” Dijawab serentak peserta “YA”, Dimana anda temukan? (Romo Beni), “Di MGP” (peserta). “Bagaimana kita memahami Visi Gereja kita? Kuncinya belajarlah AsIPA sampai selesai…TITIK…“, tutup Romo Beni.
Acara ditutup dengan makan makanan sederhana ala MBPA; ubi rebus, pisang rebus, ikan teri dan sambal.
Hadir juga dalam Misa Pembukaan, Ibu Evy Puspitosari, mewakili rekan-rekan fasilitator St. Damian, Bengkong. Menurut informasi, Paroki St. Damian juga akan memulai Lokakarya AsIPA pada bulan April 2018.*
costmust/BerkatNews.com
foto dok.