Batam-BerkatNews.com. Selain Komunitas Basis Gerejawi (KBG), di dalam kehidupan paroki juga terdapat asosiasi-asosiasi atau perkumpulan-perkumpulan rohani lainnya. Penyebutannya juga berbeda-beda, ada yang disebut kelompok kategorial, ada juga disebut komunitas kategorial dan lain sebagainya. KBG dan asosiasi-asosiasi dalam paroki saling bekerjasama dan saling mendukung.
BACA JUGA: KBG dan Asosiasi /Kategorial (Bag. 1) DAN KBG dan Asosiasi /Kategorial (Bag. 2)
Salah satu asosiasi yang terdapat di Keuskupan Pangkalpinang adalah Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria atau sering disebut THS-THM. Keberadaan organisasi ini di wilayah Keuskupan Pangkalpinang sudah ada sejak lama kata Yanselmus Nanga, Koordinator THS-THM Distrik Keuskupan Pangkalpinang. “Secara struktur dulu kami seperti pemerintahan; ada DPC, DPD dan lainnya, namun dengan adanya statuta yang baru kami mengikuti struktur Gereja Katolik, nah dulu terkadang jika seniornya pindah tempat maka kegiatan organisasi juga menjadi vakum“, terang Yansen, panggilan akrab Yanselmus Nanga.
Bertempat di Galang, 23-26 Juni 2016 sebanyak 149 calon anggota baru mengikuti proses pendadaran dengan didukung 151 orang panitia penyelenggara. Uniknya Pendadaran kali ini diikuti tidak saja dari Paroki yang sama seperti sebelumnya namun sudah gabungan beberapa paroki yang terhimpun dalam distrik Keuskupan Pangkalpinang: Ranting : Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi- Tembesi : 68 Orang, Paroki St Petrus – Lubuk Baja : 17 Orang, Unit Latihan Piayu ( Pancur – Bida Ayu ) : 22 Orang, Paroki St Damian – Bengkong : 22 Orang, dan Paroki St Maria Tak Bernoda Tanjung Pinang. : 20 Orang.
Arti Pendadaran
Setiap Organisasi memilki sistem pengkaderan yang berusaha mempersiapkan anggotanya agar dapat melanjutkan langkah, karya dan kebijakan-kebijakan dalam Organisasi. Berbagai macam sistem pengkaderan seperti “saringan Alam”, Pengujian Formal, Pendidikan, Kaderisasi, dan lain sebagainya. Sistem pengkaderan dalam TSH-THM disebut dengan “Pendadaran”.
Dihubungi BerkatNews.com, Yansen menjelaskan secara tertulis arti Pendadaran, berikut petikannya:
Pendadaran Berasal dari Serapan Bahasa Jawa, yaitu “dadar” yang berarti memasak Telur dengan Bumbu Dapur secukupnya, ibarat telur calon Anggota baru di pecahkan dari Pribadi yang lama, kemudian dimasukan kedalam Penggorengan berupa Serangkaian Proses Pemantapan dan diolah bersama Bawang, Garam, dan Lain-lain berupa Masukan yang berharga tentang THS-THM khususnya dan Hakikat kehidupan pada umumnya.
Selanjutnya diangkat dan disajikan menjadi Pribadi yang Baru (Ef 4:22-24). Dengan Awalan “Pe” dengan akhiran “an”, kata “dadar” menjadi Pendadaran yang bermaksud mengolah calon anggota menjadi pribadi yang baru setelah dilepaskan dari pribadi yang lama dan diberi masukan yang berguna bagi perkembangan diri baik untuk dirinya sendiri maupun banyak orang.
Pendadaran dilaksanakan selama tiga hari tiga malam. Pemilihan waktu ini diasumsikan bahwa setiap peserta Pendadaran diajak mengikuti kisah mulia Tuhan Yesus Kristus, yang dalam Tradisi Gereja Katolik disebut TRI HARI SUCI yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah. Dan adapun maksud dan arti dari ketiga hari yang di pilih adalah: Hari Pertama, adalah Kamis Putih dari sini ditarik hakikat bagi peserta yaitu CINTA PERSAUDARAAN. Hari Kedua adalah Jumat Agung dari sini muncul hakikat yang kedua bagi peserta yaitu TABAH SAMPAI AKHIR. Dan hari yang ketiga adalah Malam Paskah maka dari sini pula dapat di tarik hakikat yang ke tiga yaitu KEBANGKITAN.
Tujuan umum penanaman semangat Tri Hari Suci melalui pendadaran, calon anggota diharapkan :
- Bermotivasi kuat untuk meninggalkan pribadi lama yang buruk dan menjadi pribadi baru yang baik,
- Memahami seluk beluk / hal-hal umum tentang kerohanian, kebeladirian, dan keorganisasian dari gerakan kerasulan awam THS-THM,
- Memiliki jiwa patriot bangsa yang berjuang demi negara dan Gereja Katolik Indonesia.
- Memiliki daya tahan mental dan fisik yang baik sebagai umat Katolik yang dewasa dalam iman dan perbuatan.
Tujuan khusus Setelah mengikuti pendadaran, calon anggota diharapkan memiliki pemahaman yang lebih mantap tentang :
- Motivasi dan visi THS-THM yang murni, Sejarah berdiri dan perkembangan THS-THM, Struktur organisasi THS-THM Sistematika latihan THS-THM,
- Makna dan penerapan Sakramen Katolik,
- Mengetahui makna dan sejarah nama orang-orang suci (santo-santa) pelindung baptis/krisma masing-masing.,
- Selain itu, calon anggota diharapkan dapat Menyebutkan nama-nama Dewan Pendiri THS-THM dan para pengurus yang menjabat saat pendadaran dilaksanakan,
- Memperagakan dan memimpin praktek latihan rutin sesuai sistematika latihan THS-THM,
- Mengucapkan Janji Prasetya dengan benar dan hafal,
- Memimpin kegiatan spiritualitas Katolik (Pendalaman Iman, Doa Rosario, Jalan Salib, Ibadat Sabda, dan lain-lain),
- Memperagakan gerakan beladiri THS-THM yang telah dipelajari selama latihan dasar dengan benar (hafal),
- Menyanyikan Mars dan Yel-yel THS-THM,
- Melakukan Hormat THS-THM dengan benar.
Pertumbuhan dari tahun ke tahun
Ketika THS-THM dikembangkan untuk pertama kali di MBPA yakni dari tahun 2011-2013, semua di titik pusatkan hanya di paroki sampai Angkatan ke-3 thn 2013. Setelah Pendadaran Angkatan 2013 dibuka untuk Angkatan pertama di Paroki St.Petrus Lubuk baja dan Paroki St Damian Bengkong. Angkatan Pertama dari kedua Paroki/Ranting tersebut didadar di Tahun 2014. Dengan perjalanan waktu hingga saat ini masing-masing paroki telah melakukan beberapa Angkatan pendadaran. Di Paroki MBPA sudah berjalan Angkatan ke 5, Paroki St Petrus 3 Angkatan, Paroki st Damian 3 Angkatan, dan Stasi / Unit Latihan St. Aloysius Pancur menjadi 2 Angkatan. Dan Untuk Paroki Tanjungpinang, tahun ini adalah yang kedua mereka mengikuti Pendadaran di Batam.
Pendadaran bagi calon anggota adalah bukanlah akhir dari kegiatan Organisasi THS-THM, namun barulah titik awal seorang diproses dari calon Anggota menjadi anggota yang diakui, yaitu setelah calon anggota mengikuti proses lanjutan yakni Acara pelantikan yg biasa dilakukan melalui MISA PELANTIKAN THS-THM.
BACA JUGA : THS-THM tidak Menjadikan Anda Manusia Sakti
Semenjak Thn 2004 organisasi THS-THM sudah memiliki Kurikulum yang berlaku baik di Indonesia maupun Timor Leste. Pada kurikulum ini-lah semua bentuk-bentuk kegiatan baik fisik, mental spiritual, organisasi dan rekreaksi di tata rapi sehingga setelah dilantik Anggota diharapkan mengikuti Jenjangannya sebagai mana yg ada dalam kurikulum THS-THM.
Distrik Keuskupan Pangkalpinang menjadi Model penerapan Kurikulum Nasional
Boleh dikatakan perkembangan THS-THM di Distrik Keuskupan Pangkalpinang mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan total anggota sekitar 600 orang. Bukan hanya itu saja, distrik ini juga menjadi model penerapan kurikulum THS-THM yang benar. Apa yang terjadi? BerkatNews mencoba mengorek refleksi koordinator Yansen: “banyak sekali pilar-pilar THS-THM tidak dijalankan dengan seimbang, ada beberapa tempat yang hanya fokus pada latihan fisik, ada juga yang hanya fokus pada mental spiritual, hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan yang pincang” ujarnya.
(costmust/yansen)
Syarat menjadi anggota THS-THM:
- Mengisi formulir pendaftaran
- Membawa surat ijin dari orang tua / wali bagi calon yang berusia di bawah 17 tahun
- Membawa Surat Baptis dan melengkapi persyaratan administratif, yang ditetapkan oleh Koordinatorat Distrik melalui Koordinatorat Ranting
- Mematuhi peraturan yang sudah ada dan peraturan-peraturan yang kemudian bagi kebaikan organisasi dan anggotanya.