Berkatnews.com – Upaya-upaya pastoral alias penggembalaan bagi kawanan domba Kristus telah dan akan terus dilakukan.
Namun kita menyadari betapa pelayanan pastoral tradisional yang dilakukan para imam, biarawan-biarawati serta para katekis kerap belum bisa menyapa kawanan domba yang terserak oleh aneka kondisi hidup mereka.
Sejatinya kita bersukur pada Allah, akhir-akhir ini multimedia dengan kekuatan suara dan gambarnya bisa menjadi alternatif dan pelengkap sarana pastoral.
Pemanfaatan sarana digital kiranya juga sejalan dengan Konsili Vatikan II lewat dokumen Inter Mirifica yang mengajak memanfaatkan sarana komunikasi modern untuk karya pewartaan dan penggembalaan Gereja.
Paus Benediktus XVI dalam pesan hari komunikasi ke-44 yang lalu menyoroti soal perlunya pelayanan pastoral di dunia digital, khususnya dalam menjawab secara tepat tantangan-tantangan yang dirasakan kaum muda di tengah pergeseran dunia dewasa ini.
Seruan dan ajakan yang sama kembali digaungkan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko saat Ekaristi penutupan pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia XII di Gereja Santa Theresia Salam.
Dalam homilinya, Mgr. Robertus menyampaikan secara khusus bahwa para katekis adalah ujung tombak pewartaan di tengah masyarakat.
“Para katekis berkatese adalah menjalankan tugas panggilan kenabian, panggilan mengajar, dan panggilan mewartakan Kabar Sukacita kepada semua orang,” tandasnya.
Pada dasarnya panggilan kenabian ini adalah tanggungjawab semua orang yang terlibat. Baik romo dan awam mendapatkan tugas yang sama yaitu mewartakan Injil dengan semangat misioner.
Menilik peran katekis yang penting ini, menurut Uskup Robertus, para katekis harus dibekali dan didampingi supaya semangatnya tidak padam.
Pendampingan ini perlu dilakukan karena tantangan yang dihadapi para katekis saat ini semakin beragam, khususnya tantangan pendampingan iman untuk anak muda dan remaja.
Katekese diharapkan mampu membekali umat beriman mengenai pokok-pokok beriman secara tangguh.
“Umat yang beriman secara tangguh itu adalah umat mengerti siapa selama ini yang ia imani dan menghidupi iman itu dalam keseharian. Tidak hanya dalam peribadatan tapi dalam kehidupan masyarakat. Hidup dalam kasih dan damai sejahtera. Dan hidup solider di masyarakat yang plural ini,” ujar Uskup Robertus.
Uskup Robertus lantas meminta para katekis agar berkolaborasi dengan para kaum muda dalam berkatekese dengan memanfaatkan media digital sebagai media dakwah atau katekese gaya baru
“Anak-anak muda lebih terbiasa dengan media sosial. Para katekis bisa berkolaborasi dengan menyiapkan konten dan meminta mereka mengemas konten tersebut menjadi lebih menarik dalam berkatekese,” tutupnya.