Pangkalpinang, Berkatnews.com– Arsitektur unik bisa ditemukan di mana saja dan dalam bentuk apa saja. Termasuk di tempat ibadah. Seperti halnya Kapel Seminari Menengah Mario John Boen (SMMJB) Pangkalpinang yang dibangun dengan desain arsitektur serba unik dan simbolik.
Kapel yang berada di jalan Solihin GP Dalam Kelurahan Gajah Mada Kota Pangkalpinang ini dijadwalkan diberkati dan diresmikan penggunaannya oleh Uskup Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko OFM pada 3 September 2022 mendatang.
Rektor Seminari Menengah Mario John Boen RD Stanislaus Bani menjelaskan, kapel dengan nama pelindung Yohanes Maria Vianney tersebut unik karena memiliki banyak sekali simbol.
“Simbol yang terungkap adalah bentuk bangunan yang memadukan adat Thionghoa bagian atap dan beberapa bagian dalam serta gaya gedung Opera Sidney dengan modifikasi tertentu,” kata Romo Stanis kepadaBerkatnews.com.
Selain itu, jika ingin melihat lebih dekat lagi, pada bagian interior kapel terdapat gambar jalan salib juga patung kedua belas rasul.
“Gambar jalan salib tiga dimensi melukiskan bahwa kapel ini memberi warna tersendiri bagi siapa saja yang datang, merasakan suasana yang seolah turut merasakan jalan salib Yesus sendiri. Adapun keberadaan patung kedua belas rasul sebagai tanda kehadiran dan relasi apostolik gereja. Bahwa para rasul adalah peletak dasar gereja yang sekarang berdiri dengan tegaknya,” ujar mantan Parokus Koba ini.
Sementara dua tiang pada bagian depan dan hiasan lilin mengungkapkan dua tokoh penting gereja Keuskupan Pangkalpinang yakni Paulus Chen on Ngie sebagai peletak dasar gereja katolik di tanah Bangka dan Pastor Mario John Boen, imam Thionghoa pertama kelahiran Bangka sekaligus imam Projo pertama Indonesia.
“Dua tokoh ini dianggap penting dan sentral ketika kita berbicara tentang perkembangan gereja di keuskupan ini. Karena seminari ini adalah tempat pendidikan calon imam yang nantinya berkarya untuk keuskupan ini, maka teladan keutamaan hidup keduanya harus dapat diikuti,” ujar Romo Stanis.
Soal nama pelindung Santo Yohanes Maria Vianney, Romo Stanis bilang karena seminari merupakan lembaga pendidikan calon imam, maka para seminaris sejatinya meneladani spirit hidup Yohanes Maria Vianney sebagai sosok imam sederhana namun punya pesona luar biasa.
“Dalam kesederhanaan hidupnya, Santo Yohanes Maria Vianney justru menarik begitu banyak orang untuk kembali kepada Tuhan. Yohanes Maria Vianney adalah pelindung para imam, kiranya dengan kapel ini seminaris makin mencintai panggilannya untuk menjadi imam yang sederhana namun memiliki iman yang mendalam,” tukasnya.
Sekedar diketahui, keberadaan Kapel Santo Yohanes Maria Vianney ini merupakan sebuah kegembiraan, sebab sejak awal berdirinya SMMJB hingga saat ini, para seminaris dan formator menggunakan ruang pertemuan untuk dijadikan kapel sementara.
“Keberadaan kapel sekarang sebetulnya adalah cita-cita sejak awal berdirinya SMJB. Artinya sudah 11 tahun yang lalu. Karena kapel adalah bagian integral dari sarana yang mendukung kehidupan seminaris. Kapel menjadi tempat seminaris menimbah, memperdalam dan merefleksikan pengalamanya dengan Tuhan,” pungkas Romo Stanis.