Myanmar-BerkatNews.com. Lokakarya AsIPA kali ini dilakukan oleh Keuskupan Agung Mandalay bekerjasama dengan AsIPA Desk FABC. Kegiatan dilakukan di Marian Centre Chanthagone 7-12 Nopember 2016. Tujuan dari Lokakarya ini adalah mendapatkan pemahaman visi Gereja sebagai persekutuan komunitas-komunitas; Gereja Partisipatif, memperdalam pengalaman keberpusatan pada Kristus melalui Sharing Injil dan belajar metode pastoral untuk mewujudkan visi Gereja melalui Komunitas Basis Gerejawi. Panitia lokal diorganisir oleh Romo Peter Myo Aung dan Romo Jhon Aye Kyaw.
Sebanyak 74 awam, 17 suster, 10 imam dan 3 diakon mengikuti rangkaian kegiatan ini. Beberapa tim nasional/diosesan juga turut membantu terselenggaranya acara ini; dari Hakha, Lashio, dan Myitkhyina. Tiga orang dari AsIPA Resource Team yaitu Romo Rohan Dominic, Cora Mateo dan Bibiana Ro.
Uskup Lucius Hre Kung dari Keuskupan Hakha, Ketua AsIPA nasional team hadir dan memberikan seminar di hari pertama. Ia memulai naskahnya dari bagaimana KBG dan AsIPA hadir di Myanmar 20 tahun yang lalu. Namun begitu hal ini telah mengalami penyegaran-penyeragara di beberapa keuskupan di Myanmar sejak 2013. Sebanyak 8 Keuskupan dari 16 Keuskupan telah aktif mempromosikan KBG bersama koordinator KBG tingkat keuskupan masing-masing. Juga teks-teks AsIPA telah diterjemahkan ke dalam bahasa lokal Burmese. Kami telah membuat rencana tiga tahunan tentang KBG untuk level nasional. Uskup Kung menekankan bahwa KBG adalah intrumen yang hebat untuk mewujudkan cara baru hidup menggereja, Gereja Partisipatif.
Para peserta menunjukkan harapan dan antusiasmenya untuk mengetahui dan mengalami Sabda Allah, memperdalam spiritualitas dan memberi kesaksian dalam hidup sehari-hari. Mereka mengapresiasi metode Sharing Injil 7 langkah dan mewujudnyatakan bahwa KBG akan menolong mereka tumbuh dalam Sabda bersama komunitas mereka dimana mereka tinggal.
Uskup Agung Nicholas Mang Thang, uskup agung Mandalay, dalam pesannya mengatakan bahwa Keuskupan Agung Mandalay dengan segala cara harus memprioritaskan sebagai pilihan pertama, kaum Awam (Laity), Keluarga dan kerasulan awam secara keseluruhan untuk menjadi peserta terutama dalam membangun Keuskupan Agung Mandalay untuk menjadi dan menghidupi ‘a new way of being local church’ dengan pandangan baru tentang evangelisasi dalam milenium ke tiga ini dalam konteks budaya Myanmar, dimana mayoritas adalah umat Budha dan umat umat agama lainnya. ***
Sumber: Newsletter ‘Laity’, AsIPA Desk FABC, Edisi Oktober-Desember 2016
Diterjemahkan oleh costmust/BerkatNews.com