Bengkong-BerkatNews.com. Paska Sidang para Uskup se Asia di Bandung tahun 1990; yang melahirkan Visi Gereja Asia; Gereja Partisipatif (Participatory Church) sebagai cara baru hidup menggereja (a new way of being church), tidak banyak keuskupan yang langsung bergerak mengimplementasikannya.
Keuskupan Pangkalpinang sendiri pun dalam mewujudkan Gereja Partisipatif harus mengalami perjalanan yang panjang. Mendiang Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD harus bercucuran keringat dan air mata belajar kesana kemari, demi mewujudkannya sebagaimana amanat para Bapa Gereja Asia. Perjalanan yang panjang itu baru benar-benar mendapatkan sebuah “grand design” Visi Keuskupan Pangkalpinang yang dilahirkan dalam Sinode ke 2 2011 yang lalu, yaitu “UMAT ALLAH KEUSKUPAN PANGKALPINANG, DIJIWAI OLEH ALLAH TRITUNGGAL MAHAKUDUS, BERTEKAD MENJADI GEREJA PARTISIPATIF.”
Singkat kata, dengan menggambarkan diri sebagai sebuah Gereja Partisipatif, Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang mengungkapkan, bahwa (1) dirinya merupakan bagian dari Tubuh Kristus yang satu, kudus, katolik dan apostolik, karena berpartisipasi dalam hidup dan misi Kristus; (2) partisipasi dalam hidup Kristus menjadikan seluruh umat Keuskupan Pangkalpinang sebagai satu keluarga di mana semua anggota “ambil bagian” dalam duka dan kecemasan, derita dan kegembiraan para anggotanya; (3) dan akhirnya, diutus untuk membangun suatu keluarga yang dilandasi oleh cinta, damai dan keadilan baik di antara para anggota Gereja maupun dengan seluruh umat manusia (MGP, art. 159). Dalam bahasa yang sangat terkenal dalam kamus umat Pangkalpinang; Gereja Partisipatif adalah Tiga Bintang *Berpusat pada Kristus, *Berkomunio dan *Bermisi.
Dalam Gereja Partisipatif itu, KBG menjadi locus pastoral, dengan empat cirinya.
BACA JUGA : Empat Ciri Komunitas Basis Gerejawi (KBG)
Salah satu ciri yang dihidupi sebagai model keberpusatan komunitas pada Kristus adalah Sabda menjadi pusat komunitas; maka dalam pertemuan mingguan KBG, Sharing Injil menjadi faktor kunci KBG. Metode Sharing Injil yang digunakan adalah Sharing Injil 7 Langkah sebagaimana terdapat dalam modul Basic Formatio AsIPA yang diterbitkan Konferensi Uskup Asia (FABC).
Sharing Injil 7 Langkah inilah yang mendorong sembilan belas (19) imam, 1 bruder dan 1 orang frater dari Keuskupan Padang berkunjung ke Paroki St. Damian, Bengkong-Batam untuk melihat dan mengalaminya secara langsung (exposure).
Mereka adalah RP Aloysius Suyoto, SCJ; RP Alfred Fernando Karokaro, OFM Cap; RP Lister Dame Tamba OFM Cap; RP Petrus Cipto Nugroho, SCJ; RP Theodorus Sitinjak, OFM Cap; Rm Juni Antoni Aritonang; RP Antonius Suedi Oki Kuncoro, SCJ; RP Edis Manurung, OFM Cap; RD Bartholomeus Beukliu; RD Otto Procesus Hasugian; RD Emilius Sakoiko; RD Klitus Klitus; RD Pardomuan Benedictus; Bruder Markus Islumiyanto, SCJ; RP Yulius Tangke Bandaso, SX; RP Elias Situmorang OFM Cap; RD Yohanes Cahaya; RD Wilhelmus Wolor; Frater Bonar Sinabariba; dan RD Martinus Suparjio.
Pastor kepala Paroki St. Damian-Batam, RP Kornelis Aroendati Gaga, SS.CC, menyambut dengan gembira dan dengan sigap segera berkoordinasi dengan bapak Julius Jonni selaku koordinator Fasilitator PIPA Paroki St. Damian, mempersiapkan segala sesuatunya.
Koordinator Fasilitator AsIPA Paroki St. Damian, Julius Jonni mengungkapkan bahwa respon para Ketua, Fasilitator dan Umat Allah KBG sungguh luar biasa. “Mereka sungguh bersemangat dan merasakan dapat berkat berlimpah karena kehadiran Sang Sabda Kristus dlm Sharing Injil yg mereja lakukan dan dikunjungi oleh para imam dari Keuskupan Padang ini….” tambahnya.
KBG-KBG yang dikunjungi diantaranya KBG St. Vincentius wilayah Sta. Maria Dolorosa, KBG St. Leo Agung wilayah St. Laurentius 2, KBG St. Martinus de Tour wilayah Sta. Maria, KBG St. Yosef wilayah St. Matias Rasul, KBG St. Stefanus wilayah Sta. Ursula, KBG St. Bernardus Abbas wilayah St. Laurentius 3, KBG St. Barnabas Rasul wilayah Sta. Maria Fatima, KBG Sta. Yutta wilayah Sta. Maria, KBG Sta. Rosa de Lima wilayah St. Antonius, KBG Thomas Aquino wilayah Sta. Bernadeth, KBG Louisa de Marillac wilayah St. Fransiskus, KBG Sta. Clara wilayah St. Matias Rasul, KBG Albertus Agung wilayah Sta. Cecilia, KBG Elisabet Hungaria wilayah Sta. Angela, KBG St. Lukas wilayah St. Paulus, KBG Filipus Neri wilayah St. Michael, KBG Sto. Yoh. Maria Vianey wilayah St. Laurentius 1, KBG Inocentius wilayah St. Agustinus, KBG Sto. Fulgensius wilayah St. Kanisius, KBG St. Lukas wilayah St. Karolus dan KBG St. William wilayah St. Ignatius.
RD Wilhelmus Wolor yang melayani di Paroki St. Maria de Rosari, Bagan Batu, men-sharingkan bagaimana tantangan yang sangat besar dalam kehidupan menggereja. Pengaruh adat tertentu yang memposisikan anak laki-laki lebih tinggi dari kaum wanita, membuat benih-benih panggilan di keuskupan Padang sangat minim. Meskipun Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFM. Cap, Uskup keuskupan Padang membebaskan biaya untuk para Seminaris, tapi hal itu tidak serta merta membuat benih-benih panggilan tumbuh subur di keuskupan ini, sehingga untuk memenuhi permintaan Imam di keuskupan ini, mereka harus bekerjasama dengan Keuskupan Larantuka. Belum lagi pengaruh protentantisme yang sangat kuat, membuat anak-anak tumbuh dengan “baju/ bungkus Katolik dengan isi lain”.
Romo Wim, demikian panggilan RD Wilhelmus Wolor, juga menambahkan bahwa kendala yang lain adalah luasnya area. Untuk mencapai stasi terjauh, Romo Wim harus melakukan perjalanan 16 jam pp dengan medan yang sulit dan berbahaya (tidak aman). Itupun harus puas dengan melayani Ekaristi untuk 8-9 KK yang hadir dari wilayah itu, karena yang lain tetap memilih bekerja di ladang- ladang sawit milik para pengusaha. Pada akhir perbincangan itu, RD Wim memohon doa untuk panggilan khusus, mengajak seluruh umat KBG untuk ambil bagian menjadi “Pekerja di Ladang Anggur Milik Tuhan” dan menyampaikan harapannya tentang Cara Hidup Menggereja Yang Baru, Gereja Partisipatif, juga menjadi kenyataan di Paroki dan keuskupan di mana beliau melayani.
RD Wendilinus Pantaleon selaku pimpinan rombongan menyampaikan terima kasih kepada Pastor Arun SS.CC, Pastor Paroki St Damian, para ketua KBG, Fasilitator dan seluruh umat atas penerimaan, pelayanan dan pengalaman bersama saat Sharing Injil 7 Langkah di KBG. Mereka merasa senang bisa berada di tengah-tengah umat Paroki St. Damian, teristimewa karena kehadiran Kristus melalui sabda-Nya dan sharing pengalaman iman umat.
Bapak Julius Joni sebagai koordinator Fasilitator PIPA Paroki juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para tamu, ketua KBG, Fasilitator dan umat dari 21 KBG yang dikunjungi serta KBG-KBG yang lain, atas semangat, partisiasi dan kerja sama yang baik, dan respon yang sungguh luar biasa dalam hidup Gereja Partisipatif untuk mewujudkan visi misi gereja keuskupan Pangkalpinang.*
Foto doc
Editor: costmust/BerkatNews.com