Home BERITA ‘Isoma’ Dan Saat Sepih Bersama Tuhan(Yer 23:1-6, Ef 2:13-18, Mrk 6:30-34)

‘Isoma’ Dan Saat Sepih Bersama Tuhan(Yer 23:1-6, Ef 2:13-18, Mrk 6:30-34)

by Stefan Kelen

*)Oleh : RD Lorensius Dihe Sanga, M.Hum 

Tempat sunyi adalah lokasi ideal untuk beristirahat. Saat sunyi adalah saat untuk menyendiri, saat untuk menyepih. Pertanyaanya adalah beristirahat sendiri dan menyendiri kah atau bersama yang lain? Sebagai orang beriman, kita harus menjawab bahwa kita beristirahat bersama Tuhan dan ada bersama Tuhan.

Dewasa ini, gerakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakt) di Indonesia sedang merebak. Salah satu anjuran adalah hindari kerumunan. Oleh karena itu, aturan pun diperketat. Di mana – mana terjadi penyekatan dan selalu dikampanyekan stay at home, work from home, pray from home.  Semuanya dilaksanakan di rumah. Apakah Anda merasa betah dengan situasi seperti ini? Atau malah Anda meronta-ronta dan berteriak lalu seenaknya melanggar protokoler kesehatan. 

Ternyata saat sunyi, saat sepih seperti itu juga sudah dijalankan oleh Tuhan Yesus ketika Dia berkarya. Yesus dan rasul – rasulnya mencari tempat sunyi (sepih) supaya mereka dapat beristirahat. Dan mereka bukan hanya tidur santai, tetapi supaya mereka juga bisa berdoa. Mereka dengan tenang dan leluasa berkomunikasi dengan Tuhan untuk sementara waktu, tanpa diganggu oleh aktivitas yang lain, dan bisa juga terhindar dari kerumunan banyak orang. 

Dari dalam kesunyian, kita bisa diajak untuk bersikap produktif. Produktifitas Yesus sungguh nyata. Ketika mereka berada di tempat sepih, tentu setelah berdoa/berkomunikasi dengan Tuhan, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. Melihat banyak orang sudah antri menjumpai Tuhan Yesus, Ia pun langsung jatuh cinta akan belas kasih, karena mereka seperti kawanan yang tidak mempunyai gembala. Tuhan Yesus sebagai seorang Gembala, bekerja seperti gembala-gembala lain di padang sunyi yang menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau dan menyegarkan mereka dengan mata air nan segar. Tuhan Yesus mengumpulkan semua domba itu dan membawa mereka ke padang rumput yang hijau (Yer 23:1-6). 

Orang banyak itu menyaksikan bahwa Yesuslah Gembala mereka. Yesus lah Pemimpin mereka, Yesus lah Dokter utama mereka. Dia adalah seorang pemimpin teladan yang setelah menyepih, Dia keluar melayani umat dengan penuh suka cita, Dia merangkul dan menyelamatkan mereka. Sungguh dasyat Tuhan Yesus. 

Saat ini, selain kita diajak untuk menghindari kerumunan, kita diajak untuk MENGISOLASI DIRI, kita dianjurkan untuk menjalankan ISOMA (isolasi mandiri) di rumah, di vila, di hotel, dan lain sebagainya. Kita jangan menganggap bahwa itu adalah tindakan pengkarantinaan pribadi yang membuat kita terkungkung di antara empat dinding. 

Mari kita patuhi itu dan ingatlah bahwa di situlah saatnya kita istirahat bersama Tuhan, kita menyepih bersama Tuhan, kita dengan hening berkomunikasi dengan Tuhan. Setelah itu, pasti akan indah pada waktunya, kita ke luar dan siap melayani anggota keluarga, para mahasiswa, siswa-siswi dan murid, masyarakat umum yang kita jumpai. Di sanalah kita juga dipanggil untuk menjadi gembala yang baik. Dengan demikian, kita bersama-sama memuliakan nama Tuhan sekarang dan selama-lamanya. Amin. 

*) Imam yang bertugas di Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA) Batu Aji Batam.

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.