Bengkong-BerkatNews.com (22/11/2016 19.00 WIB). Formasi dasar bagi organ partisipatif menuju Visi Gereja Partisipatif sebagaimana rekomenadi Sinode II Keuskupan Pangkalpinang adalah melalui pola pemberdayaan AsIPA (Asian Integral Pastoral Approach). Bila negara-negara Asia gencar dalam berbagai workshop AsIPA dengan mengundang AsIPA Resource Team FABC (Federation of Asian Bishops Conferences), betapa bersyukurnya Keuskupan Pangkalpinang karena telah memiliki fasilitator-fasilitator yang handal dalam terus memberikan lokakarya (workshop) AsIPA kepada umat.
Dalam setiap kunjungan pastoralnya selama ini, mendiang Mgr. Hila selalu terus menggemakan untuk terus memperkuat fasilitator melalui pola pemberdayaan AsIPA. Memang masih ada paroki-paroki yang tidak perduli dan terkesan tidak mau memulai AsIPA, tetapi tidak bagi paroki St. Damin, Bengkong.
Setelah setia melalui proses selama kurang lebih delapan bulan, AsIPA angkatan ke-2 Paroki St. Damian yang berjumlah 70 orang telah siap bermisi yang ditandai dengan rangkaian acara penerimaan Salib Misi yang berpuncak pada Minggu, 22 Nopember 2016. Tema yang diambil dalam perutusan dan penerimaan Salib Misi ini adalah: “MENELADANI SPIRITUALITAS PELAYANAN SANTO PAULUS, Upahku ialah: ‘bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah’ “ (1 Korintus 9:18).
Setelah pengendapan materi rekoleksi yang disampaikan oleh RD. Frans Mukin pada hari Jumat (18/11/2016) lalu, hari Sabtu (19/11/2016), para calon fasilitator dan fasilitator dari AsIPA angkatan 1, bersama-sama bersujud di hadapan Sakramen Mahakudus dalam ibadat Adorasi kepada Sakramen Mahakudus. Ibadat Adorasi yang dimulai pukul 18:00 WIB ini dipimpin oleh RP. Sergius Rusdi Santosa SS.CC. Dalam renungannya, RP. Rusdi menyampaikan tentang syarat-syarat mengikut Kristus ( Matius 16: 24-28 ), bahwa setiap murid Kristus harus bisa menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya masing-masing, dan mengikuti Dia. Mengikuti Dia berarti, meneladani apa yang telah dilakukannya. Meskipun seringkali ditolak, tapi Yesus tidak pernah berhenti mewartakan Kerajaan Allah. Sebagai fasilitator, nantinya akan banyak mengalami penolakan, tapi belajar seperti Yesus, tidak pernah berhenti meski banyak mengalami hambatan dan tantangan. Dalam Adorasi ini, setiap umat yang hadir mendapat kesempatan untuk bersujud dihadapan Sakramen Mahakudus secara pribadi.
Rangkaian kegiatan bagi calon fasilitator berikutnya dilaksanakan pada hari Minggu, 20 November 2016, yaitu diawali dengan registrasi dan makan siang bersama, lalu dilanjutkan dengan Sharing Injil 7 Langkah pada pukul 11:30 WIB. Pada sesi berikutnya, para calon fasilitator masuk ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk men-sharing-kan beberapa pertanyaan penuntun.
Para peserta diajak untuk lebih mengenal diri sendiri, mengetahui apa karunia-karunia / talenta yang dimiliki yang bisa membantu mereka untuk berpusat pada Kristus, berkomunio dan bermisi. Calon fasilitator juga diajak untuk melihat diri sendiri dengan bercermin pada modul B/7b dan B/7c. Mereka juga diajak untuk merenungkan ke-14 pemberhentian pada Jalan Salib, pemberhentian ke berapa yang membuat mereka tergugah dan tergugat sehingga membuat mereka bertobat. Dan pertanyaan terakhir adalah, apa perbedaan para calon fasilitator sebelum dan sesudah mengikuti lokakarya AsIPA.
Setelah tiap kelompok diwakili oleh seorang calon fasilitator untuk menyampaikan hasil sharing mereka secara pleno, para peserta diajak belajar tentang attitude yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator. Dengan bermain tebak kata dalam Bahasa Inggris, RP. Bonnie Payong, SS.CC, yang menjadi narasumber rekoleksi saat itu, membuat para calon fasilitator merasa segar. Attitude tersebut adalah: WE (kita), yaitu sebagai fasilitator harus bekerja bukan saya, tapi kita yaitu bekerja dalam tim. Mengalahkan EGO, selalu melakukan pelayanan atas dasar LOVE (cinta), selalu SMILE (tersenyum) dalam setiap tugas yang diberikan, mengabaikan RUMOUR (gossip), terus berusaha meraih SUCCESS (kesuksesan), tidak JEALOUS (cemburu) pada fasilitator yang lain, selalu mengembangkan KNOWLADGE (pengertahuan iman), dan agar para fasilitator merasa CONFIDENCE (percaya diri).
Selanjutnya RP. Bonnie mengajak peserta untuk lebih mengenal seorang pewarta Yesus yang sejati, yaitu PAULUS. Materi yang diberi judul “ Seperti Paulus ? Siapa Takut ?!! “, ini, mengajak peserta untuk lebih mengenal siapa sosok Paulus sebelumnya. Paulus sebelumnya bernama Saulus. Dia adalah seorang Yahudi dari Tarsus. Dia adalah orang muda dengan semangat yang berkobar-kobar, yang sangat paham tentang hukum Taurat Musa, yang menimba ilmu dari Gamaliel, yang memenjarakan jemaat, bahkan mengancam dan membunuh jemaat (Kis 8:1-18). Dalam perjalanan Saulus ke Damsyik, dia mengalami “sengatan” sinar Ilahi, dan itulah titik balik kehidupan dia. Dia mendengar dan berdialog dengan suara itu. Dan dia mengalami kebutaan selama 3 hari, sampai dia didoakan oleh Ananias dan sembuh. Dan setelah kesembuhannya itu, dia menjadi pewarta Yesus yang sejati.
Ada 5 hal yang bisa diteladani dari seorang Paulus, yaitu: SETIA PADA PANGGILAN (Faithfull to Christ’s call), PEWARTA YESUS YANG KOMIT (Commited preacher about Jesus), PEWARTA ULUNG (Great preacher in the early church), MENAMAKAN DIRI SEBAGAI PELAYAN (Called himself as a servant), dan MELAYANI UMAT DAN TAAT PADA TUHAN (Serving people, obeying God).
RP. Bonie juga menegaskan bahwa, menjadi seorang fasilitator harus siap untuk mewartakan Kristus. Dengan diawali dengan pertobatan diri sendiri, agar bisa mempertobatkan orang lain. Sebagai seorang fasilitator, peserta dipercaya untuk mewartakan Kasih Karunia Allah, baik itu dalam lingkup keluarga, KBG dan lingkungan sekitar, Paroki, bahkan ke Gereja Lokal dan Gereja Universal.
Pertanyaan RP Bonie, “ Apakah anda semua siap diutus ?”, dijawab dengan serentak dan penuh semangat oleh para peserta, dengan jawaban, “Siap !!”. Dan pertanyaan itu menutup sesi itu.
Setelah sesi tea/coffee break, para peserta mempersiapkan diri untuk Jalan Salib. Para peserta dibagi menjadi 4 kelompok dan 2 rute Jalan salib. Kelompok pertama dan ketiga, memulai Jalan Salib dari Biara SS.CC, menyusuri jalan dan berakhir di Goa Maria. Sedangkan kelompok kedua dan keempat, memulai Jalan Salib dari gudang, menyusuri jalan dan berakhir di Goa Maria.
Misa Perutusan dan Penerimaan Salib Misi ini, bersamaan dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Misa konselebran, yaitu RP. Bonnie Payong, SS.CC, RP Aroendati Gaga, SS.CC, dan RP. Sergius Rusdi Santosa, SS.CC. Dengan penuh semangat, para calon fasilitator menerima Salib Misi, dan mereka siap untuk diutus untuk mewartakan Kristus ke tengah-tengah masyarakat.
Ramah tamah dan pentas seni dari para fasilitator AsIPA angkatan ke 2, dan para animator, menutup seluruh rangkaian acara Perutusan dan Penerimaan Salib Misi, AsIPA angkatan kedua, Paroki St Damian.
Dihubungi BerkatNews.com, Pastor Kepala Paroki St. Damian, RP. Aroendati memiliki kesan tersendiri: “Fasilitator angkatan 2 ini penuh persaudaraan, kompak dan setia mengikuti lokakarya Asipa dengan baik. Yang perlu dikembangkan lebih lanjut adalah ability untuk tampil sebagai Leader. Harapan saya, mereka diutus ketengah KBG. Jadilah saksi sukacita Injil (Luk.23:35-43).“
Sementara itu salah seorang animator, Sdr. Alfons memberikan komentar terkait proses yang telah dilalui: “Syukur Kepada Tuhan Yesus atas kasih dan cinta-Nya rangkaian acara penerimaan Salib Misi berjalan lancar. Saya salut dengan team Animator dan para Fasilitator 1 dan 2 yang begitu antusias dan tidak pernah lelah bersama-sama sampai akhir acara ramah tamah. Bila membandingkan degnan tahun lalu, acara tahun ini sungguh luar biasa. Semua fasilitator angkatan 2 beserta keluarga dan tamu undangan menikmati acara demi acara sampai selesai“.
Koordinator Team Pemberdayaan AsIPA St. Damian, Bpk. Julius Jonni atau biasa dipanggil Pak JJ mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat selama proses pemberdayaan, “Terima kasih atas segala dukungan dan doanya… Fasilitator AsIPA Angkatan 2 telah melaksanakan rangkaian acara dg baik sampai dengan puncaknya menerima Berkat Perutusan dan Penerimaan Salib Misi pd Minggu, 20 November 2016: Misa Hari Raya Tuhan Yesus Raja Semesta Alam. Dengan segala kerendahan hati… Kami juga mohon maaf apabila ada ketidaknyamanan selama kurang lebih delapan bulan proses Lokakarya AsIPA Di Aula St. Damian, Bengkong dan Di Stasi St. Yosep, Kabil“. Pak JJ juga memohon doa untuk para fasilitator : “Mohon doa agar kami selalu setia melaksanakan berkat perutusan ditengah-tengah umat untuk keselamatan jiwa-jiwa umat dan terlebih untuk Kemuliaan Tuhan“.
Profisiat untuk para fasilitaor AsIPA angkatan kedua Paroki Santo Damian Bengkong. Selamat Bermisi…!!!
Foto Dok.
Editor : costmust/BerkatNews.com