Perjumpaan dengan Yesus hendaknya membuat hidup umat kristiani berubah, tidak seperti yang dulu, yang disimbolkan dengan ‘kembali melalui jalan lain’.
Toboali, Berkatnews.com– Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) se-Kabupaten Bangka Selatan (Basel) merayakan Natal Oikumene bertempat di halaman Gereja Katolik Stella Maris Toboali, Jumat (6/1/2023).
Perayaan Natal Oikumene yang diawali Ibadah bersama tersebut dihadiri Uskup Pangkalpinang, Mgr. Prof. Adrianus Sunarko, OFM.
Hadir sebagai pembicara, Uskup Adrianus menyampaikan, perayaan Natal yang dirayakan setiap tahun oleh umat Kristiani, tidak hanya melulu tentang kisah sukacita karena merayakan kelahiran Yesus, tapi juga ada cerita sedih di malam Natal waktu itu, karena orang kurang waspada sehingga Tuhan datang tidak ada tempat untuk menginap.
“Natal adalah kabar sukacita. Namun di balik sukacita natal, ada juga cerita kesedihan di dalamnya yaitu penolakan kehadiran Maria dan Yusup untuk menumpang menginap untuk proses persalinan Yesus,” kata Profesor Bidang Ilmu Teologi pada Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta tersebut.
Menurut Uskup Adrianus, perjumpaan dengan Yesus hendaknya membuat hidup umat kristiani berubah, tidak seperti yang dulu, yang disimbolkan dengan ‘kembali melalui jalan lain’.
“Kita mesti bersiap jika Tuhan datang karena kerap kali Tuhan datang dalam hal-hal yang tidak kita duga. Bisa jadi dalam diri orang miskin, papa, terpinggirkan, dan orang yang dipenjara. Hendaknya kita belajar dari tiga Orang Majus yang berani memilih jalan lain. Konteks jalan lain tersebut adalah meninggalkan cara-cara lama di masa lampau dan beralih ke jalan lain, jalan baik yang ditentukan Tuhan,” ujar Bapa Uskup.
Ketua BKAG Bangka Selatan, Pendeta Theofilus Maryanto,S.Th dalam sambutannya menjelaskan sekilas tentang perayaan Natal BKAG ini.
“Natal BKAG adalah wujud kebersamaan antar gereja-gereja se-Bangka Selatan, dalam mempererat tali persaudaraan.
Tema dan sub tema Natal tahun ini menekankan perlunya setiap umat Tuhan bersedia hidup dalam pembaharuan hati, kesiapan untuk melakukan Firman Tuhan dan ikut menciptakan perdamaian dan kerukunan antar sesama dan umat beragama,” tandas Pendeta Theofilus.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Natal Oikumene, Petrus Marbun melaporkan salah satu tujuan perayaan Natal ini yakni mempererat hubungan kasih kepada sesama / solidaritas antar umat Kristen di dalam gereja lokal maupun antar gereja.
Petrus menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam hal materiil maupun non materiil demi suksesnya perayaan Natal Oikumene tahun ini.
“Perayaan natal ini tidak akan terjadi dengan baik tanpa adanya dukungan dan kerja sama yang baik antar semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu diantaranya pihak keamanan, logistik dan masih banyak lagi. Saya juga memohon maaf apabila dalam proses persiapan hingga perayaan natal ini, banyak kekurangan dan terdapat kesalahan yang tidak berkenan di hati bapak/ibu/saudara sekalian,” pungkas dia.