Tanjungpandan, BerkatNews.com— Menjadi biasa ketika penerimaan komuni pertama di sebuah Gereja Paroki, diadakan bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Sedangkan Perayaan Komuni Pertama di Gereja Paroki Regina Pacis ini memiliki dua hal yang boleh disebut tidak biasa terjadi. Mengapa? Ternyata ada 2 hal yang menyebabkan itu menjadi tidak biasanya.
Hal pertama yang terhitung tidak biasa, adalah komuni pertama di Paroki Regina Pacis itu diadakan bertepatan dengan Hari Raya Maria Terangkat ke Surga. Minggu 14 Agustus 2022. Semestinya terjadi pada Minggu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Hal kedua, penerimaan komuni peratama ini menjadi begitu unik. Pasalnya dalam perayaan ekaristi komuni pertama ini, koornya dibawakan oleh Anak-Anak Remaja. “Koor Areka sebagai persembahan kakak-kakak untuk adik-adiknya,” begitulah komentar seorang umat yang tidak mau disebut namanya. Perayaan itu pun berjalan unik
Tiga belas anak yang menerima komuni pertama itu, ternyata menjalani pembinaan persiapan sejak bulan Mei sampai Juli, selama 14 kali pertemuan.
“Persiapan dimulai sejak pertengahan bulan Mei sampai dengan bulan Juli. Persiapan dan pembelajaran diakhiri dengan rekoleksi peserta dan orangtua pada hari yang dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Agustus,” ujar pemimbing, Sr Ancilla, FCh melalui pesannya di WhatsApp, Senin 15 Agustus 2022.
Rekoleksi ini dipandu oleh Frater Agustinus dan Sr.M.Ancilla,FCh. Kemudian dilanjutkan pengakuan dosa dan gladi pada hari Senin, 8 Agustus sore.
Suster yang juga Kepala SMP Regina Pacis ini, merasa bersyukur karena semua proses pendampingan pra komuni pertama, berjalan lancar. “Ketika ada peserta yang tidak hadir karena sakit, kami ulangi bahannya pada minggu berikutnya,” tutur Sr Ancilla.
Dalam persiapan itu, Sr Ancilla mengajarkan hal-hal berkaitan perayaan Ekaristi dan bagian-bagiannya, tatacara pengakuan dosa dan materi lainnya.
Dalam kotbah, Romo Parokus, RD Fransiskus Paskalis Maing berpesan agar bisa belajar dari Bunda Maria. “Pada Hari Raya Maria Diangkat ke Surga ini, belajarlah pada Bunda Maria yang menjadi Bunda Sakramen Mahakudus,” kata Romo Frangki dari mimbar sabda.
“Selama hidupnya, Maria tidak pernah berpisah dari Yesus,” kata Romo yang pernah menjadi guru di SMA St Yosef Pangkalpinang ini.
Agar anak-anak itu pun semakin bersahabat dengan Yesus, Romo mengajak mereka untuk lebih aktif dalam hidup menggereja. Romo Frangki berharap agar anak-anak yang mmenerima komuni pertama itu harus bisa terlibat dalam misdinar dan kegiatan areka lainnya.
“Harapan untuk orangtua agar orangtua tetap menjaga dan membimbing iman anak-anak dalam kehidupan ini,” pungkas Romo Frangki. (sfn)
Kontributor : Eugenia