Home BERITA Bapa Uskup, Mgr. Sunarko Mentahbiskan dan Meresmikan Gereja Katolik yang Baru di Pulau Mengkait

Bapa Uskup, Mgr. Sunarko Mentahbiskan dan Meresmikan Gereja Katolik yang Baru di Pulau Mengkait

by Alfons Liwun

Tarempa—Siantan—Berkatnews.com Para penjemput rombongan Bapa Uskup, Keuskupan Pangkalpinang menunggu di Letung, tidak seperti dulu-dulu yang harus menunggu di Matak. Kepulauan Anambas, telah berubah. Jalur penerbangan tidak lagi menumpang PT. Canoco tetapi sudah dimiliki sendiri pemerintah Kabupaten Anambas. Penerbangan dari Batam atau Tanjungpinang langsung ke Letung.

Dari Letung, rombongan Bapa Uskup, Mgr. Adrianus Sunarko ofm dijemput dengan speadboat menuju Tarempa. Speadboat menempuh perjalanan selama tiga jam.. Tarempa merupakan pusat Kota Kabupaten Kepulauan Anambas. Di Tarempa juga pusat Paroki Stella Maris, Bintang Laut. Paroki yang dikepalai oleh RD. Sesar Liwun dan pastor rekan RD. Yopi Sogen.

Paroki Stella Maris Tarempa Kepulauan Anambas, meliputi, pusat paroki di Tarempa, wilayah Air Sena, wilayah Letung, dan wilayah Mengkait. Rombongan Bapa Uskup berkunjung ke Paroki ini dalam rangka pentahbisan dan peresmian Gereja Katolik Wilayah Santa Maria Karunia Bhakti Mengkait.

Pulau Mengkait, sebuah pulau kecil berada di Laut Cina Selatan. Pulau Mengkait dikeliling pulau-pulau kecil lainnya. Di depan pulau Mengkait, ada sebuah pulau yang lebih besar namanya Pulau Temiang. Walau Temiang merupakan pulau besar dan memiliki sumber mata air, namun pulau ini tak memiliki penghuni. Entah benar atau tidak, orang Mengkait menyebut pulau ini tidak layak dihuni. Orang Mengkait meyakini bahwa Mengkait, walaupun kecil tetapi tepat dihuni. Katanya lebih aman. Hemat saya, soal aman mungkin tidak. Karena ketika pada musim tertentu, tatkala ombak besar, pulau ini sesering mungkin terjadi abrasi tepi pantai. Akibatnya, luas pulau ini bisa berubah setiap tahun.

Aman bagi Orang Mengkait karena bagi mereka β€œMengkait” memiliki makna tersendiri bagi mereka. Orang Mengkait meyakini bahwa nenek moyang mereka, ketika mengembara mencari kehidupan di laut, terkait di pulau ini oleh sebuah batu besar di dasar pulau Mengkait. Saking terkait begitu kuat dan merekat, tidak bisa lagi untuk berpindah-pindah. Mereka berkembang menjadi suatu masyarakat dengan khas sebagai orang Mengkait.

Pulau Mengkait, di Laut Cina Selatan (sceenshoot dari google)

Kekhasan mereka ialah sebagai nelayan, pencari ikan dan pemelihara ikan. Tidak hanya ikan, mereka pun menangkap dan mengambil berbagai jenis kerang, siput, loabster, teripang, dan lain-lain. Kekhasan mereka tidak hanya pada matapencaharian, juga nampak dari dialek bahasa yang walaupun terdengar maksud yang sama.

Walaupun pulau Mengkait akibat abrasi air laut yang semakin kecil, penduduk di pulau kecil itu semakin tahun semakin bertambah. Lebih kurang 700 orang sebagai penghuni di pulau kecil ini. Penduduk yang cukup padat ini, didukung juga dengan cukup padat juga bangunan rumah.

Fasilitas umum di pulau ini lumayan bagus. Ada Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan SMP Negeri Mengkait. Ada sebuah lapangan bola laki di tengah pulau ini menjadi tempat olahraga sekaligus tempat diadakan acara hiburan musik. Ada dua bangun rumah ibadah, Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan.

Latarbelakang gereja Katolik Mengkait (foto:erickliwun)

Transportasi keluar dari pulau ini, masyarakat hanya mengandalkan perahu nelayan kecil dan satu atau dua kapal besar, yang memuat ikan dari tangkapan masyarakat untuk dijual keluar ke Tarempa, Air Sena, Tanjungpinang, dll. Kehidupan sehari-hari, pasokan sembako disediakan di beberapa toko terdekat, jika stock barangnya habis akan pergi ke Tarempa dan berbelanja di sana.

Pulau Mengkait tidak seperti dulu lagi. Kini semakin ramai penduduk. Apalagi sudah didukung dengan fasilitas pendidikan berupa dua gedung sekolah, SD dan SMP. Sehingga anak-anak lulusan SDN Mengkait, tidak repot lagi untuk melanjutkan pendidikan menengah di Tarempa. Cukup melanjutkan SMA atau sederajatnya di Tarempa ataupun di Tanjungpinang ataupun di Batam.

Rombongan Bapa Uskup ke Mengkait

Bapa Uskup sudah tiba di Pusat Paroki, Tarempa tanggal 29 April 2022 bersama rombongan donatur baik dari Batam maupun dari Jakarta. Rombongan diterima dengan silat Melayu dan Tarian Bajawa Flores di depan gerbang masuk Gereja Paroki Stella Maris Tarempa. Menginap di Tarempa dan pagi ini (30/4) menuju Air Sena. Di sana rombongan akan meninjau kompleks Gereja Katolik Santa Martha Air Sena. Kebetulan Gereja Katolik Air Sena pun sedang dalam persiapan pembangunan. Umat Katolik Air Sena sudah beberapa bulan ini, sejak tahun 2021 bahu membahu menyiapkan barang-barang material untuk pembangunan Gereja Katolik yang baru.

Rombongan Mgr. Sunarko ofm diterima umat Katolik Tarempa 29 April 2022 (foto:sceenshootvideo Edy Chandra)

Kunjungan Bapa Uskup, Mgr. Sunarko bersama rombongan akan diterima oleh umat Air Sena. Dihimpun informasi dari Group WA Wilayah Air Sena, RD. Sesar menyampaikan bahwa Bapa Uskup dan rombongan tamu akan ke Air Sena. Melihat Gereja dan berjumpa dengan umat. Selain itu, Pastor Paroki Stella Maris Tarempa menyampaikan bahwa rombongan Bapa Uskup akan meninjau tempat pembudidayaan ikan di kelong-kelong masyarakat Air Sena. Dan rombongan akan melanjutkan rekreasi di Pulau Temawan. Informasi kunjungan rombongan Bapa Uskup ke Air Sena, dibenarkan oleh tulisan Fransiskus Xaverius Celly, salah seorang umat Air Sena di group WA yang sama.

Bahkan Pak Andy, mantan katekis yang pernah bertugas di Kepulauan Anambas pun menyusul ke sana dan melanjutkan perjalanannya mengikuti rombongan Bapa Uskup ke Pulau Temawan dengan diantar oleh umat dari Air Sena. Dari Pulau Temawan rombongan Bapa Uskup akan melanjutkannya ke Pulau Mengkait, untuk mentahbiskan dan meresmikan Gereja Katolik Santa Maria Karunia Bhakti Mengkait pada Minggu, 1 Mei 2022.

Latarbelakang Gereja Mengkait, Rombongan Murid Yesus di Danau Galilea

Gereja Katolik Santa Maria Karunia Bhakti Mengkait, sudah siap untuk ditahbiskan dan diresmikan oleh Bapa Uskup Mgr. Adrianus Sunarko ofm pada 1 Mei 2022. Gereja Katolik dengan penampilan khas orang Mengkait, dengan simbol-simbol Perahu Petrus di Danau Galilea memberikan makna tersendiri bagi umat Katolik Mengkait yang rata-rata bermatapencaharian nelayan.

Erick Liwun, pelukis latarbelakang altar Gereja Katolik Mengkait (foto:erickliwun)

Altar Gereja Katolik Mengkait, berbentuk Perahu Petrus akan ditahbiskan dan didedikasikan sebagai tempat konsekrasi tubuh dan darah Kristus. Latarbelakang altar yang digambarkan oleh Erick Liwun dengan lukisan Petrus, Yohanes, dan Andreas, rasul pertama Yesus yang ada di Danau Galilea dengan sedikit modifikasi yang sesuai dengan situasi alam Mengkait, menambah keceriahan suasana menjadi semarak Gereja Katolik Mengkait.

Hadirnya Gereja Katolik Mengkait yang baru tentu membawa semangat baru bagi umat Mengkait. Suasana dalam Gereja Katolik tentu menjadi nilai tersendiri bagi kehidupan fisik dan rohani umat disana. Spiritualitas kemuridan dan hamba Allah yang memberikan motivasi bagi kehidupan umat Katolik Mengkait, tentu menjadi terang dan garam bagi masyarakat setempat. Proficiat untuk umat Katolik Mengkait, terima kasih untuk Bapa Uskup dan rombongannya serta para donatur yang selama ini telah solider dan peduli bagi umat Katolik Mengkait. ***al***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.