Home Episkopal Rekoleksi Calon Fasilitator AsIPA St. Damian: “Gereja Partisipatif yang Berpusat pada Kristus, melalui Spirit Communion, agar Sanggup Menjalani Perutusan Mewartakan Kerajaan Allah”

Rekoleksi Calon Fasilitator AsIPA St. Damian: “Gereja Partisipatif yang Berpusat pada Kristus, melalui Spirit Communion, agar Sanggup Menjalani Perutusan Mewartakan Kerajaan Allah”

by admin
Oleh L V Evy Puspitosari (Fasilitator AsIPA St. Damian)

Oleh L V Evy Puspitosari (Fasilitator AsIPA St. Damian)

Bengkong-BerkatNews.com (19/11/2016 12.00 WIB). Perutusan dan penerimaan Salib Misi bagi peserta lokakarya AsIPA angkatan ke-2 Paroki Santo Damian Batam rencananya akan dilaksanakan pada hari Minggu, 20 November 2016 ini. Rangkaian kegiatan dimulai dengan Prosesi Ibadat Tobat dan Sakramen Tobat yang sudah dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2016 yang lalu dan kemarin (18/11/2016) dilaksanakan rekoleksi dengan Romo Vikep Kepri, RD. Frans Mukin sebagai narasumbernya.

Dihadiri oleh hampir semua calon fasilitator, fasilitator angkatan pertama dan beberpa tamu fasilitator dari Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, acara diawali dengan Sharing Injil 7 langkah pada pukul 19:00 WIB. Rekoleksi ini mengambil tema “Gereja Partisipatif yang berpusat pada Kristus, melalui spirit communion, agar sanggup menjalani perutusan mewartakan Kerajaan Allah”.

RD Frans kembali menekankan identitas umat Allah Keuskupan Pangkalpinang, yaitu visi, misi dan spiritualitas. Spiritualitas kemuridan dan hamba Allah merupakan “modal rohani” yang harus dimiliki oleh warga Gereja Keuskupan Pangkalpinang, untuk mencapai visi Keuskupan Pangkalpinang, yaitu terwujudnya Gereja Partisipatif yang dijiwai oleh Tritunggal Mahakudus. Untuk mencapai visi ini, disepakati dengan sebuah cara yang ditetapkan sebagai misi. Metode yang ditetapkan adalah dengan membangun dan menghidupkan KBG disetiap Paroki yang ada di Keuskupan Pangkalpinang ini.

“Visi adalah sebuah impian, dan untuk mewujudkan suatu impian bukanlah sesuatu yang mudah. Dibutuhkan  kerja keras, rela mengorbankan kepentingan diri, membutuhkan kesungguhan dan komitmen”, demikian RD Frans Mukin menambahkan.

RD Frans Mukin juga menyampaikan bahwa Gereja Partisipatif bertentangan dengan ambisi kepentingan diri sendiri. Bertolak belakang dengan hasrat mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dalam Gereja Partisipatif, setiap orang memiliki kesempatan untuk berperan dalam pelayanan demi kepentingan bersama. Apapun yang baik dan dimiliki di dalam diri, bisa disumbangkan untuk kebaikan bersama tanpa memilih-milih.

RD Frans juga merasa optimis, bahwa Gereja Partisipatif bisa bertumbuh dalam lahan yang disebut KBG. Spirit dan habit pastoralis dimulai dari KBG-KBG. KBG-KBG yang tersebar dalam setiap Paroki merupakan sebuah sekolah, di mana semua umat beriman berpeluang mempelajari dan mempraktekkan Spirit Partisipasif.

Menurut RD Frans, Lokakarya AsIPA membantu umat lebih memahami tentang Gereja Partisipatif. Untuk membekali umat mencapai impian. Siapapun boleh belajar AsIPA, agar mampu memberi kontribusi untuk mengembangkan Gereja Partisipatif dalam KBG-KBG melalui peranan-peranan yang diberikan padanya. Lokakarya AsIPA bukan hanya untuk Fasilitator. AsIPA mengajak umat untuk terus hidup dalam roh. Karena jika umat masih hidup dalam daging, impian itu masih sangat jauh, tinggi, dan jauh dari jangkauan.

AsIPA membekali seseorang dengan spiritualitas kemuridan. Siapapun yang telah belajar AsIPA, seharusnya menjadi contoh yang baik dalam berkomunitas. Karena AsIPA tidak untuk dibanggakan, tetapi untuk membangun spirit partisipatif. Salib Misi dan sertifikat hanya sebuah chasing, bungkus luar, yang penting adalah dalam kehidupan seorang yang sudah belajar AsIPA, memancarkan atau mencerminkan ajaran Kristus.

Di akhir sesi ini, RD Frans Mukin meberikan sebuah permenungan, untuk mengambil suatu pelajaran dari cerita sekelompok angsa yang bermigrasi ke belahan bumi lain untuk menghindari musim dingin. Rombongan angsa itu terbang membentuk formasi “V”. Fakta pertama, kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa di belakangnya. Angsa di belakangnya tidak perlu bersusah payah menembus “airwall” di depannya, sehingga seluruh kawanan bisa menempuh jarak 71% lebih jauh dari pada terbang sendiri. Pelajaran pertama, jika arah dan tujuan kita sama, dan kita mau berbagi dalam komunitas, maka pencapaian tujuan bisa lebih cepat dan lebih mudah jika anggota komunitas itu saling mendorong dan saling mendukung satu sama lain. Fakta kedua, jika ada angsa yang keluar dari formasi, ia akan merasa berat dan sulit terbang sendirian. Dengan cepat dia kembali ke formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa didepannya. Pelajaran kedua, kerja dalam tim, lebih mudah daripada kerja sendirian, dan itu bisa terjadi jika umat beriman membuka diri untuk menerima dan memberi bantuan dari dan kepada umat lain. Fakta ketiga, ketika pemimpin yang terbang di depan merasa lelah, ia akan terbang memutar ke belakang formasi dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya. Pelajaran ketiga, semua orang memiliki potensi atau talenta. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, ketrampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yang unik, serta talenta lainnya. Fakta keempat, Angsa terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang di depan, sehingga kecepatan terbang bisa stabil dan terjaga. Pelajaran keempat, umat beriman harus memastikan, bahwa ucapannya memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua anggota komunitas akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai bisa maksimal. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan yang diharapkan oleh semua anggota KBG. Fakta kelima, ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau tertembak jatuh, dua angsa lain akan keluar dari formasi dan mengikuti terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka berusaha mendorongnya agar dapat terbang lagi dengan membentuk formasi baru untuk mengejar rombongan mereka. Pelajaran kelima, jika ada umat di KBG yang sedang dalam kesulitan, anggota KBG yang lain bisa membantu dan berusaha mendorong untuk bisa bangkit lagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 WIB ketika renungan tentang rombongan angsa tersebut menutup rekoleksi yang diadakan di aula Paroki Santo Damian tersebut. Setelah beberapa pengumuman dan pertanyaan refleksi para peserta rekoleksi mengendapkan materi di rumah masing-masing dan menyiapkan diri untuk Adorasi pada Sakramen Mahakudus yang direncanakan dilaksanakan sore ini pukul 18:00 WIB.***

Foto Dok.

whatsapp-image-2016-11-18-at-10-49-39-pm

whatsapp-image-2016-11-18-at-9-37-32-pm

whatsapp-image-2016-11-18-at-9-38-03-pm


Editor: costmust/BerkatNews.com

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.